NovelToon NovelToon
Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: mugiarni

Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 : Alinah Menulis Novel

sumber gambar dokumen pribadi Mugiarni

Pagi itu terasa segar bagi Alinah. Bangun pagi sebelum subuh. Alinah membiasakan sholat Tahajud tiap malam. Dia memohon agar di takdirkan dalam hidupnya sebagai Ahli Tahajud. Usai sholat Tahajud, Alinah senantiasa mohon bimbingan dari Allah SWT agar tidak terseok- seok dalam mengarungi hidup dan kehidupannya. Alinah curhat pada Alloh di keheningan malam yang syahdu. Bermunajat. Alinah pun memohon ampun atas segala dosa - dosanya.

Menjalani hidup ini tak mudah. Apapun yang terjadi dalam hidup ini Alinah terima sebagai suatu takdir yang harus ia jalani. Karena malam hari telah curhat pada sang pencipta. Penguasa jagad ini..Kadang sedih. Dalam keadaan ekonomi yang sedang pas- Pasan itu dia di tempa oleh penderitaan. Menjalani hidup dengan ujian . Seperti tiba - tiba sepeda Alinah rusak. Ada sesuatu yang harus di perbaiki nya. Tapi Ada yang Alinah tak mengerti. Kenapa setiap servis sepeda itu habis uang banyak. Ganti roda bagian depan empat ratus ribu. Bukan nya Alinah sedang mengeluh ke sekolah dengan menaiki sepeda. Melainkan, mengapa servis sepeda itu butuh uang banyak.

***

Flashback

Alinah kembali terkenang dengan masa lalunya ketika Pak Burhan berada di sisinya.

Saat Pak Burhan dan Alinah mengalami situasi yang sulit. Sebagai upaya untuk mencari solusi itu kemudian Alinah bertutur pada Pak Burhan, seperti sebuah usulan.

"Pak, aku telah membuka di internet tentang kisah sukses penulis. Aku ingin menekuni bidang itu sebagai suatu profesi!" usul Alinah pada Pak Burhan.

Dengan semangat menyala Alinah bertutur pada Pak Burhan.

"Kalau menulis mah..lama!" Pak Burhan mengatakan nya dengan lemah lembut.

“Sudah lah, jangan banyak pikiran dulu. Lebih baik sekarang kita jalan- jalan ke depan mencari bakmi goreng” Pak Burhan berusaha menghibur Alinah agar tidak terlalu fokus pada persoalan hidupnya.

“Oke,” Alinah menjawab singkat.

Tak lama kemudian Alinah da Pak Burhan menuju ke jalan raya kemudian menikmati bakmi goreng yang mangkal di jalan raya itu. Persis waktu pertama kali Alinah dan Pak Burhan bertemu untuk pertama kali. Begitu romantis.

Usai menyantap Bakmi di tepian jalan raya Alinah dan Pak Burhan kembali ke rumah.

Mereka duduk di ruang tengah. Saling menguatkan. Pak Burhan mengecup kening Alinah dengan lembut.

Suasana hening.

Sementara Alinah larut dalam berimajinasi dengan hal yang hendak ditulis nya. Sementara Pak Burhan ingin istirahat dengan tenang. waktu telah larut malam. Berharap agar esok pagi pikirannya jernih kembali.

***

Alinah bangun pagi hari. Menyiapkan kopi untuk Pak Burhan.

“Kopi sudah siap Pak. Jangan keburu dingin minumnya” ujar Alinah.

“Ya Bu” Terdengar suara Pak Burhan menyahut.

Alinah memikul d suatu beban yang begitu berat, hanya kepada yang Maha Kuasa dia bisa berdoa hal. Alinah senantiasa memohon bimbingan dari yang Maha Kuasa. Kerapkali diri merasa terjebak oleh alur kehidupan yang ia jalani.

Pengalaman hidup telah mengajarkan kepada Alinah bila, "curhat hanya kepada Allah semata", meskipun ada kalanya kita perlu menumpahkan apa yang menjadi beban perasaan kita kepada orang lain.

Terkadang beban terasa menghimpit perasaan. Andai Alinah dekat dengan sanak famili, niscaya dirinya akan berbagi cerita. Entah itu cerita yang sedih, membahagiakan. ataupun cerita yang Sanak famili di kampung halaman di Purbalingga. Hanya kepada Allah kita memohon petunjuk dan pertolongan. Matanya berlumur kesedihan. Mukanya mengkerut menahan kekecewaan hidup yang selama ini tersimpan di dada.

Alinah selektif untuk mengutarakan beban perasaannya kepada orang lain. Jika memang terpaksa harus menceritakan sebuah kejadian yang dialami kepada orang lain, tidak akan mudah bercerita kepada orang lain begitu saja tanpa adanya suatu pertimbangan terlebih dahulu. Ada karakter orang yang baik bila ada dihadapannya, namun di belakang menjelma menjadi orang yang suka bergosip.

Alinah teringat dengan penuturan dari kawan lamanya.

"Aku habis difitnah oleh teman aku sendiri, yang selama ini aku suka ngobrol. Suka makan bersama dalam suatu meja. Eh ternyata dibalik itu dia hanya lah seorang penyebar fitnah!"

