Baby Genius Tuan Muda Arogan

"Hore, akhirnya om datang."

Si kembar langsung berlari ke arah pintu di mana pria yang ditunggu tunggu telah datang.

Pria itu tidak datang sendirian, ada dua asistennya yang membantunya membawa dua kue berukuran besar untuk si kembar, dan dia juga nampak membawa dua paperbag berukuran besar yang diyakini sebagai hadiah untuk mereka.

"Selamat ulang tahun kembar, semoga kalian senang dengan hadiahnya ya? Maaf, Om datang agak terlambat, tadi masih ada meeting, nggak bisa ditinggalkan."

Pria itu tak menyadari ada seorang wanita yang tengah menatapnya dari kejauhan. Dia hanya tertuju pada si kembar saja yang sedang gembira menyambut kedatangannya.

Si kembar sendiri juga lupa dengan acara ulang tahunnya. Mereka lebih senang setelah mendapatkan hadiah dari pria yang dikaguminya.

"Nggak papa terlambat Om, yang penting Om sudah datang ke sini, kami sudah senang kok. Oh ya Om, kami tadi mau tiup lilin tapi kami menunggu Om nggak datang-datang, terus kami putuskan untuk memulai acaranya. Untung saja lilinnya belum ditiup, Om udah datang. Yaudah Om, ayo kita masuk, kita tiup lilin sama-sama, nanti akan kami kenalkan sama Mommy."

Si kembar menarik pergelangan tangan pria itu untuk diajaknya masuk.

Sedangkan kedua asisten yang membawa kue tart untuk si kembar jadi kebingungan.

"Tuan, ini mau ditaruh di mana?"

Salah satu asisten tidak mendapati tempat untuk menaruh kue tart, karena tidak ada lagi tempat yang tersisa, sudah dipenuhi oleh anak-anak kecil.

Louis berdecak, dengan menatap asistennya geram. "Kau taruh saja di meja sini, siapkan juga lilinnya, biar si kembar seneng tiup lilin banyak."

"Baik Tuan."

Agatha hanya diam dengan wajahnya bengong. Ia tak pernah menyangka si kembar sudah mengenali Louis, selebihnya lagi mereka diam-diam sudah mengundang Louis ke acara ulang tahunnya.

"Om, ayo aku kenalin sama Mommy-ku."

Kenzie menarik pergelangan tangan Louis dan mengajaknya untuk menemui Agatha yang berdiri agak jauh.

Bodohnya lagi Louis tak menyadari keberadaan Agatha di tempat itu. Dia lebih fokus pada si kembar yang menunjukkan wajah bahagianya.

"Mommy, kenalin. Ini Om baik hati yang suka kasih jajan buat kami. Sekarang Om datang dan bawain hadiah buat kami."

Agatha diam masih dengan wajahnya bengong. Louis yang mulanya menunduk langsung mengangkat dagunya dan tatapannya mengarah pada wanita muda yang tengah berdiri di depannya. Refleks ia terkejut dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tak pernah menyangka Agatha ada di tempat itu dan si kembar memanggilnya dengan sebutan mommy. Ia teringat saat Agatha meminjam uang padanya untuk digunakan acara ulang tahun, dan ternyata dia tengah mengadakan ulang tahun buat si kembar.

"Kamu! Kok kamu ada di sini? Katanya kemarin kamu mau adakan acara ulang tahun buat anak panti, tapi kok~~

Agatha nampak begitu kebingungan untuk menjawabnya. Dia mencari alasan namun tak mendapati alasan yang tepat untuk membohongi Louis.

Si kembar mendongak menatap mereka bergantian. Mereka bingung saat Louis ternyata mengenali ibunya.

"Loh, mommy sama Om udah kenal?" tanya Kenzie.

Mereka sampai melupakan acara tiup lilin yang hampir saja dilakukan. Kini mereka dibuat penasaran dengan Louis yang sudah mengenali ibunya.

"Kalian kenapa ngundang orang luar tanpa bilang dulu sama mommy? Mommy kan sudah bilang, jangan melibatkan orang luar untuk acara kalian, kok kalian malah bohongi mommy."

