NovelToon NovelToon
THEY ARE GEMSTONES

THEY ARE GEMSTONES

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:438
Nilai: 5
Nama Author: Putri Yais

Keluarga Haven bukanlah keluarga sembarangan. Haven merupakan suami dari perempuan bernama Amber. Mereka memiliki kemampuan supranatural yang sangat tinggi. Mereka memiliki tiga orang putra, dan dua orang putri. Mereka adalah pemilik mata dewa. Ambisi mereka sangat besar untuk menguasai dunia. Sebelum mata dewa itu terbuka, sampai kapanpun mereka tidak akan mencapai tujuan besarnya itu.

Mata dewa hanya bisa dibuka dengan lima batu permata yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.

Tidak ada yang tahu jika kelima batu permata itu ternyata berubah menjadi lima gadis cantik dimana mereka akan menjalani aktivitas layaknya manusia biasa, hanya saja ketika dalam keadaan darurat maka kekuatan besar yang tersimpan dalam diri mereka akan muncul.

Kelima gadis cantik itu tinggal di sebuah tempat bernama "Home Blue" dimana pemilik tempat itu adalah seorang perempuan bernama Lin.

Yuk! ikuti perjalanan serunya dalam karya baruku ini. Jangan lupa mampir, like, dan komen. Terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Yais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEDATANGAN KELUARGA MAVEN

Hari sudah malam. Semua gadis turun untuk makan malam. Di meja makan, Lin memperingatkan semua gadis untuk tetap berada di kamarnya saat tamu mereka datang. Tidak diizinkan seorang pun berjalan-jalan di sekitar rumah. Hanya Lin dan Feride yang menyambut kedatangan mereka. Setelah kunjungan itu selesai, semua gadis bebas ingin melakukan apapun. Sementara itu, keluarga Maven sedang dalam perjalanan menuju Home Blue. Melihat kedatangan mereka, Lin dan Feride langsung pergi ke luar untuk menyambut kedatangannya.

"Apa yang datang hanya satu mobil saja?" tanya Fe pada Lin.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya begitu."

"Aku pikir mereka akan datang dengan beberapa mobil," ucap Feride.

"Aku pun tadi berpikiran sama sepertimu," jawab Lin.

Mobil mewah mereka terparkir di depan Home Blue. Turunlah seorang pria dan wanita dari dalam mobil dengan diikuti oleh dua pria tampan di belakangnya. Melihat kedatangan mereka, Lin terlihat sangat syok. Dia hampir saja pingsan. Namun, dengan sigap Fe menahan tubuh Lin kuat.

"Apa kau baik-baik saja, Nyonya Lin?" tanya Fe.

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing saja." jawab Lin.

"Selamat datang di Home Blue kami, tuan dan nyonya Maven," sapa Fe sambil menjabat tangan mereka.

"Terima kasih untuk sambutannya," ucap Nyonya Maven.

"Silahkan masuk!" ajak Fe pada mereka.

Sejak tadi Lin terlihat sangat canggung. Tubuhnya sedikit gemetar dan telapak tangannya dingin. Fe memanggil pelayan untuk menghidangkan teh dan cemilan untuk mereka.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Nyonya Lin? Kenapa kelihatannya dia seperti tertekan saat ini?" ucap Fe dalam hati.

Gemma selaku nyonya besar keluarga Maven tidak datang seorang diri, melainkan bersama sang kakak.

"Ini kakakku, namanya Stewart." ucap Gemma memperkenalkan.

"Ini putraku, Melvin Maverick. Dan ini putra kakakku, namanya Arvind Alden."

            ARVIND ALDEN

            MELVIN MAVERICK

                 ***

Lin benar-benar tidak percaya jika keluarga besar Maven ternyata keluarga bangsa serigala. Jika Lin tahu sejak awal siapa mereka sebenarnya, mungkin dia akan menolak permintaan itu. Sejak tadi Stewart terus menatap Lin. Dia seakan tahu bahwa Lin sekarang ini sangat gelisah. Tidak lama minuman dan cemilan mereka datang.

