Hot Affair With Ipar

"Kau yakin baik-baik saja Aluna?" tanya Andra karena dia ingin memastikan pada sekretaris pribadi yaitu bahwa dia baik-baik saja setelah bertemu dengan istrinya.

takut jika Aluna merasa sakit hati dengan apa yang dia sudah katakan. Tapi jika dipikir-pikir lagi istrinya itu memang sudah keterlaluan dan tidak seharusnya Deswita mengatakan hal seperti itu pada Aluna. Perkataan Deswita benar-benar sangat tidak pantas.

"Saya baik-baik saja pak. Tidak perlu khawatir, gara-gara saya baik-baik saja. Lagi pula wajar jika nyonya Deswita takut kehilangan suaminya. Wanita mana yang saya takut kehilangan suaminya dan saya paham perasaan istri bapak," jawab Aluna dengan suara lembutnya.

Dia bersikap dengan lemah lembut agar Andra merasa prihatin padanya. Lagi pula jika dia ingin bersikap kasar mungkin Aluna sudah akan menjambak Deswita tadinya. Sayangnya dia tidak melakukan hal itu karena bagaimanapun dia masih memikirkan perasaan Andra sekarang masih banyak hal yang akan dicapai olehnya.

Salah satunya melihat Deswita hancur adalah salah satu cita-citanya dan dia akan mewujudkan cita-citanya itu.

"Jika begitu baiklah, sekali lagi atas nama istriku aku minta maaf padamu Aluna. Aku berjanji bahwa dia tidak akan mengulanginya lagi."

"Iya, pak." jawab Aluna walau rasanya Dia tidak terima begitu saja.

Aluna sendiri sebenarnya sudah pulang sejak tadi, tapi ketika melihat Andra yang masih lembur dia pun memiliki rencana lain di sini. Aluna merasa bahwa ini adalah salah satu kesempatan bagus untuknya. Kesempatan sekecil apapun akan dia manfaatkan dengan begitu baik karena itu bisa membuat hubungan rumah tangga Andra dan juga Deswita berantakan.

"Ya sudah, kalau begitu kamu boleh pulang sekarang." ujar Andra karena seharusnya Aluna yang memang sudah pulang. Tapi wanita itu masih berada di sini dan terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

"Saya di sini aja pak. Lagi pula ada yang belum selesai dan saya harus menyelesaikannya dari sekarang. Besok kita ada meeting pagi, jadi saya harus mempersiapkannya dari sekarang." jawab Aluna karena memang besok ada jadwal meeting pagi dan mereka harus mempersiapkan semuanya dari awal.

Walau di sisi lain dia juga memiliki rencana dan siasat untuk membuat Deswita dan Andra kembali bertengkar. Semakin sering pasangan suami itu terpisah dan bertengkar, pasar semakin mudah baginya untuk masuk ke dalam kehidupan mereka adalah membuat semuanya hancur. Aluna benar-benar akan melakukan semua itu dan dia akan mewujudkan serta membalaskan dendamnya terhadap Deswita dan juga ibunya yang jahat itu.

"Oh, yasudah. Selesaikan pekerjaan mu dan segeralah pulang. Tidak baik seorang wanita pulang terlalu malam Aluna." ucap Andra.

"Baik, pak." sahut Aluna dan mereka kembali melakukan pekerjaan dengan baik. Andra kembali bekerja begitu juga dengan Aluna yang menyelesaikan pekerjaannya.

***

Sedangkan di rumahnya, Deswita kembali marah-marah karena Andra yang belum juga pulang di saat dia sudah duduk di meja makan.

Lagi dan lagi suaminya itu lembur tanpa mengabarinya tentang hal apa pun itu. Sungguh luar biasa sekali memang suaminya ini bukan?

"Sial! Aku kembali harus menunggunya pulang? Jangan bilang dia lembur lagi?" gerutu Deswita karena dia benar-benar tidak percaya dengan suaminya itu.

