Bagaimana jadinya jika siswi teladan dan sangat berprestasi di sekolah ternyata seorang pembunuh bayaran?
Dia rela menjadi seorang pembunuh bayaran demi mengungkap siapa pelaku dibalik kematian kedua orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siastra Adalyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Intro 1.2
Semua yang ada di kelas langsung menatap ke arah Agacia dan Alvin.
"Saya mengajukan Alvin untuk menjadi ketua kelas" Agacia menunjuk ke arah Alvin.
"Aku?" Tanya Alvin sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Apa kamu punya alasan kenapa ingin menjadikan Alvin sebagai ketua kelas?" Tanya Leo.
"Karena dia cocok"
"Maksudmu?" Tanya Daffa sambil memiringkan kepala.
"Ya karena Alvin cocok menjadi ketua kelas, aku yakin kalau dia tidak seperti yang kita lihat" Menatap tajam ke arah Alvin.
Alvin mengerutkan alis saat mendengar pernyataan Agacia.
"Benarkan?" Agacia menatap ke arah Alvin seolah dia mengetahui sesuatu tentangnya.
"Ahaha, begitukah? Kau seperti sudah tau siapa aku padahal kita baru kenalan hari ini ya" Alvin tersenyum pahit sambil menatap ke arah Agacia.
"Tentu saja, kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilan luarnya saja betul kan Pak?" Jawab Agacia dengan tenang.
Dira yang menyadari ketengangan antara mereka berdua langsung melerai.
"Sa-saya setuju dengan Agacia pak, sepertinya Alvin juga orang yang tegas kan? Saya rasa dia bisa menjadi ketua kelas yang baik" Jawab Dira menjelaskan.
"Bagaimana menurutmu, Alvin? Tanya Dira pada Alvin yang pandangannya masih ke arah Agacia.
"Baiklah, kalau begitu kita voting siapa saja yang setuju Alvin menjadi ketua kelas" Ucap pak James pada murid-murid.
Hampir seluruh siswa di kelas mengangkat tangan setuju untuk menjadikan Alvin ketua kelas.
Dia terkejut karena melihat hampir semua nya mengangkat tangan.
"Kalau begitu, karena hampir semuanya setuju jadi ketua kelas kita sekarang adalah Alvin ya" Ucap Pak James.
Semua yang ada di kelas bertepuk tangan dan menyambut Alvin sebagai ketua kelas.
"Kalau begitu apa boleh kalau saya memilih sendiri siapa wakil ketua kelasnya pak?" Tanya Alvin.
Semua yang di kelas mengangguk setuju saat mendengar permintaan Alvin, termasuk pak James.
"Tentu, siapa yang mau kamu pilih?" Tanya pak James sambil tersenyum.
"Saya mau Agacia yang menjadi wakil ketua kelasnya pak"
"Apa?!" Agacia terkejut mendengar pernyataan Alvin.
"Dia pasti mau modus hahaha" Ucap salah satu siswa diikuti sorakan dari yang lainnya.
Agacia mengerutkan alis dan merasa kesal saat mendengar ucapan Alvin tersebut.
"Kenapa? Pak James, saya kan udah bilang gak mau tadi" Agacia menatap Pak James seolah memberikan isyarat untuk menolak permintaan Alvin.
"Tadi kan kamu bilang nya gak mau kalau jadi ketua kelas, kalau jadi wakil berarti aman dong?" Ucap Alvin sambil menyunggingkan senyum arogan.
"Hoho...bapak rasa yang dikatakan Alvin benar, kamu kan tadi bilangnya gak mau kalau jadi ketua kelas. Dan bapak rasa kamu juga cocok untuk posisi itu"
"Mungkin dengan terpilihnya Alvin menjadi ketua kelas dan kamu sebagai wakil nya bisa memperbaiki hubungan pertemanan kalian hohoho...". Pak James yang menyetujui perkataan Alvin itu terus membujuk Agacia sambil melemparkan senyuman dengan maksud terselubung.
"Tapi pak-" Tiba-tiba ucapan Agacia terhenti saat Daffa mulai berbicara.
"Aku juga berfikir kalau Agacia cocok menjadi wakil ketua kelas, jobdesk utamanya juga tidak akan sesibuk ketua kelas bukan?" Ucap Daffa yang mencoba untuk mendukung Agacia.
"Aku juga setuju!" Dira dan Leo pun serentak berteriak di susul oleh teman-teman sekelasnya yang lain.
Agacia yang melihat situasi kelas jadi seperti itu semakin kebingungan dan memegang dahinya. Sedangkan Alvin menikmati situasi itu sambil tersenyum.
"Aaahh...baiklah, aku setuju jadi wakil ketua kelas." Agacia yang sedari tadi memegang dahi nya karena stress itu pun menyetujui permintaan yang lainnya.
Semua siswa di kelas DKV itupun bersorak saat Agacia setuju untuk menjadi wakil ketua kelas.
Alvin yang sedari tadi memperhatikan pun tersenyum puas saat melihat kejadian itu.
"Mohon kerjasamanya" Alvin mengulurkan tangan sambil tersenyum puas.
Agacia menjabat tangan Alvin tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
"Mulai sekarang kalau aku minta bantuan apapun ke kamu harus mau ya, karena kalau aku kesusahan kamu juga harus ikut susah, haha" Ucap Alvin yang masih menjabat tangan Agacia sambil tersenyum sinis.
"Makanya lain kali liat dulu siapa lawan nya, kamu jadi kena juga kan" Alvin berhenti menjabat tangan dan mulai menepuk pundak Agacia seolah memberi peringatan.
Agacia yang sedari tadi sudah menahan kekesalannya itu pun hanya bisa kembali duduk di kursinya dengan perasaan suram.
--- Setelah pemilihan ketua dan wakil ketua kelas jam pelajaran pun kembali berjalan normal---
.
.
.
Bersambung...
Panjangin lah thorr/Whimper/