Seorang wanita yang hidup dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
Perawakan yang tegas, tak takut apapun dan terkadang Brutal menjadikannya sosok kuat yang sangat di perhitungkan.
Akhirnya mendapat kesempatan emas menjadi salah satu orang kepercayaan Bos Besar yang ternyata punya keterkaitan di masa lalu di waktu kecil.
Bagaimana kisah wanita salah satu kerabat Keluarga Nugraha? Yuk kita ikuti jalan ceritanya.
Salam Sukses, Sehat, Semangat dan jangan lupa Bahagia.
Author Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MB 6
Masih tak terima dengan kekalahan rupanya, dan Rusman sengaja berdiri akan memerintahkan anak buahnya yang lain.
"Tunggu Tuan, jangan membuat keributan, ini akan memberatkan kasus anda nantinya, tolong dipikirkan lagi, saya mohon" ucap sang pengacara yang nampak tegang setelah adegan kekerasan terjadi di hadapannya.
"Sial, kau juga tak becus kalau bekerja, apa kurang aku membayar mu!"
"Maaf tuan, saya akan berusaha sebaik mungkin" ucap pengacara itu lalu berjalan mendekati Queen yang sedang merapikan pakaiannya.
"Nona Queen, saya mohon, beri kelonggaran, mereka masih bersaudara dekat, biarkan saling bertemu dan diselesaikan dengan baik-baik"
Dengan sopan pengacara itu berbicara, membuat Queen akhirnya mendingin juga.
"Apa yang anda ucapkan benar sekali, sebagai paman kenapa tidak bicara sendiri saja, tidak harus saya yang jadi perantara kan?"
Kini semua terdiam.
"Baiklah, akan saya beri waktu sampai somasi yang ketiga, jika tidak ada itikad baik dari Tuan Rusman, maka kita akan bertemu di pengadilan, saya rasa semua cukup jelas saya katakan, saya pergi dulu, masih banyak urusan, permisi" Queen segera beranjak pergi dan membiarkan mereka untuk berpikir sendiri.
Masuk ke dalam ruangan kerja, Queen menghentakkan pintu sedikit keras, tanda masih ada kekesalan dalam hatinya, lalu segera menghubungi seseorang untuk melaporkan.
"Maaf Tuan Arron, seperti yang anda prediksi, paman anda membawa preman ke kantor kami"
"Apa?!, kamu tidak apa-apa?"
"Saya baik-baik saja Tuan, itu bukan masalah besar, dan lumayan untuk olah raga pagi"
Terdengar Arron tertawa disana, itu tandanya apa yang dilakukan oleh Queen mendapat dukungan penuh dari kliennya.
"Rupanya belum berubah juga kelakuannya, makin tua semakin tak tau diri, aku harap kamu lebih siap lagi dengan kelakuan lain yang mungkin lebih mengerikan dari ini"
"Jangan khawatir Tuan, bagaimana kalau anda memakai kantor saya saja jika Tuan Rusman ingin bertemu dan negosiasi dengan anda?" Queen memberikan tawaran.
"Tidak perlu, aku akan menyuruhnya datang ke rumahku jika ada itikad baik tentang hak waris ini, jika tidak, aku serahkan lagi padamu, kerja bagus Queen, semangat!"
Klek
Dan Queen pun mengerutkan kening, aneh, apa yang baru saja dia dengar seorang Arron memanggil namanya saja, ya hanya nama, dan bukan ada embel-embel nona di depannya, apa ini?
"Ish, sudahlah, mungkin dia hanya ingin terlihat lebih akrab saja denganku karena_"ucapan sedikit terjeda dan senyuman lebar pun terbit dengan prasangka yang positif.
"Akh!, pasti Tuan Arron puas dengan kerja kerasku dan akan menggunakan jasaku lebih lama, semoga" begitulah harapan dan doa Queen karena harus menghasilkan uang sendiri untuk kelangsungan hidupnya.
Pesan dengan penuh semangat pun dikirimkan.
'Maaf Tuan, jika paman anda tidak ada itikad baik, saya akan segera memasukkan gugatan ke pengadilan secepatnya'
'Ok lakukan, aku mendukungmu'
Rasanya begitu lega, semua langkah yang dilakukan tak ada hambatan sama sekali dan kasus ini akan segera berakhir dengan baik dan tentu saja kemenangan sudah di tangan.
*
*
Berakhir dengan sosok sang Paman yang kemudian menurunkan egonya, mungkin memang sudah tak ada pilihan lain, mangkanya mengirim pesan dimana dia menginginkan pertemuan dengan damai dilakukan.
Queen melangkahkan kaki, memasuki rumah mewah nan megah itu untuk ke dua kalinya, tentu hal itu disambut baik dengan asisten pribadi yang sebelumnya sudah di kenal.
