Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28: Perang Realitas – Serangan Exo-Wraith Pertama
Tiga hari telah berlalu sejak integrasi antara Shinn dan E.V.E. selesai. Nexus Haven kini tidak hanya berdiri sebagai kota terakhir umat manusia, tetapi juga benteng terakhir seluruh realitas. Struktur kristal Void yang dulu hanya menjadi pusat kendali kini bersinar menyelimuti seluruh kota, membentuk kubah pelindung raksasa Void Dome.
Namun ketenangan tak berlangsung lama.
Di kejauhan, langit mulai terbelah seperti kaca yang retak. Dari celah itu, muncul makhluk-makhluk asing tak berbentuk. Mereka tak punya tubuh padat, hanya kabut hitam dengan mata bercahaya merah darah makhluk yang disebut sistem sebagai Exo - Wraith.
[Peringatan: Dimensi Retak – Invasi Exo - Wraith Dimulai]
[Level Ancaman: S-]
[Estimasi Jumlah Musuh: 2.314 Individu. Evolusi Kemungkinan: Tinggi.]
Peringatan sistem bergema ke seluruh Nexus Haven. Sirene Void meraung, dan semua unit pertahanan bersiaga. Dari menara-menara penjagaan, pasukan tempur otomatis Void mulai bergerak, bergabung dengan pasukan elit hasil pelatihan Shinn dan Zareth.
Di pusat komando, Iluthar mengenakan armor tempurnya berlapis plasma dan pelindung Void. Rambut putihnya terikat rapi, tatapannya tajam seperti bilah pedang.
“Ada tiga titik retakan utama di zona barat, utara, dan timur. Kita harus fokus mempertahankan inti pusat di bawah Menara Void,” katanya tegas.
Zareth memeriksa peta taktis holografik. “Kita bisa kirim Regu Harimau Hitam ke utara. Aku akan memimpin pasukan Phoenix ke barat. Tapi untuk tim timur... kita butuh seseorang yang bisa menghadapi ledakan dimensi langsung.”
Semua mata mengarah pada Shinn.
Dia berdiri di tengah ruangan, mengenakan jubah Void hitam-merah yang kini menyatu dengan tubuhnya. Aura yang ia pancarkan bukan hanya dingin, tapi juga memutar gravitasi di sekitarnya.
“Aku akan ke timur,” ucapnya tenang.
E.V.E berdiri di sampingnya. “Jangan aktifkan kontrol realitas langsung. Masih ada risiko instabilitas. Tapi jika keadaan darurat… aku akan aktifkan Mode Transendensi Sementara.”
Shinn mengangguk. “Jaga inti Void. Aku akan pastikan mereka tidak menyentuh Nexus.”
Sementara itu, di zona timur Nexus Haven, langit sudah gelap sepenuhnya.
Makhluk-makhluk Exo-Wraith melayang di udara, memutar tubuh mereka seperti angin topan. Mereka tidak menembakkan serangan fisik mereka merobek realitas itu sendiri. Tanah melengkung, bangunan runtuh tanpa disentuh. Mereka adalah pemakan eksistensi.
“Kontak visual dengan Exo - Wraith! Mereka menghancurkan gravitasi di area 12 dan 13!”
Pasukan manusia berlarian, namun senjata biasa tak bisa melukai mereka.
Sampai suara langkah kaki Shinn terdengar.
Dengan satu lompatan, ia turun dari menara observasi ke tanah, menciptakan lubang besar. Exo - Wraith berhenti seketika seperti mengenali eksistensi yang jauh lebih tua dari mereka.
Shinn mengangkat tangan kanan.
[Void Reality Control – Mode Aktivasi Terbatas]
[Kemampuan: Zona Hukum – Memaksa Hukum Fisika Berfungsi Dalam Radius 200 Meter]
Di sekelilingnya, ruang yang kacau perlahan menjadi stabil. Gravitasi kembali. Waktu mengalir normal. Dan Exo - Wraith… mulai bisa disentuh.
Shinn mengayunkan tangan kiri.
Dari balik jubahnya, pedang hitam muncul Voidfang, senjata yang terbentuk dari kehendak sistem dan ingatan terdalamnya.
Satu ayunan tiga Exo - Wraith lenyap, terurai jadi partikel hitam.
