About Me (Alshameyzea)

...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...

...••••...

...🌷Happy Reading 🌷...

...•...

...•...

...•...

...Yang dekat belum tentu akan melekat. Yang berjarak pun belum tentu akan mendura. Tapi yang sudah menjadi takdirnya pasti akan mengikat....

...°°°°...

"All, apa bener yang dibilang Bu Sri tadi? Kamu jadi kandidat Ketua OSIS?" tanya Aline sambil makan basreng, kami sedang duduk santai di ruang tamu.

"Iya bener, kenapaa? Kamu mau gantikan aku?" tanyaku iseng sambil membuka lembaran buku yang aku pegang

"Enak aja. Cuma nanya doang aku tuh." Aline melotot padaku.

"Sebenarnya aku lebih suka jadi siswa yang biasa-biasa aja sih." ucapku

"Iya paham, kamu kan anaknya ga suka ribet. Tapi apalah daya semesta tidak merestui. Mau gak mau kamu harus ikut kan." ucap Aline, aku tidak menjawab, hanya menoleh sebentar lalu melanjutkan bacaanku

"Ditambah lagi kamu harus berbaur dengan anak kelas sebelah." ucap Aline lagi

Benar kata Aline, aku ga punya kenalan di kelas sebelah, bagi para introvert, itu pasti melelahkan.

"Tadi ada dua cowok ya yang dipanggil?" tanya Aline, aku mengangguk pelan, tanganku mengambil basreng yang ada di genggamannya.

"Mereka..ganteng gak? Kalo ga salah denger nih ya, dua cowok yang kepilih dari kelas sebelah itu siswa yang nantinya bakal ngewakilin sekolah kita ikut olim." tambahnya lagi, Aline kalo soal cowok dia ga pernah mau ketinggalan

"Serius? Dapet info darimana?" tanyaku kepo, aku menyudahi bacaanku

"Iya, kalo ga salah loh ya, aku cuma denger gosip doang dari temen-temen sekelas." jawab Aline dengan santai

"Arshaka dan Rey kan? Mereka berdua sering diomongin loh, katanya mereka saudaraan gitu, selain sama-sama pinter, mereka juga sama-sama ganteng. Duh aku jadi penasaran sama mereka, terutama sama si Arshaka. Kok bisa ya kita ga pernah ketemu, padahal kan kelasnya sebelahan." ucap Aline dengan ekspresi genitnya

"Kenapa lebih penasaran ke Arshaka?" tanyaku gabut, aku beralih menonton televisi.

"Karena dia yang pernah jadi rebutan kakel, siapa sih namanya, duh aku lupa, pokoknya kakel itu pernah deket sama ketua OSIS yang sekarang." Aline terus bercerita tanpa henti

"Entahlah, aku gatau siapa itu Arshaka siapa itu Rey." jawabku

"LOH?! Kok bisa gak tahu? Kan ketemu tadi." ucap Aline sedikit kesal

"Tadi yang dateng cuma aku, Ghisel, dan dua siswi dari kelas sebelah. Gak ada yang cowok tuh." ucapku sambil mengingat-ingat kejadian tadi

"Bukannya yang dipanggil itu ada enam orang ya?" tanya Aline lagi

"Iya, tapi--"

TING!!! Suara notif dari handphone ku memotong kalimat ku.

"Tapi apa All?"

Aku tak menghiraukan ucapan Aline, mataku masih tertuju pada handphone yang aku pegang.

+628*******: Hai, Sheena.

+628*******: Coba tebak aku siapa.

Sederhana tapi membuatku sedikit memunculkan senyumku. Notif yang sedari tadi aku tunggu-tunggu akhirnya--

"ALSHA!" Teriak Aline, membuatku tertawa

"Iya Aline yang cantik, ada apa?"

"Ih, tumben banget muji-muji gitu. Kamu kenapa sih, aku malah dicuekin." ucap Aline

"Gapapa, ini ada pesan dari---" aku gajadi melanjutkan kalimatku, takut ketahuan Aline

"Jangan bilang kalau itu si Keenan yang ngirim pesan?" Aline sedikit terkejut

"All, denger-denger juga nih ya, Keenan kalo di luar sekolah dia itu nakal banget loh" ucap Aline

"Ih kenapa kamu bilang Keenan nakal?" ucapku

"Tuh kan dibelain, jangan-jangan mulai suka nih. Aduh Alsha, mending cari yang lain aja deh, jangan Keenan, aku ga merestui hubungan kalian, titik."

Aku juga gak tau kenapa belain Keenan. Padahal..

"Tapi bukannya tadi sore kamu bilang kalo Keenan itu anaknya baik?"

