seorang anak laki-laki bernama Mathias yang dikurung dalam sebuah rumah selama 10 tahun sejak umur 5 tahun sampai 15 tahun tanpa melihat dunia luar dan orang lain selain kakeknya yang memberinya makan setiap hari. Saat sudah berumur 15 tahun dan Mathias sudah bisa keluar dari rumahnya ia berencana berpetualang di dunia ini menjadi pengembara untuk berpetualang mencari sisi dunia terindah.
didunianya menyimpan banyak kekuatan, dan hal-hal lain yang belum pernah dijumpai Mathias, Mathias akan menjelajahi berbagai tempat unik dengan cerita setiap tempat masing-masing, akankah Mathias bisa mencapai tujuannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 (Redstone Bluff)
kuda para sheriff berlari dengan cepat mengimbangi kecepatan kudaku dan Jasper. Beberapa dari mereka mulai menembak, kudaku dan Jasper gesit menghindar, aku bahkan terkejut, bagaimana bisa kuda tidak takut dengan peluru dan malah menghindar dengan baik? Tapi setidaknya ini menjadi keuntungan bagi kami agar kami tidak mudah terkena tembakan. Gleemo mengambil kerikil kecil yang dilalui kuda dengan memanjangkan tangannya lalu melemparkannya kepada para sheriff, membuat kuda mereka sedikit terhambat karena menghindari kerikil, Jasper yang sudah cukup terlatih juga menembak menggunakan pistol M500 dengan satu tangannya, kuda para sheriff itu makin melambat, beberapa ada yang tidak berani melanjutkan karena melihat tembakan pekuru tapi masih dipaksa oleh penunggangnya. Lima menit berlalu, aku dan Jasper masih aman untuk saat ini karena kuda mereka belum bisa secepat kuda kami yang tidak dihalangi peluru dan kerikil dari depan, suara kuda mengamuk terdengar dari belakang, aku menatap sumber suara, ada satu kuda yang kesal dipaksa terus berlari, itu menghambar mereka membuat mereka berhenti, ini kesempatan, aku dan Jasper bisa terbebas dari mereka.
dua menit berlalu tenang debu kembali mengepul dari belakang, para sheriff itu menyusul lagi, masalah bertambah, pemimpin mereka terlihat bukan memakai kuda melainkan banteng, jika berhasil mendekat, kuda kami bisa ketakutan. Aku mengacungkan tanganku ke salah satu batu berukuran sedang lalu menggunakan kekuatan telekinesisku menghantam banteng itu. Banteng itu tidak kesulitan, ia menyundul batu itu sampai hancur, walau itu memperlambatnya sebentar. Masalah baru muncul, di depan, di kejauhan, terlihat ada tanah yang retak sangat dalam dan cukup lebar, panjang, kami tidak akan bisa memutarinya.
"bagaimana ini Jasper?" tanyaku kepada Jasper.
Sebagai jawaban, Jasper memberiku tali yang salah satu ujung talinya dipegang oleh dirinya.
"aku punya rencana, kamu lompat dulu ke tengah jurang itu, jadikan slimemu membesar, saat aku lompat aku akan memantul ke ujung tebing karena slimemu, setelah itu aku akan menarikmu, apa kamu mau Mathias?"
"baiklah, bagaimana kamu bisa menatikku dan kuda?"
"aku juga akan menggunakan kuda untuk menarik kalian nanti."
Bagian jurang tanah yang retak lurus itu sudah dekat. Saat aku sudah sampai di jurang aku ber teriak.
"lompat!"
Kudaku langsung lompat, sepertinya dia percaya padaku. Saat sudah tepat di tengah jurang dan Jasper juga sudah melompat, Gleemo membesarkan tubuhnya membuat Jasper memantul, awalnya Jasper hampir jatuh, tapi untungnya kedua kaki kudanya yang sudah menginjak tanah langsung maju membuatnya sepenuhnya berada di permukaan tanah. Gleemo naik ke menuju kuda Jasper melalui tali yang aku dan Jasper pegang. kaki kudaku juga menyentuh tanah yang miring bahkan hampir lurus kebawah. Kuda yang ku tunggangi berlari ke arah samping dan sedikit miring ke arah atas, Jasper yang menarik tali juga kudanya ikut berlari ke arah samping, Gleemo juga membantu menariknya, kudaku tidak takut samasekali pada jurang ini, dan juga aku baru tau dia ahli berlari di medan semiring ini, para sheriff yang melihatku langsung menembakiku, tapi itu tidak masalah, aki menggunakan telekinesisku untuk mengarahkan peluru ini ke bagian bawah jurang. 2 menit aku dan kudaku akhirnya menginjak permukaan tanah, langsung melanjutkan lari dengan kuda Jasper, Gleemo kembali naik ke atas ranselku, aku melepaskan tali tadi melemparkan ujungnya kepada Jasper, ia menangkapnya. Kami terus kabur sampai akhirnya para sheriff itu sudah tidak terlihat, sudah sore menjelang malam, matahari terbenam di barat, membuat cahaya oranye yang indah.
