Nadira remaja yang baru lulus sekolah SMA dikotanya terpaksa menikah dengan anak juragan sawit untuk meluaskan hutang orang tuanya.
pernikahan tanpa cinta terlaksana agar orang tua bebas dari jeratan hukum.fathir suami kutub tidak pernah memperhatikan atau memperlakukan Dira seperti istri.
disaat Fatir sudah mulai melirik Dira diam diam,di saat itu juga cinta pertama Fatir kembali.
merasa kehadiran nya tidak dibutuhkan lagi dira pergi, kepergian dira awalnya tidak menjadi masalah besar bagi Fathir ada lily disampingnya.
sikap lily berubah saat keluarga Fathir mengalami kesulitan ekonomi.sebagian barang berharga dibawa kabur oleh Lily.
saat mencari perempuan itu Fathir malah bertemu lagi dengan Dira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minatrigan Gan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6.terpaksa
"Bagaimana ini pak,dari mana kita bisa mendapatkan uang segitu banyak.tidak mungkin lagi kita meminjam uang kepada juragan Tohir,utang kita saja sudah banyak sama dia".
"Bapak juga sudah pusing buk,mana kita tidak punya barang yang mau dijual, motor itu tidak mungkin kita jual lagi, walaupun dijual tentu belum cukup juga".kedua orang tua itu semakin gelisah,mana waktu yang diberikan hanya satu Minggu.
"Sudahlah pak Terpaksa lah kita menghadap kepada pak Tohir lagi,kalo kita belum mencoba kan belum tau hasilnya pak".
"Ya aku malu buk,utang belum lunas sudah berhutang lagi,ayah tertunduk lesu.tapi ini demi anak kita semoga dia bisa menjadi kepala rumah tangga setelah ini ujar ayah". sambil mencoba untuk memejamkan matanya.besok adalah hari tersulit bagi ayah,dimana dia harus menebalkan wajah untuk kembali berhutang pada juragan yang terkenal dingin itu.
"Eh buk maya,ada apa nih datang siang begini, sepertinya ada yang penting nih", istri pak Tohir menyambut kedatangan mereka, dengan kipas kebesarannya.
"Ia buk ida,kami ada perlu sama juragan".
"AIDA buk bukan ida".telunjuk buk Ida mengarah kepada ibu.
"maaf Bu aida, mulut saya susah menyebutkan nama ibu".
"Baiklah.papi tidak.dia sedang keluar kota menjemput putra kami, kemungkinan akan kembali beberapa hari lagi".
Ayah mendesah panjang"baik bu kami akan kembali beberapa hari lagi semoga juragan sudah pulang".
"Ada yang lain pak,buk".bu Ida menatap mereka bergantian.
"oo sebentar".bu Ida meninggalkan mereka diruang tamu. Dan kembali membawa kantong.
"ini buat anak bapak yang kemarin kecelakaan itu, bagaimana keadaan dia".
"Sudah sembuh buk AIDA,kami jadi malu buk".
"tidak usah sungkan pak,titip salam buat dia".meski gayanya glamor dan terlihat sombong tapi Bu aida memiliki hati yang sangat lembut dan baik.
dira,masih bekerja ditoko bibinya.tapi dia terus mencari lowongan pekerjaan di daerah yang masih dekat dengan tempat tinggalnya,tapi tidak ada yang cocok.jika ditunggu dari Tante tah kapan baru bisa dapat kerja batin Dira disela waktu istirahat.
"Bi, tolong tanyakan teman bibi mana tau ada lowongan di perusahaan dikota besar, merantau keluar negeri pun aku mau bi, yang penting bisa bantuin ibu cari duit".
"Kamu yakin Ra,ada saudara paman tinggal di kota".
"Ia bi,aku yakin". Dira semakin bersemangat untuk merantau mungkin semakin jauh dia pergi semakin besar gaji yang dia dapatkan.
"Besok pas paman pulang aku tanya".
"Terimakasih bibi", sebenarnya keluarga Dira bukan orang yang tidak mampu hanya saja ayah Dira pernah melakukan kesalahan sehingga dikucilkan dari masyarakat tapi sekarang tidak lagi, ayah sudah tobat terlihat dari perbuatan, perkataan,dan perlakuan ayah dilingkungan tempat tinggal maupun ditempat kerja.
"Sri kamu sibuk",ayah datang ketoko membuat dira senang, meskipun yang dia kunjungi adalah adiknya sendiri.
"Tidak mas,duduk sini mas,mbak.dir buatkan teh untuk ayah dan ibu kamu ya".
"ia bi".Dira kebelakang dan kembali membawa tiga gelas teh hangat serta cemilan.
"Sri gimana ini, juragan tidak ada sedangkan orang tuanya aini meminta uang mahar secepatnya".
"mas,kalo uang sebanyak itu aku tidak punya, nanti aku tanyakan pada mas Bambang ya apa dia ada simpanan,tapi kalo aku tidak ada mbak", menatap ibu sekilas.
