BENIH TERTINGGAL Season 2

Maureen yang kehilangan jejak mobil Noel tentu saja panik, tapi saat mengingat resort, Maureen yakin jika Noel membawa Ethan ke tempatnya menginap.

Keluar dari lift, Maureen berjalan tergesa agar segera sampai. Wajahnya sudah terlihat panik saat beberapa kali menekan bel tak kunjung pintu didepanya terbuka.

"Tuan!! tolong buka pintunya!" Maureen berteriak sambil menekan bel pintu tapi tak juga kunjung di buka.

"Tuan Noel!! saya ingin bertemu Ethan!!"

"Tuan," Tubuh Maureen luruh ke bawah menyadari jika kamar Noel kosong, itu berarti Ethan tidak di bawa kesini.

"Ethan kamu di mana, hiks...hiks.." Maureen menangis terisak.

Ethan tidak ada, lalu kemana dirinya harus mencarinya, Maureen hanya bisa menangis, belum bisa memikirkan kemana ia akan pergi mencari Ethan. Hingga beberapa saat merasa lelah, Maureen memilih untuk pulang, tubuhnya terasa lemas.

"Maureen! kamu dari mana?" Cleo yang melihat Maureen berjalan keluar lobby mendekati wanita itu.

"Maureen wajah kamu pucat sekali, di mana Ethan kenapa kamu sendiri?" Beberapa pertanyaan Cleo lontarkan, tidak bisanya keadaan Maureen seperti ini, wajah pucat penampilan berantakan matanya terlihat sembab, Maureen benar-benar kacau.

"Ethan," Gumam Maureen yang kembali meneteskan air mata, rasanya sudah tak karuan pada tubuhnya, tapi ia tidak boleh tumbang sebelum menemukan Ethan.

"Cleo, aku pulang dulu." Katanya dengan suara serak.

"Tapi Maureen, Maureen!" Cleo merangkul tubuh Maureen yang akan jatuh, bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri Maureen sudah tidak sanggup.

"Eghh, tidak apa. Aku baik-baik saja." Maureen mencoba berdiri tegak, bibirnya yang pucat tersenyum paksa.

"Baik-baik apanya, kamu sakit." Cleo tampak begitu cemas.

Maureen tidak mendengarkan ucapan Cleo kakinya tetap melangkah tanpa peduli Cleo yang khawatir.

Maureen menyeret kakinya menuju tempatnya tinggal, tangannya memegangi kepalanya yang terasa berat.

"Ethan, ibu akan menemukan mu." Gumamnya dengan menahan sakit di kepalanya.

Saat akan memasukkan kunci tiba-tiba pintu rumah terbuka, sayup-sayup Mauren mendengar suara anak kecil yang sedang tertawa.

"Ethan." Gumam Maureen dengan bibir bergetar.

Tanganya mendorong handel pintu, langkah kakinya menuju suara yang terdengar dari arah kamar.

"Ayah sudah geli, hahaha..." Ethan tertawa cekikikan saat tangan Noel menggelitik telapak kakinya Ethan.

Tawa renyah Ethan terhenti saat pintu kamar terbuka lebar dan melihat seorang wanita berdiri diambang pintu.

"Ibu!" Teriak Ethan dengan senyum mengembang.

Maureen terseyum dalam tangis, bibirnya bergetar dengan cairan bening membasahi wajahnya.

"E-than Ibu-"

"Maureen!!"

Noel dengan gerakan cepat turun dari ranjang, saat melihat tubuh Maureen yang akan tumbang.

"Ibu!"

"Maureen!"

Dua pria saling berteriak, beruntung Noel bisa menangkap tubuh Laura sebelum kepala wanita itu membentur lantai.

"Ayah ibu kenapa?" Tawa Ethan kini berubah tangis, anak itu menangis melihat Ibunya yang jatuh tak sadarkan diri.

"Maureen, bangun Maureen!" Noel menepuk pipi Maureen pelan, wajah Maureen begitu pucat suhu tubuhnya juga terasa panas.

"Maureen," Gumam Noel khawatir saat menyentuh kening Maureen yang terasa begitu panas.

Noel langsung mengangkat tubuh Maureen, merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Ibu, bangun ibu. Ethan tidak akan nakal ninggalin ibu." Katanya dengan air mata berlinang.

Noel yang mendengar ucapan Ethan tentu saja hatinya tersentil.

"Jaga ibu, ayah panggil dokter dulu m" Noel berdiri dan keluar dari kamar, tangannya merogoh ponsel untuk menghubungi dokter, tapi belum sempat pintu rumah diketuk, membuat Noel mengurungkan niatnya.

Noel berjalan untuk membuka pintu, dan saat terbuka tatapan matanya menajam saat melihat seseorang berdiri didepannya.

"Aku tahu kamu butuh Dokter, jadi jangan halangi aku untuk memeriksa Maureen."

Rafael menatap Noel dengan berani, pria yang bekerja sebagai dokter itu sudah memutuskan jika dirinya akan terus berjuang mendapatkan Maureen meskipun Noel rivalnya.

"Dokter tidak hanya kau, jadi entahlah dari hadapan ku." Noel hendak menutup pintu, namun tangan Rafael mencegahnya.

"Jangan egois, jika Ethan melihat pasti dia akan membenci pria yang egois seperti mu."

"Ayah Rafael, ibu!!" Teriak Ethan yang ternyata melihat Rafael yang datang.

Rafael tersenyum miring, meninggalkan Noel yang mengepalkan keduanya tangannya.

*

*

Kucing dan anjing kek nya???🤣