Rindunya adalah hal terlarang. Bagaikan sebuah bom waktu yang perlahan akan meledak di hadapannya. Dia sadar akan kesalahan ini. Namun, dia sudah terlanjur masuk ke dalam cinta yang berada di atas kebohongan dan mimpi yang semu. Hanya sebuah harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan.
Ketika hubungan terjalin di atas permintaan keluarga, dan berakhir dengan keduanya bertemu orang lain yang perlahan menggoyahkan keyakinan hatinya.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan sepasang kekasih ini dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
"Tidak ada hal indah yang selamanya di dunia ini. Pelangi dan senja tetap pergi tanpa menjanjikan akan kembali esok hari"
Kesalahan yang dia buat, sejak hari dia bersedia untuk bersamanya. Ini bukan tentang kisah romantis, hanya tentang hati yang terpenjara atas cinta semu.
Antara cinta dan logika yang harus dipertimbangkan. Entah mana yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Serasi
Ketika malam ini datang juga, malam dimana mereka akan pergi ke acara tahunan Perusahaan besar keluarga Austin. Laura sudah terlihat begitu cantik dengan gaunnya dan riasan yang semakin membuatnya terlihat anggun. Tubuh yang tinggi semampai, dan wajah yang blasteran Eropa itu terlihat cocok dengan pakaian yang dia gunakan saat ini.
"Kita berangkat sekarang, kamu pergi sama Nirma?" tanya Mommy.
"Iya, aku satu mobil sama Nirma. Mommy sama Daddy dan Pak Sopir saja"
"Baiklah"
Akhirnya mereka pergi dengan dua mobil berbeda. Nirmala yang mengemudi seperti biasa. Dia melirik Laura yang sedang bermain ponsel, sudah pasti sedang berkirim pesan dengan seseorang.
"Kamu masih berkirim pesan dengan Tuan Benji? Sebaiknya jangan deh, Nona. Sekarang hubungan kamu dan Tuan Galen akan lanjut ke jenjang serius. Sebaiknya jangan terus terjebak dengan dua pria"
Laura mematikan layar ponselnya, menoleh pada Nirmala. Dia mencebikan bibirnya sekarang. Melihat wajah Nirmala yang serius dan sepertinya dia kesal padanya.
"Aku hanya berteman saja dengan dia, Nirma. Kenapa sih kamu jadi kesal begini. Lagian aku juga tidak mungkin berpisah dengan Galen, keluarga kami sudah begitu antusias dengan hubungan kami"
"Ya justru itu, kamu harus bisa memilih satu diantara dua. Tidak mungkin kamu tidak tahu dan tidak menyadari jika Tuan Benji menaruh harapan padamu. Kasihan juga dianya"
Laura menghela nafas pelan, bahkan dia saja tidak tahu harus bagaimana menyikapi perasaan dan keadaan.
Ketika sampai di parkiran gedung, mereka segera turun dan menunggu Mommy dan Daddy keluar dari mobil yang mereka tumpangi. Ketika semuanya sudah lengkap, mereka segera pergi masuk ke dalam Gedung. Para wartawan langsung memotret kedatangan keluarga ini untuk dijadikan berita terkini.
Sepintas, keluarga ini memang terlihat sangat harmonis. Dengan menggunakan pakaian yang warnanya senada. Meski sebenarnya seorang anak angkat yang sering diperlakukan berbeda. Namun, seharusnya dia sadar akan itu, karena dia hanyalah seorang anak angkat. Bisa masuk ke dalam keluarga ini saja sudah beruntung.
"Selamat datang Tuan Arganta, semoga menikmati pestanya" ucap Berlly Austin, Papanya Galen yang menyambut sahabat juga calon besannya ini.
"Ah tentu saja, pestanya selalu meriah setiap tahunnya"
"Tentu saja, mari kita kesana untuk menemui Kakek"
"Baiklah"
Mommy dan Daddy pergi bersama Berlly Austin. Sementara Nirmala dan Laura hanya mencari meja yang tidak terlalu ramai untuk mereka.
"Kamu harusnya mendampingi Tuan Galen, Nona"
"Ah, dia juga belum datang menemuiku"
Nirmala hanya menggeleng heran dengan pasangan ini. Bagaimana hubungan kekasih yang seperti ini bisa bertahan sampai 4 tahun lamanya. Bahkan komunikasi mereka saja sama seperti dulu saat mereka belum menjadi pasang kekasih. Ini malah seperti sahabat saja.