Saat hari mulai sudah malam, aku dan Jasper memutuskan berhenti, kami tidka memiliki cahaya untuk melanjutkan perjalanan, jadi kami memilih bermalam di tanah tandus. Aku, Jasper, dan Gleemo turun dari kuda, di dekat kami ada bebatuan besar oranye, ada tiga yang berukuran sedang, cocok untuk dijadikan kasur walaupun keras. Aku menyalakan api unggun-setelah diajari Jasper. Aku menatap Gleemo.
"apa kau masih membawa tiga ikan yang kita tangkap tadi Gleemo?"
Gleemo mengangguk, aku mengambil stik kayu yang cukup kuat, kami membakar tiga ikan itu di dekat api unggun.
"oh ya Jasper, apakah aku boleh tahu kenapa kau berubah pikiran ingin ikut denganku?"
"tentu, mulanya kemarin memang aku tidak terlalu menyukai petualangan, tapi saat malam, saat aku menceritakan tentang tawaranmu tadi ke orang tua dan kakekku, mereka bilang tidak ada salahnya bergabung, kakekku juga mantan pengembara, mereka juga menawarkan kedua kuda ini untuk kubawa, karena memang mereka juga tidak terlalu pandai merawat kuda, aku yang selama ini merawat mereka berdua. Saat malam sebelum tidur juga aku memikirkan seru juga bisa berpetualang mengelilingi dunia ini, karena aku juga cukup tertarik dengan dunia luar."
"oh... Begitu."
Saat ikan bakar kami sudah siap, kami mulai makan, kami membagi rata, untukku, Jasper, dan Gleemo.
"apa slime peliharaanmu ini punya nama Mathias?"
"iya, namanya Gleemo."
"oh... Aku belum pernah melihat slime, digurun ini, kamu berasal dari bioma apa?"
"hutan."
"oh, apa tujuanmu bertualang pertama kali Mathias? Kamu bahkan belum memiliki peralatan yang terlalu baik."
"iya, kau benar, mulanya aku berpetualang karena ingin mengelilingi dunia ini juga, tapi setelah mendengar cerita pria pedagang yang ada di restoran Redstone Bluff."
"memangnya apa yang dia katakan."
"tentang tiga artefak mitos."
"aku belum pernah mendengarnya, apakah kamu bisa menceritakannya?"
"ok."
Aku menjelaskan tentang ketiga artefak itu berdasarkan yang ku tahu, Jasper mengangguk.
"oh ya Jasper, apakah kamu pandai menggunakan AK-47?"
"bisa, tapi hanya sedikit, aku pernah menggunakan senjata yang lumayan besar seperti itu, walau akurasiku tidak sebaik saat memakai pistol."
"itu sudah cukup."
Aku membuka ranselku.
"apa yang ingin kau ambil?"
"ini."
Aku memperlihatkannya AK-47 yang tadi ku ambil dari pemimpin para sheriff.
"eh, dari mana kamu mendapatkan itu?" Jasper kaget.
"pemimpin para sheriff tadi."
Jasper menerimanya, belum percaya, memeriksa setiap sudutnya.
"ini asli, keren loh Mathias, bagaimana bisa kamu merebut ini dari pemimpin sheriff tadi?"
"aku melawannya."
"eh, melawan? sepertinya aku memang terlalu meremehkan kekuatanmu, sejauh ini belum ada yang bisa mengalahkan pemimpin para sheriff." Jasper tertawa.
Untuk mengisi waktu luang, Jasper mengambil gitar dari dalam ranselnya, eh, aku baru pertama kali melihat gitar yang seperti ini. Bagian leher gitarnya bisa di jajarkan posisinya dengan bagian tubuh gitarnya, cara merubahnya juga mudah, tinggal tarik bagian kepala gitar, lantas seperti gitar normal. Jasper mulai memainkan gitarnya.
Saat kami sudah mulai mengantuk, Jasper mengatakan dia berjaga pertama, Gleemo yang kedua, dan aku yang ketiga, aku dan Gleemo setuju. Lalu aku dan Gleemo naik ke atas bebatuan berukuran seperti kasur, tidur disana, keras, tapi karena aku kelelahan, aku bisa tertidur.