SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06. KOK GINI SIH
Aku yakin ini cuma mimpi, nggak mungkin ini akan terjadi sungguhan, dari mulai aku terbangun di hutan, ketemu pak Wito sampai di rumah om Burhan ini pasti hanya mimpi hahaha anjeng anjeng!
Tak tunggu adegan selanjutnya, aku tau apa yang akan terjadi pada diriku, karena habes ini om Burhan akan membuka resleting celanaku dengan paksa.
Kalau di pilem sih aku harus melawan dan teriak jangan om jangan om, tapi disini kan aku udah nggak punya kuasa akan diriku, apa aku juga harus melawan?
Benar apa yang aku perkirakan, om Burhan, pak Wito atau siapalah mulai menunduk dan membuka resletingku.
“Lho lho lho lho kok gini om!”
“Om jangan Om….om jangan om!”
Yancok, kok beda dengan yang di pilem!
Afuuuuu! ternyata tubuhku nggak malawan sedikitpun, aku pun nggak bisa gerakan tubuhku, aku cuma bisa teriak dan teriakanku seakan tidak ada yang mendengarkan!!!!.
YANCOOOOK!!!!
Om Burhan semakin brutal membuka resleting celanaku, dia sama sekali tidak peduli dengan teriakanku!
\=================
“Aduuuh….”
Kenapa ini, kenapa rasanya sakit luar biasa, terutama bagian belakangku rasanya saket sekali.
Ditambah rasanya berat sekali untuk membuka mata, rasanya ada yang mengelem mataku hingga susah sekali untuk dibuka.
Tapi perlahan kubuka mataku, huffff…. wajahku rasanya panas, tubuhku koyoke lengket dengan keringat.
“Uurrgghhh huuuf saketnyaaaa!”
Lho….
Kok…
“Eh iya bener, aku masih di dalam kamar kos, bearti tadi aku tidor, untung aku nggak di sampah-sampah lagi"
Kuperhatikan sekeliling, aku masih di dekat pintu kamar kosku, yancok, aku setengah telenji, tapi untungnya handukku masih menutupi bagian awuroct ku, meskipun sedikit melorot.
“Aku ngapain disini, tadi itu tidor atau semaput se?”
“Ah mbuhlah”
Ya, keadaanku setengah terduduk di depan dalam pintu kamar kos, dengan pintu kamar yang terbuka.
Apa tadi aku terpeleset dan kemudian semaput ya. Eh yang aku ingat se tadi aku mau mandi dan eh iya, tadi kan kuntilaku hilang.
“Sek sek… ada yang nggak beres ini!”
Kubuka handuk yang menutupi syelangkanganku, aku penasaran apa yang terjadi dengan diriku.
“Alhamdulillah, kuntilaku ada!”
“Tapi!
“Tapi tadi kan nggak ada!”
“YANCOOOK INI OPOOOO!”
“Kayaknya ini bukan kuntilaku cuk”
Kuntilaku nggak sebesar ini, ini sebesar terong ungu yang ukuran buat lalapan, terong ungu yang biasanya tak makan di penyetan lamongan.
Kalau punyaku kan seukuran lombok kecil.
Opo maneh yang terjadi, tadi aku pingsan, terus bangon-bangon ada terong ungu lamongan di antara pahaku.
“Sialan sudah jam 13.00 siang, bearti tadi aku tidor atau pingsan sekitar empat jam”
Sebentar lagi pasti Antok datang kesini.
Kucoba untuk berdiri, tapi nggateli, tubuhku lemas sekali, dan ada rasa sakit yang amat sangat di bagian belakang tubuhku.
“Aduuh, kenapa syeletku saket sekali,”
Apa tadi aku pingsan, jatuh dan fantatku terantuk sesuatu ya, kenapa rasanya sakit dan kemeng.
Aku harus bangun, sebentar lagi Antok pasti kesini, dan aku dalam keadaan telanjang dan hanya memakai handuk yang melorot saja.
Sialan, aku bener-bener nggak bisa nggerakan badanku, rasanya lemes dan saket sekali di seluruh persendian, apalagi di bagian belakangku.
Sebenarnya apa yang terjadi sama diriku, tapi aku males meker, aku nggak mau tau ada hal apa lagi yang terjadi.
“JI…….!” teriak suara Antok dari kejauhan.
Kosanku ini ada di gang, dan sebelum masuk ada pintu pagar yang bebas di buka tutup siapa saja, sebenarnya bahaya juga, karena siapapun bisa masuk ke dalam kosan.
Bener saja, nggak lama kemudian Antok muncul.
“LHO JI!, KOE NYAPO MANEH!”
“Eegh tulungono aku Tok, tadi aku kepleset, saiki nggak bisa bangon Tok, tulungono aku Tok”
“Kamu setrok ta Ji?”
“Kamu lumpuh ta?”
“Yanchok, ojok kekehen cangkem Tok!”
“Ayo angkaten aku Tok, tulungono aku, aku nggak bisa berdiri cok, awakku lemes”
“Wegah, awakmu udo (thelanjang), opo maneh disini sepi, aku emoh nulungi kamu. Ojo-ojo iki jebakan, kamu bikin konten njebak aku, trs nantik pidionya mbok sebar di kampus!”
“Pasti di sekitar sini kamu udah pasang kamera Ji”
Antok mundur beberapa langkah, nggateli mosok aku dianggep bikin konten.
“Nggak ndeng, aku nggak bikin konten, aku tadi kepleset, saiki badanku saket semua, ayo bantu aku berdiri cok”
“Ayo cepetan Tok, keburu anak-anak kos pada datang!”
“Sik, nunggu temen kosanmu datang dulu Ji, aku emoh nyentuh kamu dalam keadaan tanpa daleman, itu liaten itu, kontilamu ngatjeng sisan, aku gilo Ji”
“Lho aku nggak ngatjeng Tok, ini memang sebesar ini, aku nggak ngatjeng sama sekali ndeng!”
“Eh yang bener Ji, mosok nggak ngatjeng bisa segede itu, ngawor kamu Ji, kamu pakek jamu ta besarin kontilamu?”
“Gak usah banyak tanya Tok, ayo tulungono aku, keburu ada anak-anak kosan datang”
Akhirnya Antok bantu aku juga, meskipun dia agak jijik juga liat kuntilaku yang ajaib ini.
Dia bantu sampai di tempat tidurku.
“Aku nggak tau Tok, kenapa aku sampai ada disitu”
“Tadi aku mau mandi, nggak tau tiba-tiba aku bangun aku udah tergeletak disitu”
Aku nggak ngomong Antok kalau tadi kontilaku sempat nggak ada di tempatnya, tapi aku ragu juga, apakah memang kontilaku nggak ada tadi pagi.
“Tok, tadi pagi waktu kamu bantu aku ke kosan, waktu aku pingsan di sampah sampah, kamu megang kuntilaku nggak?”
“Cocotmu Ji, ngawor kamu, mbok kira aku ini homok? Nggak lah gila apa aku megang kuntilamu”
“Memange ada apa se Ji?”
“Nggak apa apa, takutku aku mbok gerayangi waktu aku pingsan hehehe”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