Andra memang bukan sekali dua kali ini dia meeting, tapi entah mengapa Deswita merasa bahwa wanita yang menjadi sekretaris suaminya itu bukan wanita baik-baik. Dia memiliki kecurigaan yang begitu kuat. Deswita sendiri yakin jika Aluna itu bukan perempuan baik-baik. Hatinya mengatakan bahwa wanita itu akan merebut Andra darinya. Tapi tenang saja, dia tidak akan membiarkan siapapun berani mendekati suaminya ataupun ingin merebutnya.

Deswita sudah mengatakan jika sampai ada wanita yang berani mendekati suaminya dan berpikir untuk merebutnya, maka Deswita tidak akan segan-segan melakukan sesuatu yang bisa saja membuat mereka menyesal nantinya. Deswita sendiri tidak main-main, dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan dengan semua yang dia miliki saat ini. Aset-aset pemiliknya begitu sangat luar biasa dan dia bisa menggunakan kekuasaannya untuk membuat mereka semua bertekuk lutut di hadapannya.

"Aku harus menghubunginya sekarang." jelas Deswita yang langsung mengambil ponselnya.

Dia mencoba untuk kembali menghubungi suaminya, dan ternyata laki-laki itu menjawab panggilan telepon darinya.

"Ada apa lagi Deswita? aku masih berada di kantor dan aku harus menyelesaikan pekerjaanku malam ini juga karena besok kami akan ada meeting pagi." ucap Andra karena memang dia sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk mereka meeting besok pagi.

Beruntung ada Alina yang mau membantunya dan dia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Jika tidak ada Aluna mungkin dia bisa lembur sampai jam 22.00 malam nantinya.

"Tapi kan sayang-"

"Permisi pak, ini minumannya. Tadi saya buatkan teh sesuai dengan yang bapak inginkan. Kalau begitu saja letak di sini saja ya, pak." ucapan Luna hingga membuat suaranya yang begitu lembut terdengar di telinga Deswita.

Telinganya benar-benar sangat tajam, dan dia bisa menangkap suara-suara yang mungkin saja sulit didengarkan oleh orang lain. Tapi itu tidak terjadi pada Deswita karena dia bisa mendengar apapun yang terkadang tidak didengar oleh orang. Lagi pula dia masih mengingat dengan jelas suara siapa itu.

"Letakkan di sana saja Aluna dan setelah ini kamu bisa keluar. Atau jika kamu ingin pulang-pulang lah, aku bisa menyelesaikan semuanya." ucap Andra lagi hingga membuat Aluna yang hanya bisa menatap sendu pada bosnya itu.

Apalagi dia tidak bisa berbuat apa-apa saat ini karena pastinya ada Deswita yang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Baik pak Andra. Saya permisi, dan jika Anda membutuhkan saya maka hubungi saya kapanpun karena saya akan membantu anda." jawab Aluna yang langsung pergi undur diri dari ruangan laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar nya, walaupun status mereka berbeda dan anak laki-laki ini adalah bawaan ibu tiri mereka yang baru.

Mendengar jawaban dari Aluna membuat Deswita kembali meradang. Dia benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi. Deswita harus segera mencari tahu di mana tempat tinggal Aluna karena dia hanya ingin wanita itu menjauhi suaminya dan tidak perlu terlalu dekat dengan Andra.

"Baiklah, aku akan menghubungi mu nanti." jelas Andra sehingga membuat istrinya yang mendengar itu merasa panik dan gagal hati.

"Sayang!... Andra!!" panggil Deswita saat panggilan telepon mereka terputus begitu saja karena memang Andra mengakhirinya.

"Andra!!! Andra!!!" teriak Deswita di ponselnya. Sayangnya apa yang dilakukannya percuma saja karena suaminya itu tidak mendengarnya dan dia sudah memutuskan sambungan telepon mereka begitu saja.

Setelah hal itu, Aluna kembali bersemangat karena sebentar lagi rencananya sudah bertahun-tahun dengan begitu rapinya.

***