"Selamat datang Nona Queen" sambut hangat Elsa dengan senyum sumringah.
"Iya Nona Elsa, senang berjumpa dengan anda kembali"
"Panggil saya cukup dengan Elsa saja Nona Queen, biar tambah akrab, bagaimana?"
"Permintaan ku juga sama, panggil aku Queen tanpa Nona, deal?"
"Deal"
Lalu keduanya tertawa bersama, kemudian Elsa membawa Queen memasuki ruangan yang berada area dalam, kesan mewah dan artistik terlihat di sana, beberapa gambar estetik melengkapi padu padan pemandangan, nyata jika pemiliknya bukan orang sembarangan.
"Memangnya kemana Tuan Arron saat ini?"
"Ada, sebentar lagi akan menemui mu" jawab Elsa.
"Oh, oke" ucap Queen yang kini duduk nyaman dengan beberapa hidangan yang telah disiapkan dan berada diatas meja.
Sementara Elsa segera keluar dan memasuki ruangan yang lain, memberitahu jika Queen telah berada di sana.
Dari kaca besar tembus pandang terlihat aktivitas beberapa orang yang tegap dan siaga, bahkan kebanyakan mereka menggunakan tato di tubuhnya, mungkin memang begitu aturannya atau entahlah.
Elsa masuk dan membuat Queen sedikit terkejut.
"Maaf Queen, ada tugas penting, aku tinggal dulu ya" pamit nya.
Queen mengangguk, melihat kepergian Elsa yang kemudian menghilang saat memasuki ruangan lainnya, dan pandangannya tertahan di salah satu ruangan.
"Oh my God" mata indah Queen terbelalak melihatnya, suguh pemandangan indah dan hott menyatu mengotori matanya, ingin berpaling tapi merasa rugi, dilanjutkan takut dosa.
"Ehem!"
"Astaghfirullah!"
"Silahkan Nona"
Rupanya seorang wanita dengan pakaian se-ksi yang sedang mengantarkan minuman mengagetkan Queen.
Hanya senyuman, dan tentu saja tatapan heran, melihat mahkluk ciptaan tuhan yang dengan berani hanya menutupi sedikit bagian tubuhnya,."Apa gak masuk angin?" Gumam Queen setelah melihatnya keluar.
Saat yang tepat memang, haus melanda akibat sesuatu yang panas sudah mengobrak-abrik pikirannya sesaat tadi, dan Queen semangat mengambil minuman segar diatas meja, namun_
"Maaf, sudah menunggu"
Queen terlanjur memasukkan minuman ke mulutnya dan menoleh saat ada suara yang menyapa, kemudian _
Byur!
Bukannya masuk ke tenggorokan, justru air segar itu muncrat kemana-mana.
"Hei, tenanglah, hati-hati okey?" Sontak dada tanpa sehelai kain itupun menyentuh Queen tanpa sengaja, saat berniat membantu nya.
Uhuk-uhuk
Bukannya tenang, justru Queen tersedak seketika.
"Sorry are you okey?"
"Stop Tuan Arron!, jangan mendekat" Queen langsung mengultimatum sebelum dirinya akan di pastikan pingsan.
Arron menghentikan langkah, dan mundur seketika, masih bingung dengan apa yang terjadi dengan pengacara yang membantunya, dan kenapa juga melarangnya untuk mendekati.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Arron masih dari jarak yang di perintahkan.
Queen mengangguk, matanya berusaha untuk menatap kearah lain. "Duh Gusti, ini orang gak tau apa ya kalau tubuhnya membuatku bertambah dosa" batin Queen.
"Queen?"
"I iya Tuan, maaf, apa anda akan membicarakan hal penting tanpa busana?"
Arron menaikkan alisnya, lalu tersenyum saat menyadari sesuatu, "Gadis lugu rupanya, kau perlu bergaul lebih luas lagi" ucapnya lalu meninggalkan Queen yang akhirnya bisa bernafas dengan lega.
"Bergaul lebih luas gimana, bergaul dengannya saja aku hampir shock, dasar!" Gumam Queen yang kini langsung menghabiskan minuman yang masih tersisa di gelasnya, rasanya bukan haus lagi, lebih tepatnya kini merasa dehidrasi.
Benar-benar, ruangan gym yang bersebrangan dengan ruangan Queen saat ini perlu di renovasi lagi, mungkin bisa di beri kaca yang tidak tembus pandang agar tidak menganggu kesucian mata batin, begitulah kira-kira saat ini apa yang dipikirkan oleh Queen.
Bersambung.
Ehem, yuk jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH, dan tonton IKLANNYA.
eh sejk kpn elsa berhianat gak mungkin dong dr awal2 mereka kenl
tambh kesini malh tambh kesono aja siathor bkin ceritanya suka bngt dngn nofel2nya sudah semua aku bca seru pokokny
ayoooooo
Queen