Prabu Jayabaya yang merasa bahwa tugasnya sebagai pemimpin yang dicintai oleh rakyat sudah usai, melakukan moksa untuk sampai di alam keabadian. Namun takdir berkata lain. Sang Maha Pencipta justru memasukkan roh nya ke dalam tubuh seorang lelaki culun dan miskin bernama Jay yang baru saja meninggal dunia karena sebuah kecelakaan aneh.
Sebagai Jay, Prabu Jayabaya merasa harus menemukan kebenaran atas kecelakaan yang direkayasa ini. Siapa dalang nya juga orang orang yang terlibat di dalamnya.
Di bantu Ratih yang menurut Prabu Jayabaya adalah titisan dari istri nya, Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay, satu persatu kebenaran akhirnya terungkap dengan jelas.
Bagaimana caranya Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay mengungkap misteri kecelakaan maut yang menewaskan Jay yang asli ini terjadi? Simak kisah selengkapnya dalam "New Journey of the Legendary King".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Polemik Pewaris Tahta
Ratih langsung memerah wajahnya mendengar omongan Jay. Detak jantung nya berdegup kencang seolah-olah ingin lepas saja dari tempatnya.
"Ih kau ini.. Ngomong selalu saja asal, aku benci kamu", Ratih menggerutu dan hendak bangkit dari tempat tidur Jay. Tetapi belum sempat ia beranjak pergi, rasa nyeri di pangkal paha nya membuat perempuan cantik itu tak kuat berdiri dan kembali menubruk Jay.
Sedangkan Jay yang berpengalaman dalam urusan perempuan saat masih menjadi Prabu Jayabaya hanya mengulum senyum saja melihat polah tingkah Ratih. Tadi malam perempuan itu memang baru pertama kalinya.
"Masih mau lagi? Kita lanjutkan.. ", canda Jay sambil memeluk pinggang Ratih.
" Apaan sih? Ini karena itu ku perih untuk jalan ", wajah Ratih merona merah menahan malu.
" Hehehehe, makanya jangan suka membangunkan macan tidur, tau sendiri kan akibatnya..
Oh iya, aku berencana untuk pindah dari kontrakan ini. Tempat ini sudah tidak aman lagi", ujar Jay sambil mulai menyelipkan handuk ke pinggangnya karena ia ingin mandi besar.
"Memang kau mau pindah kemana? Tempat ini sudah kau tempati selama bertahun-tahun, rasanya sayang banget jika harus pindah", tanya Ratih segera.
" Aku juga tidak ingin pindah sebenarnya, cuma kau tahu sendiri situasi sekarang bagaimana. Aku ingin pindah ke perbatasan Surabaya selatan, lebih dekat ke tempat kerja ku di Trowulan.
Apa kau punya pandangan, Tih?", Jay menatap wajah perempuan cantik ini dengan serius.
"Surabaya selatan ya? Hemmmm..
Tunggu tunggu dulu, saudari jauh ku punya sebuah rumah petak di cluster kecil dekat perbatasan. Cuma ada 12 rumah petak disitu. Lokasi nya cukup terpencil sedikit jauh dari jalan besar dan sudah setahun ini di carikan penyewa tapi belum ketemu. Sewa nya murah loh, cuma 5 juta pertahun. Apa kau bersedia tinggal disana? ", mendengar jawaban Ratih, wajah Jay langsung sumringah.
" Itu yang aku cari. Hari ini juga aku akan berkemas dan pindah langsung kesana.. ", ujar Jay sambil melangkah menuju ke arah kamar mandi dekat dapur. Ratih pun segera menelpon kerabatnya untuk mengkonfirmasi sewa rumah itu.
Hari itu juga Jay pindah ke rumah baru milik kerabat Ratih di Surabaya selatan. Tak banyak barang-barang yang ia bawa karena sebagian besar perabotan masih dia tinggalkan di kontrakan lama karena masa kontrak masih 2 bulan lagi.
Sementara Ratih membereskan rumah itu, Jay menemui Ketua RT setempat untuk melaporkan kepindahannya. Kebetulan saja, rumah Ketua RT yang bernama Pak Sudiro itu tak jauh dari cluster itu hingga cukup dengan jalan kaki saja, Jay sudah sampai di depan rumah pak RT.
