hay gays. ini adalah kelanjutan dari cerita pengasuh bayi CEO. jadi sebelum kalian mampir ke sini, alangkah lebih baik nya mampir di karya sebelum nya dulu, agar kalian gak bingung dengan alur cerita nya.
..
mau tau kelanjutannya, yuk mampir..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesedihan mendalam.
Kini tubuh sang istri sudah di pindah kan ke dalam kamar rawat inap nya, Erlan terus menatap sang istri yang saat ini masih belum membuka mata nya.
Entah apa yang harus dia lakukan ketika istri nya nanti bangun.
di satu sisi dia benar benar kecewa pada istri nya, tapi di sisi lain istri nya pasti juga sangat terpukul atas kepergian ibu dan anak nya.
Air mata pun kembali menetes, membasahi pipi pria itu.
Kenapa takdir seperti mempermainkan hidup nya, kenapa hidup nya tidak pernah merasa yang namanya kebahagiaan.
ceklet
Pintu terbuka, dan masuklah Erik,Mila dan Eren.
Ke tiga orang itu mendekati Erlan,dan duduk di sebelah pria itu.
" kakak,"lirih Mila.
Gadis itu langsung memeluk tubuh kakak nya, dan menumpahkan segala kesedihan di dada pria itu.
Erlan lagi lagi menitihkan air mata nya, hati nya benar benar hancur saat ini.
" kakak, aku tau bagaimana perasaan mu saat ini, tapi percaya lah ini adalah ujian yang harus kah lewati, karena setelah ini ada kebahagiaan yang menanti mu di depan,"ucap Mila.
Erlan tak mengatakan apapun, air mata nya terus jatuh tanpa berhenti.
Eren dan Erik juga ikut memeluk tubuh pria itu, memberikan nya kekuatan.
tanpa mereka sadari, di Balik pintu, seorang wanita yang kini sudah terlihat tua menitihkan air mata nya.
Wanita itu juga rasa nya tak sanggup melihat kesedihan putra tercintanya.
Sebuah tangan memegang pundak nya, wanita itu menoleh dan langsung memeluk tubuh pria tua yang ada di hadapan nya juga.
" mas, aku benar benar tidak sanggup melihat kesedihan Erlan,"lirih nya.
" kenapa hidup nya selalu saja di permainan oleh sang pencinta.
emil mengelus lembut punggung istri nya, memberikan ketenangan pada wanita yang sudah menjaga anak anak nya bahkan melahirkan anak anak nya..
" aku juga tidak bisa berkata apapun sayang, aku juga merasa iba dengan keadaan nya,"lirih Emil.
" aku tidak tau apa yang selanjutnya terjadi pada mereka,"
Pria tua itu ikut menitihkan air mata nya juga, melihat putra nya yang terus saja menderita membuat nya benar benar sedih.
" ibu,"lirih Tiara.
Mira menoleh dan menatap menantunya, Mira merentangkan kedua tangannya, meminta sang menantu untuk masuk ke dalam pelukan nya juga.
Tiara berlari dan memeluk tubuh ibu mertua dan ayah mertua nya.
" yang sabar yah nak,"lirih Mira.
Tiara mengangguk " bagaimana dengan elin ibu, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada nya ketika sadar nanti,"lirih Tiara.
" apapun yang terjadi,kita harus menguatkan nya, kita harus berada di sisi nya, memberikan ketenangan dan kekuatan agar dia baik baik saja,"ucap Mira.
" benar yang di katakan ibu mu nak, kita jangan terlihat lemah di hadapan nya, kita harus menjadi kekuatan untuk nya,"ucap Emil.
Tiara mengangguk, "semoga setelah ini, mereka di berikan banyak kebahagiaan,"lirih Tiara.
" Aamiin,"ucap Mira dan Emil.
....
Emil dan Mira pun masuk ke dalam kamar menantu nya, terlihat putra nya masih saja terdiam dan sema sekali tak mau menyentuh Makanan nya.
Sedangkan Mila, gadis itu terus membujuk kakak nya untuk memakan makanan nya walaupun sedikit.
" nak jangan menyiksa diri mu seperti ini. Kau harus makan, karena setelah ini energi mu akan terkuras lebih banyak untuk mendampingi istri mu,"ucap Mira.
Coba lah lebih hati-hati dalam menulis.
Nama orang harus di awali huruf kapital.
Setelah dialog harus diberi jarak, agar huruf dan tanda baca tidak berhimpitan.
Penulis juga harus mau menerima kritikan, bukan melulu soal pujian.
Apa kabar dengan author level rendah tapi tulisannya rapi, tidak pernah dilirik pembaca hanya karena karyanya tidak pernah dipromosikan oleh platform?
Kurangi typo. Lelah, ngantuk, buntu ide? Itu bukan alasan untuk anda membenarkan penulisan yang salah di novel anda Author platinum yang nulis asal up.