cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
flashback
bersamaan dengan derasnya hujan yang mengguyur desa Telasih sore itu Rima muda sesegera mungkin berlari ke arah rumahnya dengan menggunakan payung, sampai di depan rumahnya ternyata rumah itu terlihat sepi gegas Rima memasukkan kunci ke lobang nya tapi ternyata pintu rumah itu tak terkunci
Berjalan perlahan memasuki rumahnya Rima bisa mendengar suara orang sedang bercakap cakap bahkan sesekali terdengar desahan manja mirip suara wanita. Pikiran buruk kini menguasai hatinya karena juga terdengar jelas suara lelaki yang tak lain adalah suara suaminya
"tunggu lah dulu jangan terburu buru toh meski kau tak ku nikahi tapi Abang kan juga tetap memberi mu jatah sama seperti yang Rima dapatkan" suara Samsul terdengar jelas di telinga Rima bahkan kini wanita itu pun mulai mengintip dengan siapa suaminya saat ini sedang bermesraan di dalam kamar mereka
"aaaahh Abang ini aku kan juga mau kita bisa bermesraan kapan saja tanpa harus sembunyi sembunyi seperti ini, tidak enak tahu Bang. Apalagi saat melihat Abang di depan ku bergandengan mesra dengan Rima rasanya ingin ku jambak wanita sok cantik itu. Ayolah Bang nikahi aku, aku bersedia kok jadi istri kedua asal bisa bebas bermesraan dengan Abang Samsul" suara wanita yang juga begitu familiar terdengar dari dalam sana. Rima tersentak ia bahkan tak mampu lagi menahan gejolak amarah yang kini merajai hatinya
Dengan sekali dorongan pintu kamar itu terbuka lebar hingga membuat dua insan yang sedang bercumbu mesra itu kaget
Samsul yang hanya menggunakan celana pendek sedang Hesti yang juga kini hanya memakai dalaman saja sedang bajunya sudah berhamburan di lantai beserta baju Samsul
"astaghfirullah tega kau Bang selingkuh dengan saudara ku sendiri, astaga!!!" Rima menjerit mendapati kenyataan ini, suami juga saudara tirinya sedang bermesraan di dalam kamar pribadi Rima
Rima yang kalap segera mendekati Hesti yang justru kini tersenyum mengejek padanya, Rima berusaha untuk meraih tubuh Hesti guna meluapkan emosinya tapi Samsul justru dengan gagah nya melindungi Hesti yang kini berada di belakangnya
"minggir kau Bang biar ku beri pelajaran wanita gatal ini,dasar wanita tak tahu diri tak tau di untung" Rima terus berusaha menyerang Hesti sampai membuat Samsul kewalahan
"berhenti dek, dek ku bilang berhenti" sentak Samsul tapi Rima tak menggubris dia terus berusaha meraih Hesti yang mengejek dirinya di belakang Samsul
Samsul yang sudah kewalahan menghadapi agresif nya Rima pun tanpa sadar menampar Rima sampai wanita yang berstatus istri sahnya itu jatuh dengan keras ke lantai
Samsul mengatur nafasnya yang memburu sedang Hesti tersenyum miring ke arah Rima, kini wanita itu bahkan tak segan bergelayut manja pada Samsul
"tega kau Bang pukul aku sampai terjatuh begini demi wanita tak tahu diri itu" ucap Rima yang kini bangkit dengan derai air matanya
"harusnya kau sadar dek kenapa aku bisa selingkuh dengan saudaramu itu semua karena kau tak bisa memuaskan aku bahkan sampai dua tahun kita menikah kau tak juga hamil, Hesti sangat pandai memuaskan aku dek bahkan rasanya aku sampai ketagihan dengannya" ucap Samsul membuat Hesti semakin tinggi hati
"cukup Bang, jijik aku dengarnya. Sekarang kau pilih saja Bang aku atau Hesti, aku gak sudi di poligami"
"aku tidak butuh restu mu dek, aku tidak akan menceraikan mu dan aku juga akan menikahi Hesti secepatnya"
"beneran Bang kamu mau nikahi aku" tanya Hesti dengan mata berbinar dan Samsul pun mengiyakan
Rima berteriak histeris mendengarnya, lagi lagi wanita itu berusaha menyerang Samsul dan Hesti tapi tenaganya tak cukup kuat untuk itu
Samsul segera mengikat Rima di atas ranjangnya, kedua tangannya ia ikat di masing masing sisi ranjang dengan kondisi terlentang hanya kakinya yang ia biarkan tak terikat bahkan mulut Rima ia plester dengan lakban agar suara teriakan nya tak terdengar
kembali Hesti tersenyum bahagia melihat penderitaan saudara tirinya itu bahkan dengan tujuan membuat Rima lebih cemburu lagi Hesti sengaja mencium bibir Samsul di depan Rima
Sejak saat itu kehidupan Rima berbalik seratus delapan puluh derajat, Rima di kurung di kamarnya hingga seminggu kemudian akhirnya Samsul memberikan kelonggaran dengan melepaskan ikatan tangan Rima tapi tetap tak mengijinkan dia keluar kamar. Ancaman Samsul yang akan melenyapkan dirinya membuat wanita yang sedang rapuh itu ketakutan hingga menuruti semua ucapan Samsul
setiap hari Samsul selalu datang ke kamar Rima bahkan tak segan Samsul pun akan menunaikan kewajiban sebagai suami pada Rima, Rima yang mulai di landa depresi tak kuasa menolak saat Samsul mulai menyentuh tubuhnya
Dua bulan berada dalam kurungan Rima terlihat makin memprihatinkan bahkan selama satu Minggu itu setiap pagi terlihat Rima selalu muntah muntah juga tak enak makan membuat Hesti yang menyadari tentang perubahan Rima pun menjadi panik
hari itu saat Samsul sedang menghadiri acara pernikahan di luar desa dengan tergesa Hesti meminta Heri membawa Rima pergi jauh dari rumahnya dan nanti saat Samsul pulang Hesti akan berpura pura jika Rima kabur usai menyerangnya
Hesti tak ingin semua prasangka nya benar adanya, ia takut jika Rima sedang hamil anak Samsul karena jika benar itu terjadi maka akan sangat sulit untuk menguasai Samsul beserta hartanya
"bawa dia pergi jauh kalau perlu lenyapkan saja dia agar tak mengaggu rencana kita" ucapnya berbisik pada Heri saat lelaki itu akan membawa saudara tirinya itu
"biar aku yang urus dia, sekarang tugas mu untuk meyakinkan Samsul jika Rima itu kabur dengan kemauannya sendiri. Ingat gunakan waktu mu sebaik mungkin, aku pergi dulu" Heri mencium bibir wanita pujaannya itu lantas segera membawa Rima yang sedikit berontak karena rasa depresi nya
Beberapa jam perjalanan mengunakan kendaraan roda empat kini sampailah Heri dan Rima di sebuah dermaga
semburat jingga mulai nampak di ufuk barat dan sesuai waktu yang sudah di jadwalkan Rima pun ia tempatkan di sekitar para penumpang kapal yang lain dan setelah melihat Rima yang terlihat mulai tenang Heri pun dengan diam diam meninggalkan Rima dan kembali turun dari kapal yang sebentar lagi akan berlayar
Dan di dalam kapal itulah Rima bertemu dengan Ida yang merupakan teman semasa sekolahnya dulu, dan Ida yang masih belum mengerti apa yang terjadi pada Rima pun membiarkan saja saat Rima mengikuti kemana pun Ida pergi