"Yaa baik sih, tapi..."

"Udah lah, gak baik ngomongin orang, Aline."

"Ih, alsha mah, dibilangin ga percaya." Aline mengerutkan keningnya

"Aku tuh ga suka ke Keenan, apalagi ke temennya yang itu, si Kafka." ucapnya lagi

"Kata pepatah nih ya, jangan bilang ga suka, nanti malah suka loh." aku menggoda Aline, berusaha mengembalikan mood nya

"Tuh kan, si Alsha mah malah godain aku balik. Tau ah, males." Aline beranjak dari sofa, ia pergi ke kamar dengan wajah cemberutnya

Aku ber-hm pelan, dia beneran marah?

---

Pagi yang sangat indah, setelah tetesan air hujan turun dari langit, membuat tanaman di luar rumah menjadi basah. Suara burung berkicau merdu mulai terdengar, tanda mereka mau berangkat mencari makanan. Rumahku meskipun di tengah kota, tapi di sekitar masih ada lahan hijau yang menyejukkan mata, ruang terbuka hijau itu milik tetangga yang enggan dibuat untuk dibangun perumahan, ia membiarkan lahannya tetap hijau, itu membuat tetangga di sekitarnya betah. Termasuk aku.

Hari ini, Aline masih ngambek, dia berangkat duluan sedari tadi, aku juga tak menyangka, mood nya masih belum kembali setelah kejadian semalam. Entahlah, ini sudah menjadi hal biasa buatku, nanti pasti dia kembali menyapaku. Aku tak terlalu mengkhawatirkan itu, yang ku khawatirkan saat ini..

"Yah, hujan lagi. Kirain bakalan terang." Keluhku, terpaksa aku harus memakai payung ke sekolah.

Coba aja Aline bareng aku, pasti dia bakalan ngomel-ngomel, karena pagi-pagi udah hujan, belum lagi lewat pinggiran jalan yang banyak kendaraan, biasanya mereka seenaknya ngebut saat melewati genangan air, membuat baju kami basah. Sebenarnya, aku bisa aja naik angkot atau pesan gocar, tapi, aku harus belajar hemat, takut uang bulanan yang diberi orang tuaku tidak cukup. Kalau lagi jalan begini, aku sering memikirkan banyak hal, salah satunya--

TIN! TIN!

Suara klakson motor mengagetkanku.

Deg! Itu suara jantungku. Hampir aja aku mau memaki orang yang hampir menabrakku. Enak aja, apa mereka gak liat ada orang nyebrang. Tapi gak jadi, aku selalu ingat ucapan almarhumah nenek, harus sabar, gak boleh emosian Sheena.

"Maaf ya mba, kami gak sengaja." ucap seorang laki-laki yang turun dari motornya. Dia tersenyum, berusaha mendapatkan maaf dariku.

Tapi mataku malah tertuju pada cowok yang membawa motor itu. Gak begitu jelas, karena ia memakai helm full face, dan aku tau dia sedang menatapku, aku bisa merasakan kalo tatapannya sangat dingin sampai nusuk ke jantung.

Aku menghela napas panjang, "Iya, lain kali hati-hati." ucapku, berusaha tidak marah, tapi masih agak kesal, kenapa cowok yang membawa motor itu tidak turun untuk meminta maaf, kenapa malah temannya yang minta maaf? Dasar cowok aneh. Aku tidak suka cowok seperti itu. Dia bukan tipeku sama sekali.

--

Aku sudah sampai di gerbang sekolah tapi aku masih badmood gegara cowok tadi yang hampir menabrak ku, nanti setelah sampai di kelas aku mau cerita banyak ke Aline, pokoknya Aline harus tau kejadian hari in--

"Kamu pasti kedinginan, pake jaketku ya." tiba-tiba banget Keenan datang dari belakangku, ia menyodorkan jaket berwarna hitam padaku, jaket yang selalu ia pake ke sekolah.

"Eh, engga kok, aku--"

"Aku ga nerima penolakan, pake sendiri atau mau aku pakein?" kalimat Keenan membuat ku mengambil jaket itu

"Aku cuma ga mau ngeliat kamu sakit, Sheena. Di pake ya." ucap Keenan lagi sambil tersenyum, lalu ia pergi meninggalkan ku.

Cuaca hari ini memang dingin, tapi sikap Keenan membuatku merasa hangat.

Nek, aku beneran terjebak.

...BERSAMBUNG...

#alshameyzea

#alsha

#keenan

#aboutme

#fiksiremaja

------

Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like ❤️ dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖

Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry

Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga betah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖

Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!

Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!

Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