"Laura, kenapa malah diam disini? Ayo ikut Mama untuk bertemu Galen"
Kedatangan Mamanya Galen membuat Laura mau tidak mau pergi menemui Galen yang sedang menyapa beberapa rekan bisnisnya. Sementara Nirmala hanya tersenyum saja melihat Laura yang sepertinya enggan untuk pergi, tapi dia tidak berani menolak ajakan calon Mama mertuanya itu.
Pria tampan yang berwajah keturunan Inggris itu, terlihat lebih mempesona dengan balutan jas mahal dan wajah yang selalu serius. Disampingnya seorang wanita cantik dengan wajah keturunan Eropa, sungguh sangat serasi untuk siapapun yang melihat pasangan ini.
"Mereka memang lebih serasi"
Nirmala berdiri dari tempat duduknya, dia merasa bosan dan akhirnya pergi ke stand minuman. Mengambil segelas minuman disana, sambil menatap ke arah Laura dan Galen yang sejak tadi terus berdampingan. Percayalah, gejolak dalam hatinya tidak bisa dia tahan saat ini.
"Nirmala?"
Panggilan itu membuat dia menoleh dan mengerutkan keningnya terkejut saat melihat seseorang yang berada di depannya sekarang.
"Loh Willy, kenapa bisa berada disini?"
"Ah ternyata benar kamu, aku pikir salah lihat. Aku mewakilkan Papa aku yang tidak bisa hadir di acara ini"
Nirmala mengangguk mengerti, mereka berdiri berdampingan sekarang dengan masing-masing memegang segelas minuman.
"Bagaimana kabar kamu? Sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu ya"
"Aku baik, bagaimana dengan kamu? Seingat aku, saat perpisahan kelulusan kita tidak pernah bertemu lagi sejak itu"
Willy mengangguk, dia menatap gadis disampingnya yang selalu terlihat manis. "Datang bersama keluargamu?"
"Iya, itu saudaraku yang aku ceritakan sama kamu. Namanya Laura" ucap Nirmala sambil menunjuk pada Laura dan Galen.
"Ah, ternyata dia ya yang kamu bilang belajar di Luar Negara itu? Dan apa dia kekasihnya Tuan Galen Austin?"
Nirmala hanya menganguk saja sebagai jawaban. Tidak akan ada yang tidak tahu tentang Galen Austin, apalagi dalam dunia bisnis. Keluarga Austin ini sangat terkenal sebagai pemilik Perusahaan terbesar se-Asia.
"Cocok sekali mereka"
Lagi, Nirmala hanya tersenyum saja. Karena siapapun akan mengatakan itu, diantara Galen dan Laura memang sangat serasi.
*
Sudut matanya tidak sengaja melihat gadis yang mencuri perhatiannya sejak tadi, bersama seorang pria asing sekarang. Tangan Galen mengepal di sisi tubuhnya, saat melihat Nirmala begitu santai berbicara dengan pria itu. Bahkan dia tertawa begitu lepas.
Sial, gemuruh di dadanya tidak bisa dia hentikan. Semakin dia mencuri pandang, maka semakin dadanya bergemuruh.
"Nikmati acaranya, Tuan. Saya permisi dulu" ucap Galen yang pergi begitu saja, bahkan meninggalkan Laura yang kebingungan dengan sikapnya ini.
"Ck, dia mau kemana sih? Ah, dia lupa kalau disini bersama denganku? Yaudah, aku pergi saja menemui Mommy dan Daddy"
Akhirnya Laura berlenggang pergi untuk menemui orang tuanya yang sedang bersama dengan keluarga Galen.
"Loh Laura, kenapa sendirian? Kemana Galen?" tanya Mama.
"Em, dia sedang pergi ke toilet sebentar Tante"
"Oh begitu ya, kalau begitu mari bergabung dengan kami"
Laura mengangguk, dia ikut duduk bergabung bersama yang lainnya. Tapi sekarang yang dia cari adalah keberadaan Nirmala, karena dia tidak melihatnya lagi di meja tempat mereka tadi sebelum Laura pergi.
"Nirma kemana ya Dad, Mom?"
"Sudahlah, mungkin dia sedang mencari makanan. Kamu disini saja" ucap Mommy.
Sementara itu, Nirmala dan Willy masih asyik menceritakan masa-masa kuliah mereka. Banyak kenangan menyenangkan yang terjadi saat itu. Sampai tiba-tiba ada sebuah tangan yang menariknya. Nirmala begitu terkejut dan dia mendongak dan melihat siapa yang menariknya itu.
"Ikut aku sekarang!"
"Tuan Galen, lepaskan aku!"
Bersambung
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