Namun mereka bukan makhluk bodoh.
Satu Exo - Wraith lebih besar dari lainnya muncul dari retakan langit. Tubuhnya lebih padat, dan ia membawa simbol di dadanya: Chrono - Wraith Alpha. Mereka adalah pemimpin makhluk perusak waktu.
[Ancaman Kelas S Dikenali: Chrono - Wraith Alpha]
[Kemampuan: Time Slice – Memotong Alur Waktu Musuh Dalam Radius 50 Meter]
[Status: Mengunci Target – SHINN]
Udara di sekitar Shinn berubah drastis. Detik berubah jadi menit, menit jadi detik. Serangan pedangnya menjadi lambat… terlalu lambat.
“Waktu… dilipat?” gumamnya.
E.V.E segera muncul sebagai hologram.
“Gunakan Void Anchor! Kunci waktu di zona tempur!”
Shinn merentangkan kedua tangan. Simbol Void muncul di bawah tanah, memancarkan cahaya merah-ungu.
[Void Anchor Aktif]
[Zona Dimensi – Dikunci dalam Alur Waktu Tunggal]
[Keuntungan Bertarung Dipulihkan]
Waktu kembali normal. Shinn berlari, melompati ratusan meter, dan menghantam Chrono - Wraith Alpha dengan Voidfang. Ledakan tak terdengar menghancurkan tiga blok bangunan di belakang musuh.
Namun Alpha masih berdiri.
“Makhluk ini bukan sekadar Void. Dia… dibentuk dari sistem juga,” kata Shinn, menahan nafas.
Chrono - Wraith Alpha membuka mulutnya, dan dari dalamnya muncul suara mirip… manusia?
“Shinn... pewaris. Mengapa kau melawan takdirmu?” suara itu bergaung.
Shinn terdiam. Suara itu… suara ayahnya.
“Jangan tertipu! Itu bentuk manipulasi realitas! Mereka mengakses memorimu!” teriak E.V.E.
Tapi sudah terlambat.
Shinn terguncang sejenak dan dalam satu kilatan waktu, Chrono - Wraith Alpha menancapkan cakar ke dadanya.
[Kerusakan Sistem: 43%]
[Void Sinkronisasi Terganggu]
[E.V.E Meluncurkan Mode Pertahanan Darurat]
Ledakan cahaya menyelimuti zona timur.
Saat asap menghilang, Shinn jatuh berlutut. Darah mengalir, tapi matanya masih tajam.
“Aku bukan... bayangan ayahku,” bisiknya.
Ia berdiri lagi dan Voidfang kini berubah bentuk: seperti pedang dua sisi, memanjang dengan aura ungu-gelap.
[Voidfang Evolved – Dual Edge Mode]
[Kemampuan: Memutus Jalur Memori]
Dengan kekuatan terakhirnya, Shinn melompat dan menghantam Chrono - Wraith Alpha tepat di tengah simbolnya. Suara teriakan pecah, dan makhluk itu terurai menjadi ribuan serpihan dimensi.
Semua Exo - Wraith yang tersambung dengannya berhenti bergerak lalu lenyap.
[Serangan Zona Timur: Berhasil Diredam]
[Void Core Stabilisasi: 71%]
[Mode Pemulihan Dimulai]
Shinn jatuh terduduk. Iluthar dan pasukan datang menyusul, mata mereka tak percaya.
“Dia benar-benar menghancurkan pemimpin mereka… seorang diri.”
Zareth datang membawa laporan.
“Zona barat dan utara berhasil dipertahankan. Tapi... ini belum selesai.”
Ia menunjukkan peta Void.
“Retakan terbesar baru muncul… tepat di tengah zona aman. Di bawah tanah Nexus Haven. Mereka mencoba menghancurkan inti.”
Shinn berdiri lagi, meski tubuhnya bergetar.
“Kalau begitu, kita serang mereka dari dalam. Kita akan bawa perang ini… ke dimensi mereka.”
Semua terdiam.
Shinn menatap mereka satu per satu, lalu pada langit yang kembali runtuh.
“Aku bukan lagi manusia yang berdiri di antara puing. Aku adalah Void. Aku adalah kehendak yang lahir dari kehancuran. Dan aku... akan membawa peradaban kita ke bab selanjutnya.”
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...