Sebuah rumah kelas menengah dengan lantai keramik hijau dan dinding bercat hijau muda dengan tulisan Ketua RT O12 RW 8 terpampang jelas di salah satu dinding terlihat cukup berbeda dengan rumah rumah disekitarnya. Jay menekan bel yang ada di pagar rumah.
Dari dalam rumah, seorang perempuan muda dengan dandanan sedikit menor melangkah keluar. Melihat paras Jay yang tampan, aksi tebar pesona perempuan itupun langsung terlihat.
"Maaf, cari siapa ya? ", tanya perempuan itu dengan suara yang dibuat semanis mungkin.
" Pak RT Sudiro nya ada mbak?", Jay menganggukkan kepalanya.
"Oh bapak sedang ada rapat di kelurahan. Sebentar lagi pulang. Mas nya ada perlu sama bapak? Eh ya ampun, tidak sopan ya aku ini.
Perkenalkan mas, aku Sisi Rahmawati, anak bapak Sudiro. Kalau mas nya siapa ya? ", perempuan itu terlihat genit saat berbicara.
" Saya Jayendra Maheswara, panggil saja Jay. Saya orang yang baru kontrak rumah bu Ratna di cluster depan itu. Mau menyerahkan foto kopi identitas diri sebagai pemberitahuan bahwa saya tinggal di lingkungan sini", Jay menyerahkan map biru berisi foto kopi KK miliknya pada Sisi.
"Oalah warga baru to?
Silahkan di tunggu saja Mas Jay, mari masuk. Bapak sebentar lagi pasti pulang", Sisi anak pak RT itu mengerling manja membuat Jay langsung bergidik ngeri sambil menerima map.
" Gak usah mbak, nanti habis selesai beres beres rumah saya kemari lagi. Permisi mbak".
Jay langsung melangkah pergi meninggalkan rumah pak RT tanpa mempedulikan permintaan Sisi untuk beristirahat sebentar. Jelas sekali terlihat kalau perempuan berdandan menor itu ingin mendekati nya.
Setelah rampung menata rumah kontrakan baru Jay, Ratih pulang ke rumah nya di tengah kota Surabaya. Esok hari ia memang harus kembali bekerja karena masa cuti nya untuk merawat Jay sudah habis.
Jay pun berencana untuk masuk kerja lagi karena keadaannya sudah sepenuhnya pulih. Ini juga sesuai dengan perintah atasannya di kantor karena Jay sudah lebih dari 2 minggu tidak bekerja sebagai staff kantor balai pelestarian cagar budaya.
*****
Di suatu tempat yang jauh di tengah Pulau Jawa, terdapat beberapa daerah otonom berbentuk kerajaan meskipun masih dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu nama daerah ini adalah Daerah Istimewa Ayodhya yang merupakan wilayah kekuasaan dari Kesultanan Mataram yang telah lama ada jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri.
Di salah satu sudut Kota Ayodhya, lseorang lelaki tua sedang duduk di atas kursi goyang sambil menghisap pipa rokok nya. Rambutnya sebagian besar telah berubah warna menjadi putih karena uban. Kumisnya yang tebal melengkung di ujungnya pun juga tak luput dari uban yang menunjukkan bahwa usianya sudah lebih dari setengah abad.
Pakaian orang ini terlihat seperti seorang bangsawan Jawa lengkap dengan kain batik lurik dengan blangkon menghiasi kepalanya. Sebilah keris lengkap dengan sarung nya terlihat tergeletak di meja dekat tempatnya berada, di samping cangkir mug berisi kopi tubruk dan sepiring pisang goreng. Lelaki tua ini terus menatap ke arah gumpalan awan kelabu yang berarak di langit barat tanpa bicara sepatah katapun.
Tak jauh dari lelaki tua itu, seorang lelaki yang kira-kira berusia antara 30 hingga 40 tahun nampak duduk bersila di lantai teras rumah joglo besar ini. Pakaian nya terlihat lebih modern dengan kemeja lengan pendek bergaris-garis dan celana hitam. Pandangannya menunduk menunjukkan bahwa ia begitu menghormati lelaki tua itu.