Untuk mengalihkan pembicaraan, Agatha terpaksa harus menyalahkan putranya. Padahal sebenarnya dia tidak tega untuk menyalahkan putranya, di saat hari ulang tahunnya, seharusnya mereka bahagia gembira bisa menikmati kebersamaan bersama teman-temannya, tapi ia malah memberikan teguran pada putranya karena sudah ceroboh mengizinkan orang lain masuk mengikuti acaranya.

Si kembar merasa bersalah karena sudah ceroboh mengundang pria itu tanpa memberi tahu ibunya terlebih dulu. Mereka pikir ibunya tidak akan mempermasalahkan kedatangan pria itu, tapi malah memarahinya.

"Maafkan kami mom, kami memang tidak memberitahu Mommy saat mengundang Om datang ke sini. Om ini sangat baik hati sama kami. Bahkan kami sering diberikan jajanan. Apakah kami diam saja saat kami merayakan pesta, Om ini tidak diundang? Mommy sering bilang katanya kita nggak boleh pilih-pilih teman, kenapa sekarang Mommy marah saat kami mengundang Om. Om ini kan juga teman kami, bukan orang jahat juga," bantah mereka berdua dengan tatapan kesal.

Kenzo dan juga Kenzie benar-benar kesal karena ibunya tidak menghargai kedatangan pria yang sudah sangat baik pada  mereka. Padahal pria itu datang dengan maksud baik, bahkan sudah membawakan kue tart dan juga hadiah lain. Seharusnya Ibunya bisa bersikap ramah tamah dan tidak terlihat arogan.

Agatha membuang muka dengan diselingi helaan napas kasar. Ia lakukan segala cara hanya ingin menjauhkan di kembar dari Louis, tapi kini si kembar sudah mengenali Louis dengan baik.

"Ya sudah, mommy minta maaf. Mommy nggak ada maksud untuk marah sama kalian, mommy hanya kecewa saja dengan kebohongan kalian. Kalian bilang hanya mengundang Bu guru dan juga teman satu kelas saja, tapi di sini kalian mengundang orang lain."

Louis di situ hanya diam, menyimak celotehan si kembar dengan Agatha. Hendak meminta penjelasan pada Agatha, tapi situasinya kurang pas. Ia akan menunda sampai acaranya selesai dan si kembar tidak kehilangan kebahagiaannya.

Untuk mengurangi ketegangan antara anak dengan ibunya, Louis pun ikut buka suara.

"Apakah kedatangan Om di sini sudah mengganggu acara kalian? Kalau memang Om sudah mengganggu acara kalian, lebih baik Om pergi dari sini, kalian bisa melanjutkan acaranya."

Dengan cepat si kembar, menghalanginya untuk pergi. Mereka tidak akan menjadi kacang lupa kulitnya, sudah diperlakukan sangat baik, tapi tidak bisa menghargainya.

"Om jangan pergi. Om akan tetap di sini sampai acaranya selesai. Om harus ikut merayakan ulang tahun kami."

Sesekali si kembar melirik pada Agatha dengan tatapan kesal. Mereka berharap Agatha mau mengizinkan pria itu untuk tetap bertahan di kediamannya.

Lagi dan lagi Agatha terpaksa mengalah, ia tak mau membuat suasana pesta menjadi berantakan dan mengecewakan anak-anaknya.

"Oke baiklah. Tetaplah di sini sampai acaranya selesai, dan sekarang ayo kita mulai acaranya."

Suasana kembali ceria, Bu guru membawakan beberapa rangkaian acara, untuk menghidupkan suasana ceria.

Si kembar dan juga teman-temannya menyanyikan lagu ulang tahun sebelum mereka  memutuskan untuk meniup lilin.

"Ayo Kenzo, Kenzie, sebelum lilinnya ditutup, kalian berdoa dulu. Apa yang menjadi keinginan kalian berdua?" tanya Bu guru.

Kenzo dan Kenzie saling bertatapan. Mereka berdua memikirkan sesuatu yang akhirnya diungkapkan di depan ibunya, gurunya dan juga yang lain.

"Bu guru, kami tidak memiliki banyak keinginan. Kami hanya ingin punya Daddy yang menyayangi kami dan bisa buat kami senang. Kasihan Mommy, selama ini mommy bekerja sendirian, mommy berpikir sendirian untuk memberikan nafkah buat kami. Boleh kan Bu guru, kalau kami minta Daddy?"