Istri Tangguh Sang Mafia Kejam

Jack dan Khalisa terbangun, mereka berlari kea rah sumber suara. Mereka mengajak Lion yang sedang beristirahat untuk ikut mencarinya. Penciuman Lion sangat tajam, dia bisa menemukan target lebih cepat dari mereka berdua.

Rauuuw … Rauuuw … Rauuuw …

Lion berhenti berlari, dia berhenti di tepi air terjun yang menjorok ke bawah, di sana ada seorang wanita paruh baya. Saat melihat Lion dia ketakutan, kakinya mundur ke belakang seiring langkah kaki Lion semakin mendekat.

Rauuuw …

“Aaaaaaa !” Teriak wanita paruh baya, sehingga kakinya tidak lagi berijak di tepi air terjun. Dia terpeleset dan hampir saja jatuh ke bawah. Untungnya Jack bergegas menangkap tangannya dan menggenggamnya erat, barulah dia menarik tangan ibu itu hingga naik ke atas.

“Ibu tidak apa-apa ?” Tanya Jack

Wanita paruh baya itu tampak ketakutan melihat singa di belakang Jack apalagi Jack sendiri seperti seorang penjahat dengan tato di lehernya membuat ibu itu tambah ketakutan. Seperti makan buah siamalakama mati dimulut singa dan laki-laki sangar itu atau melompat ke dalam terjun.

“Bu, ada apa ?” Tanya Khalisa mendekat, suara Khalisa membuat hatinya tenang

“Anakku tenggelam di bawah sana” Jawab Ibu itu sambil menunjuk kearah air terjun

Mata Khalisa terbuak lebar saking terkejutnya, dia tampak lhawatir tanpa pikir panjang Khalisa langsung melompat ke bawah.

Byuuur …

Di dalam air Khalisa terdiam, padahal dia bisa berenang tapi gelombang air yang di rasakan mengingatkan Khalisa pada sesuatu membuat Khalisa terdiam. Membiarkan dirinya tenggelam ke dasar air, sebuah ilusi tentang sebuah kehidupan muncul di pikirannya.

“Tsunami ! Tsunami” Suara itu terdengar di telinga Khalisa seakan seperti sebuah video yang nyata di lihat dan di dengar olehnya

“Pergilah bersama anak-anak !” Suara terdengar jelas di telinganya, seperti suara orang dewasa

“Tapi mas ?” Suara seorang wanita dewasa terdengar sendu

“Pergilah” Suara seorang laki-laki dewasa tampak menegaskan ucapannya

Suara-suara it uterus terngiang di telinga Khalisa, membuat Khalisa tidak mampu melawan dirinya sendiri. Tenggelam dalam ingatan yang kembali berputar.

“Aku akan membunuhnya”

Khalisa terdengar suara sendiri begitu jelas, sosok gadis muda bersimbah darah berjaln dengan tatapan mata yang kosong dan dingin. Tubuhnya berantakan dan rambutnya acak-acakkan seperti orang gila.

“Aku sudah membantai semuanya”

Khalisa mengingat semua di masa lalunya, semua terekam jelas di pikirannya. Kejam dan sadis, penuh dengan rasa sakit yang membuatnya tidak pernah melupakan semua itu.

“Aku ! Aku ! Aku !” Suara Khalisa semakin melemah dan semuanya berubah gelap

“Sayang ! Sayang ! Sayang !” Panggil Jack, dia sangat mengkhawatirkan Khalisa seperti terjadi sesuatu padanya

“Jack, anak kecil itu gimana ?” Tanya Khalisa, bukannya mengkhawatirkan dirinya sendiri Khalisa justru mengkhawatirkan keadaan anak kecil yang belum berhasil di selamatkannya.

“Dia selamat sayang, tadi kedua anak buahku yang menyelamatkannya” Jawab Jack, saat Khalisa tengelam Jack meonolong anak kecil itu lalu memberikannya kepada anak buahnya.

Khalisa tersenyum tipis, senang mendengar anak kecil itu selamat. Meski pun tadi dia tidak berhasil menyelamatkannya debgan tangannya sendiri.

Cup

Jack mencium kening Khalisa, memegang tangan yang mulai menghangat. Tadi istrinya itu kedinginan dan mengigau.

“Tadi kamu kenapa sayang ?” Tanya Jack

“Aku mengingat masa laluku saat jatuh ke dalam air” Jawab Khalisa, masa lalunya kembali datang meski sudah terjadi bertahu-tahun lamanya.

Jack mengelus pipi Khalisa dan membelainya dengan lembut.

“Jack, kita ada dimana ?” Tanya Khalisa, atap tempatnya berada hanya bebatuan dan sedikit gelap hanya ada api unggun yang menyala tak jauh darinya

“Kita ada di dalam gua, tadi aku membawamu ke sini. Biar tubuhmu lebih hangat” Jawab Jack

Khalisa memperhatikan dirinya dan Jack, mereka hanya di tutupi sebuah kain putih yang di bawa di dalam keranjang.

“Bajuku ?” Tanya Khalisa

“Baju kamu basah” Jawab Jack, dia memeluk tubuh Khalisa yang berada di pangkuannya yang berusaha memberikan kehangatan

“Jadi …” Ucap Khalisa tapi tidak jadi karena malu

Jack tersenum tipis, kemudiam mendekati wajah istrinya lalu mneciumnya.