"Jadi kau masih belum menemukan berita apapun tentang anak itu, Danurejo? "
Mendengar pertanyaan lelaki tua itu, si lelaki bernama Danurejo itu segera menghormat pada lelaki tua itu sebelum berbicara.
"Mohon ampun, Gusti Pangeran...
Panti asuhan yang menampung anak Nyimas Ratu Alit sudah saya datangi dan catatan mengenai keberadaan anak itu juga hancur karena peristiwa kebakaran yang memusnahkan seluruh arsip-arsip mereka. Satu-satunya petunjuk dari mereka hanya orang tua angkat anak itu bernama Suhendro. Tetapi di dunia ini yang memiliki nama Suhendro jumlahnya mencapai ribuan orang.
Di Kota Surabaya saja ada 137 orang yang memiliki nama depan Hendro. Apakah kita harus memeriksa mereka satu persatu untuk menemukan keberadaan anak itu, Gusti Pangeran Sepuh? ", tanya Danurejo segera.
" Harus Danurejo, harus!
Anak itu adalah satu-satunya pewaris tahta Kesultanan Mataram ini. Anak ku perempuan, anak Kangmas Sultan Hamengkubumi juga perempuan, anak Dhimas Pangeran Timur ketiga-tiganya juga perempuan. Anak kakak ku Ratu Pembayun juga tidak bisa menjadi penguasa karena ayahnya adalah orang biasa.
Satu-satunya lelaki dari keturunan kami bertiga adalah Pangeran Dipati putra Kangmas Sultan Hamengkubumi dari Selir Banowati tetapi kau tahu sendiri keadannya seperti apa. Dia terlahir cacat tak bisa mempunyai anak. Jika dia menjadi raja, bagaimana nasib wangsa Mataram ini selanjutnya, Danurejo?", lelaki tua itu nampak menghela nafas berat sebelum kembali menghisap pipa rokoknya.
"Saya dengar, Gusti Pangeran Timur punya seorang garwa ampeyan yang memiliki anak laki-laki, Kanjeng Pangeran Sepuh.
Meskipun masih berusia 3 tahun tetapi dia sepertinya adalah satu-satunya calon pewaris tahta yang sah jika anak itu tidak ditemukan", ucap Danurejo kemudian.
"Bisa saja itu terjadi tetapi jika melihat usia ku, usia Kangmas Sultan Hamengkubumi dan Dhimas Pangeran Timur apakah ia akan cukup usia saat nanti dinobatkan sebagai raja, Danurejo?
Seorang raja baru bisa memerintah dengan benar setelah menginjak usia 21 tahun dan jika ia dinobatkan sebagai raja sebelum usia itu maka wali raja akan bertindak sebagai pembuat keputusan. Apa kau ingin Daerah Istimewa Ayodhya ini diperintah oleh seorang bekas perempuan malam seperti garwa ampeyan Pangeran Timur itu? Dimana martabat wangsa Mataram jika itu terjadi?
Tidak Danurejo, itu tidak boleh terjadi. Kau harus menemukan anak Kangmbok Ratu Alit secepatnya. Kesehatan Kangmas Sultan Hamengkubumi sedang memburuk dan hal yang terburuk bisa terjadi kapan saja, Danurejo. Maka aku perintahkan pada mu untuk segera menemukan anak itu secepatnya ", ujar lelaki tua tegas.
" Akan segera saya laksanakan, Gusti Pangeran Sepuh ", mendengar jawaban Danurejo ini, lelaki tua itu segera memberikan isyarat kepada abdi setia nya itu untuk pergi. Danurejo mengerti dan segera menghormat sebelum meninggalkan rumah joglo besar itu.
Kanjeng Pangeran Sepuh atau yang memiliki nama muda Raden Mas Sutejo itu kembali menatap langit sambil berkata,
"Bocah, kau ada dimana sekarang ini?
Keberlangsungan wangsa ini tergantung pada mu.."
semoga dalam naungan perlindungan Tuhan Gusti Allah...
sekarang anaknya raja