"Semoga saat juragan kembali kami bisa mendapatkan pinjaman,suara ayah terdengar sangat dalam dan ada rasa putus asa di sana.
"Maaf ya mas aku tidak bisa bantu".
"Ya mas mengerti".hanya itu yang bisa ayah katakan,kami pamit ya.bawa ini mas bibi memberi beberapa macam kue untuk buah tangan mereka pulang.
Dira melihat ayahnya duduk diteras sendirian,ayah kenapa,ayah sakit kah?ibu mana.
Ibu pergi bantuin tetangga hajatan besok."tadi nur cariin kamu nak katanya mau ajak kamu keluar".
"Aku dirumah saja yah,aku capek.yah nanti kalo aku sudah ada info lowongan kerja ijinkan Dira merantau ya.aku ingin ibu punya warung didepan sini yah,ibu bisa jualan gorengan atau sarapan pagi sekalian warung sembako".Jadi ibu tidak perlu mencari brondolan lagi atau kerja serabutan seperti biasa.kasian kan yah".
"Nak,ayah tidak pernah meminta semua itu, ayah tidak minta kalian pergi atau pun bekerja apa lagi sampai keluar dari rumah dan jauh dari kami".
"doakan dira selalu ayah,biar Dira dapat pekerjaan yang bagus bisa membantu ekonomi keluarga kita.harapan dira bisa buatin warung untuk ibu".
"Ia nak, kemanapun kamu pergi jaga lah selalu langkah mu,hati hati jangan mudah tergoda dengan dunia luar".
"Ia ayah".
"ra,malam paman.kami boleh keluar kan?"
"Boleh nak,tapi seperti biasa ya jangan lama pulang".itu memang selalu pesan ayah buat Dira karena dia seorang anak perempuan harus pandai menjaga dirinya.
"sebenarnya aku capek nur".
"Eh non,pasar malam itu tinggal beberapa hari lagi, setelahnya kita tidak akan keluar lagi,kita juga pasti jarang ketemu karena terpisah oleh tempat.minggu depan aku akan berangkat kekota dan kuliah disana".
"Ia aku lupa, sebentar aku mandi.baru pulang kerja".
Ini kejutan Surya ada disana bersama Haikal.
"Loh katanya survei lapangan gimana sih".
"Sudah selesai,Oya kebetulan kami nanti satu tempat kos, mereka ini satu fakultas dengan aku, seandainya kamu bisa bareng dir".
Dira menunduk."kalian beruntung.selamat ya buat kalian, semoga bisa sukses dimasa depan"ucap Dira senang walaupun didalam hatinya terlintas rasa iri terhadap mereka.
"Yuk jalan,kita belum pernah naik kan", berfoto bersama membeli gelang dan topi couple dan baju kaos oblong sebagi tanda persahabatan mereka.
Sebelum pulang Surya memberikan sebuah boneka kepada Dira,"buat teman kamu tidur".
"Apaan sih, Dira memukul lengan Surya.dia tidak menyangka akan pulang dengan memeluk sebuah boneka Doraemon.
"Setelah ini kita akan lama bertemu,ini karena musim penerimaan mahasiswa baru di kampus .jika sudah aktif belajar kita tidak bisa bertemu bahkan tidak sempat bermain ponsel".
"Ia tidak apa apa".
Dira tidak sedih, karena mereka hanya teman biasa.
"aduh nemu dimana besar banget kalian menang diarena mana"?tanya nur penasaran.
Yuk kita coba lagi mana tau masih beruntung ajak nur.surya tertawa terbahak bahak.
Mana pernah beruntung dapat diarena,"noh disana tempat bapak penjual boneka,tidak perlu beli koin dan mengharap yang tidak pasti.duit habis beli koin anda belum beruntung" ucap Surya.
Gini kalo bertemu anak ekonomi, langsung perhitungan ujar nur.
"Yuk kita beli", Haikal menggandeng tangan nur.surya menoleh ke dira dan tersenyum.
"Jangan macam-macam ya".
"Tidak ayo kita bantu pilih, takutnya dia pilih boneka chucky pula", Surya menarik jaket Dira.
"Tidak mungkin nur mau boneka model begitu aneh ya kamu".
"Tapi nanti sebelum kalian berangkat bisa tidak ya hadir di pernikahan abang aku?"
"kapan,tanya Surya".
"Belum tau sih masih cari tanggal yang tepat".
"Kalo Minggu depan aku tidak bisa lagi,hari Sabtu aku harus singgah kerumah paman sebelum berangkat kekota.maaf ya".
"Tidak masalah ucap dira.terima kasih buat semuanya".dira sangat senang bertemu dengan Surya meskipun pertemuan mereka masih tiga kali tapi kesan yang ditinggalkannya sangat manis bagi dira.kini sakti benar benar sudah hilang dari ingatan gadis itu.
Dulu sakti juga seringkali memberikan kejutan buat dirinya.tapi sejak sakti pindah mereka betul-betul kehilangan kontak dan kabar.tapi disaat ada rasa nyaman ehh harus berpisah lagi oleh pendidikan.