“Jack” Ucap Khalisa

“Kamu membutuhkan aku” Jawab Jack, cinta sudah bersemi sejak jack membuka hatinya

Khalisa tersenyum, dia membiarkan siang itu begitu romantis untuk mereka berdua meski di dalam gua lumayan gelap. Berpadu dalam gema-gema yang terdengar syahdu, menghangatkan setiap bagian dari rasa dingin dan kesepian.

Beberapa saat kemudian, Khalisa duduk di pangkuan Jack dia bersandar di dada bidangnya sedangkan Jack memeluk erat Khalisa yang sudah membaik.

“Sayang, kemana kedua anak buah kamu ?” Tanya Khalisa karena dia baru ingat dengan anak buah Jack

“Paling hanyut, tadi Momon terbawa arus” Jawab Jack santai

“Sayang jaangan bercanda, mereka tetap tanggung jawab kamu” Ucap Khalisa memberitahu

“Tenang sayang, aku menyuruh mereka menceri jamur” Jawab Jack

Flashback On

“Tolong kalian carikan jamur secukupnya” Titah Jack

“Siap bos” Jawab Maman dan Momon

“Pastikan dulu enak di makan sebelum di bawa pulang” Ucap Jack, Jack harus mendapatkan jamur untuk lauk pauk yang akan di bawa ke padepokan

“Oke bos” Jawab keduanya

Jack tersenyum, dia sudah menyerahka tugasnya kepada kedua ank buahnya itu

Flashback Off

“Sayang, tadi kamu menyebutkan umi dan adikmu. Apa mereka keluarga kandungmu ?” Tanya Jack, karena di sempat mendengar Khalisa memanggil dua kata yang di ucapkan selama dia pingsan

Khalisa terdiam, ada sesuatu yang dia pikirkan.

“Sayang” Panggil Jack

“Iya, mereka keluargaku” Jawab Khalisa dengan wajah sendu, terlihat ada kesedihan yang mendalam yang terlukis di wajahnya

“Apa mereka masih hidup ?” Tanya Jack, dia ingin tahu identitas Khalisa dan latar belakangnya

“Aku tidak tahu, tapi sebuah kejadian merenggut mereka dan memisahkanku dari mereka” Jawab Khalisa

“Kejadian apa yang sudah terjadi padamu dan keluargamu ?” Tanya Jack karena penasaran denga napa yang terjadi pada istrinya di masa lalu.

Lalu Khalisa menceritakan semuanya kepada Jack

Flashback On

Saat itu Khalisa baru berusia 9 tahun dan adiknya 6 tahun, Khalisa dan adik laki-lakinya bernama Syaqir Mukhlis bermain di halaman rumah. Mereka menaiki sepeda masing-masing, tiba-tiba ayahnya datang menghampiri mereka berdua. Laki-laki itu menarik tangan Khalisa dan Syaqir masuk ke dalam rumah.

“Abi ! abi ! kita masih ingin bermain” Ucap Khalisa

“Iya abi” Tambah Akhenda

Mereka berdua mengikuti ayahnya masuk ke dalam kamar untuk menghampiri ibunya.

“Abi !” Panggil wanita cantik mengenakan cadar,

“Umi pergilah dari sini, pergi sejauh mungkin. Tinggalkan tempat ini dan bawa anak-anak” Titahnya

Mereka bernama Muhammad Nazir dan Mayaddah Ratnasari, mereka adalah orang tua kandung Khalisa. Nazir laki-laki yang di penuhi dengan tato di dadanya, dia terlihat kekar.

“Kenapa kita harus pergi bi ?, terus abi bagaimana ?” Tanya Mayaddah

“Dengarkan aku, kita semua akan di bantai. Pergilah dari tempat ini, aku menginginkan kalian selamat” Jawab Nazir

“Tidak, aku tidak akan meninggalkan kamu abi” Ucap Mayaddah

“Abi !” Khalisa dan Syaqir memegang kedua tangan Mayaddah, mereka menangis tersendu-sendu

“Maafkan abi nak, abi sayang kalian. Semua ini abi laukan untuk kebaikan kalian semua” Ucap Nazir, lalu dia mecium kening istri dan kedua anaknya. Sakit rasanya harus berpisah dari istri dan kedua anaknya.

Mayaddah menangis, padahal selama ini hidup mereka bahagia, meski pun hidup sederhana. Mayaddah dan Nazir saling mencintai, mereka ingin menua bersama dan melihat ana-anaknya tumbuh besar.

“Mayaddah, aku mohon mengertilah. Aku inginkalian selamat, aku sangat menyayangi kalian dan anak-anak kita. Aku tidak akan sanggup melihat kalian terluka” Ucap Nazir

“Kenapa kita akan di bantai bi ?, salah kita apa ?” Tanya Mayaddah, matanya penuh dengan air mata

Nazir terdiam, andai waktu bisa berputar dia akan melakukan banyak hal bersama istri dan anaknya tapi waktunya kini telah habis semuanya akan berakhir.

“Kenapa kita akan di bantai bi ?, Jawab !” Teriak Mayaddah dengan emosi yang memuncak, dia ingin tahu alasan suaminya. Karena dia berpikir apa salah mereka

“Karena aku ….” Jawab Nazir menggantung

#Apa yang dilakukan ayah Khalisa sampai keluarganya harus di bantai seseorang ?#

#Kesalahan apa yang di perbuat sampai nyawa keluarganya yang menjadi taruhannya ?#

#Siapa yang akan membantai mereka ?#

Yuk baca bab selanjutnya 😊