Akibatnya bukannya masalah kita akan terbantu terkadang malah menjadi semakin rumit, bahkan bisa jadi akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.

Kesedihan demi kesedihan yang Alinah jalani terasa sesak di dada. Ada satu hal yang pernah dia ingat. Bila hati sedang gundah, cobalah untuk menulis. Itu sebagai media untuk menumpahkan kesedihan- kesedihan kita. Mengingat hal itu Alinah mencoba untuk menulis sesuatu yang sedang dia rasakan. Kesedihan dengan kegagalan demi kegagalan yang menimpa.

Alinah mencari buku-buku tulis yang sekiranya masih tersisa lembaran-lembaran kertas yang masih kosong untuk menulis. Ada beberapa buku tulis yang masih tersisa halaman kosong. Kemudian dia mulai menuliskan tentang peristiwa yang menyedihkan yang dialami.

Catatan Harian

Namaku . Itu nama pemberian orang tuaku. Hari-hari yang kujalani membuat hidup bagai tersayat. Suami berdagang, namun bukannya meraih keuntungan. Apakah ini salah jalan. Apakah ini hanya sebuah ujian. Aku melihat orang-orang di sana begitu riang gembira. Tak ada beban. Ini ujdian ataukah musibah, aku tak tahu.

Setiap kata yang tertulis oleh jari jemari Alinah sejatinya itu merupakan luapan emosi. Karena sebuah kegagalan dia merasakan betapa pengalaman yang membuat pahit getir dalam hidupnya tertumpah kan sudah.

Sebagai seorang muslimah, setiap hari dia berdoa agar persoalan yang menghimpit perasaannya segera teratasi. Dalam kesedihan yang dia jalani, dia butuh untuk mengadu pada yang Maha Kuasa. Alinah membutuhkan pertolongan dari Sang Khalik. Alinah bertekad untuk menjalani aktivitas kesehariannya untuk memohon taufik dan hidayah-Nya.

Suatu Kali Alinah mengajak Pak Burhan pergi ke toko buku.

"Pak, aku harus beli buku. Aku pernah dengar katanya bila hendak menjadi seorang penulis, hendaknya kita juga membaca artikel dari orang lain. Untuk Menambah wawasan”

Alinah bersemangat. Akhirnya Alinah dan Budiman mencari buku di toko buku. Alinah merasa senang dibuatnya.

***

Waktu merayap perlahan, seirama dengan perasaan yang selalu berkecamuk di dalam hati Alinah . Betapa ingin rasanya Alinah mengungkapkan yang sejujur- jujurnya pada Bu Vita bila anak Bu Vita lah yang mengancamnya untuk tidak datang ke rumahnya. Namun, betapa sulitnya untuk merangkai kata-kata itu, lidah terasa kaku dan bibir terasa kelu.

Hal itulah yang membuat hati Alinah tersiksa dalam waktu yang sangat panjang,. Alinah memilih untuk tidak datang lagi ke tempat Bu Vita. Dengan penuh harapan agar Bu Vita tidak akan menelpon ataupun chat WA.

Tiba-tiba tercetus dalam benak Alinah. Sebuah ide,"Bagaimana kalau aku ganti nomor ponselnya saja" batinnya. Tanpa berpikir panjang Alinah segera mengganti nomor ponselnya, "untuk sementara aman", pikirnya. Meskipun dengan risiko bila dirinya harus memindahkan beberapa nomor-nomor Penting yang tersimpan di ponselnya. Setelah itu menghubungi temannya satu persatu untuk dirinya telah berganti nomor.

***

Salah satu diantara teman mengajarnya adalah Bu Ari. Bu Ari adalah teman mengajar yang kerap kali berinteraksi. Sakinah dan Ari sama-sama mengajar di kelas 5 SD.

Alinah menulis chat

"Bu ini nomor HP saya yang baru", setelah itu segera mengirim SMS.

Beberapa menit kemudian muncul balasan, "Ok dehh!... aku simpan".

Beberapa saat kemudian Alinah termenung seorang diri merenungi nasibnya. Pada awal pertemuannya dengan Bu Vita, dia menaruh sebuah harapan agar Bu Vita dapat memberikan bantuan pemikirannya dengan segala kelebihan yang dimilikinya oleh Bu Vita Menurut informasi yang dia dapat Bu Vita itu bisa mengobati penyakit lahir maupun batin.

Tetapi ternyata apa yang Alinah harapkan tidak sejalan dengan keinginannya. Alinah tertekan dengan situasi dimana "sang anaknya", selalu mencekoki batin Alinah Sang anak Bu Alinah kerap kali meminta uang pada Alinah dengan alasan untuk memenuhi kebutuhannya. Alinah berpikir, bila sang anak Bu Vita itu merongrong dirinya dikarenakan dia sering kali berkunjung ke kediaman Bu Vita.

1
Choi Jaeyi
Aku udah mampir dan ninggalin like & komen.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋
Black Jack
Pengalaman yang luar biasa
mugiarni: terimakasih
total 1 replies
Ritsu-4
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
mugiarni: terimakasih, salam kenal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!