Bilha, seorang penggemar berat grup idola "Moonlight". Selalu menganggap bahwa menikahi salah satu aggota grup idola tersebut hanyalah khayalan belakang. Namun, kehidupan Bilha berubah drastis ketika ia bertemu dengan Taro, yang merupakan salah satu anggota grup "Moonlight".
Semua berawal dari sebuah pertemuan tak terduga. Bilha bertemu dengan Taro di sebuah acara fans meeting dan tanpa diduga mereka berdua terjebak dalam sebuah situasi yang membuat mereka semakin dekat.
Taro yang terkenal dengan kepribadiannya yang ramah dan hangat, ternyata memiliiki perasaan yang sama dengan Bilha.
Namun, menjalani hubungan dengan seorang idol tidaklah mudah. Bilha harus menghadapi tekanan dari media dan fans yang tidak mennyukainya. Taro juga harus menghadapi konflik antara karirnya sebagai idol dan kehidupan pribadinya dengan Bilha.
Apakah cinta Bilha dan Taro dapat bertahan menghadapi semua tantangan tersebut? Ataukah kehidupan sebagai pasangan idol akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasam Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai menyadari
Di perjalanan pulang Joshua terus berfikir dengan perkataan yang di ucapkan oleh Bilha. Membuat Joshua merasa tidak tenang dan dirina baru menyadari yang di ucapkan oleh Bilha ada benarnya.
Karena umur mereka semakin bertambah, tidak mungkin mereka akan hidup melajang saja. Dan mengurus dirinya yang mempunyai sifat begitu manja dan kekanak-kanakan.
Sudah berapa kali ke enam abangnya dekat dengan wanita, namun tidak satu pun yang di sukai oleh Joshua.
Sesampainya Joshua di rumah, ia langsung masuk ke dalam kamar. Tanpa menghiraukan Taro,Janu, Raymond dan Kevin yang sedang berada di rumahnya.
"Jo..",panggil Taro seketika terhenti karena bahunya di tepuk oleh Janu.
"Jangan di panggil, kayaknya mood ya lagi gak bagus sih Joshua. Jadi biarin aja dia sendiri", ucap Janu dengan lembutnya.
"Emm, oke lah kalau begitu"jawab Taro yang langsung kembali ke ruang TV da di susul oleh Janu.
Di dalam kamar membongkar seisi kamarnya. Dari di dalam lemari, hingga di tempat tempat rahasia sekaligus.
"Dimana ya gua simpen? Kalok kebuang itu gak mungkin, gua masih inget banget tuh gua simpen tapi lupa dimana gua letak", Joshua yang sibuk mencari barang yang ia cari.
"Hah iya, di tas lama gua", Joshua yang langsung mengambil tas jaman sekolahnya dahulu.
"Kan bener ada di sini, ketemu juga akhirnya",Joshua yang memegang sebuah agenda kecil yang begitu lamanya.
Joshua pun membuka isi buku agenda kecil tersebut.
...Impian ku...
...1. Lolos audisi idol dan masuk agensi...
...2. Hapus bisa dance kayak abang Michael,pintar kayak bang Kevin, bisa masak kayak bang Raymond,bisa semua musik kayak bang Luke...
...3. Bisa konser besar sama Moonlight...
...4. Bangun usaha buat mama, dan buat ku...
...5. Buka brand sendiri, dan jadi terkenal....
Joshua pun teringat dengan impian yang ia buat ketika dulu baru datang ke kota. Dirinya melupakan impiannya untuk membangun usaha dan mendirikan brand atas namanya sendiri.
"Gua udah jadi terkenal, tapi gua udah punya banyak uang buat modal usaha sendiri. Jadi gua bakal buka usaha sendiri selain nyanyi",ucap Joshua dengan tekat yang membara.
Joshua pun langsung mengambil pulpen dan menulis di buku agenda kecil yang ia pegang.
...Impian ku di saat ini...
...1. Mandiri, tidak akan merepotkan keenam abang ku lagi....
...2. Kuliah sekaligus belajar untuk membuka usaha sendiri....
...3. Membangun perusahaan atas nama ku sendiri dengan usahaku sendiri....
...4. Membiarkan ke enam abang ku menikah dan membangun kebahagiaan mereka sendiri...
...5. Mencari pasangan yang sejalan dengan impian,tujuan dan keinginan....
"Oke, sekarang yang lakuin harus balikin semua uang yang udah gua pakek di kartu kredit bang Raymond dan bang Luke", Joshua yang langsung mengambil ponselnya.
"Hah, gilak juga ya banyak banget ag gua pakek", kaget Joshua yang melihat tagihan kartu kredit yang harus di bayarnya.
"Udah gapapa, elu harus balikin Joshua. Kan uang yang elu kumpulin selama ini gak pernah elu pakek. Cuma beli rumah ini doang seinget gua", menyadarkan dirinya sendiri karena apa yang tertulis di dalam buku agendanya itu harus dilakukannya.
Di luar TV Raymond yang sedang asik bermain Playstation 4 dengan ketiga adiknya pun berhenti sejenak ketika mendengar suara ponselnya.
Tuing
Tuing
Tuing
Tuing
Tuing
Raymond yang melihat layar ponselnya seketika langsung meninggalkan ke tiga adiknya yang asik bermain dengan wajah yang tampak sedang menahan amarah.
"Bang, mau kemana? Ini mainnyakan belum siap. Bang?" teriak Taro yang tidak di hiraukan oleh Raymond.
Kevin dan Janu yang melihat wajah abangnya tampak sedang marah dan kesal pun seakan-akan mengerti,kalau Raymond tidak mau di ganggu.
"Udah Tar, kita main yang lain aja ya?" ajak Kevin yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Bang Raymond kenapa sih main ninggalin gitu aja? kalok cuma kalah doang,kan bisa main ulang. Gak usah ngambekan gitu segala", ucap Taro yang ikutan kesal dengan Raymond.
Semangat nulis novel nya thor/Heart/
"Coba deh BLA BLA BLA yang terimut itu," sambung bla bla bla
"Hei, kalian semua bla bla bla?"