"Silahkan diminum!" ucap Fe.

"Terima kasih," jawab Gemma.

Keadaan Home Blue malam itu terlihat sangat sepi. Tidak satupun gadis yang terlihat. Saat tiba di sana, Arvind sudah mencari-cari keberadaan gadis itu tapi tidak terlihat sedikit pun batang hidungnya.

Selesai mencicipi cemilannya, Gemma memberitahu Fe dan Lin jika kedatangan mereka bukan hanya memilih gadis untuk Melvin, melainkan juga memilihkan gadis untuk Arvind.

"Dimana gadis asuhan terbaikmu Nyonya Lin?" tanya Stewart. "Kenapa kau masih menyembunyikan mereka? Bukankah kami datang untuk memilih dua diantaranya?"

"Tenanglah kakak, tidak perlu terburu-buru. Mungkin mereka sedang bersiap," ucap Gemma.

Lin membisikkan Fe supaya membawa gadis-gadis itu untuk turun ke bawah. Tidak lama kelima gadis datang. Feride memperkenalkan nama dan status mereka pada keluarga Maven. Saat dilihat, tidak satupun dari mereka yang dapat menarik hati dua pria tampan itu.

"Gadis-gadis yang sangat cantik," ucap Gemma. "Gadis mana yang kau pilih, Nak?"

"Mereka memang cantik, Ibu. Tapi maaf aku tidak tertarik pada mereka sedikitpun," jawab Melvin.

"Kau tidak tertarik?" tanya Gemma heran. "Lalu denganmu Arvind?"

"Tidak, Bibi. Aku sudah memiliki pilihanku sendiri."

"Benarkah? Lalu kenapa kau bersedia untuk ikut kami kemari jika ternyata kau sudah memiliki seorang gadis?" tanya Gemma.

"Aku hanya penasaran saja dengan tempat ini. Selama ini aku hanya bisa mendengarnya dari orang-orang. Tapi sekarang aku bisa melihat langsung Home Blue ini," jawab Arvind.

Stewart sangat penasaran dengan gadis pilihan putranya. Dia meminta Lin untuk mendatangkan semua gadis yang ada di Home Blue padanya.

"Kalian tidak bisa bersikap seenaknya di rumahku ini," ucap Lin. "Tidak ada gadis lain yang menjadi pilihan putra kalian selain dari kelima gadis itu. Mereka gadis terbaik yang sudah aku siapkan."

"Kau yakin tidak akan memanggil mereka semua untuk turun?" tanya Stewart.

"Tidak!" tegas Lin.

"Baiklah, kalau begitu biar aku yang akan memanggil mereka semua," ucapnya.

Sementara itu, kelima gadis yang sedang ada di kamarnya merasa sangat penasaran dengan tamunya Bunda Lin. Secara diam-diam mereka pergi ke luar untuk melihatnya. Mereka mengintip di lantai atas.

"Apa mereka datang mencari gadis untuk kedua pria tampan itu?" tanya Kyanite pelan.

Dari bawah terdengar suara keributan.

"Tolong jaga sikapmu itu di rumahku!" Lin mencoba memperingatkan Stewart.

"Ada apa? Sepertinya Bunda Lin memiliki masalah dengan pria itu," ucap Berlian dari atas.

"Shuttt!!! Jangan bicara keras-keras!" ucap Emerald.

"Siapa di atas sana?" tanya Stewart.

Lin dan Feride saling menatap. Sepertinya ada gadis yang diam-diam mendengar perbincangan mereka dari atas. Stewart memberikan satu kesempatan pada Lin untuk membawa semua gadis turun. Jika tidak ia akan membuat kekacauan di rumahnya.

"Kakak, ada apa denganmu?" tanya Gemma. "Nyonya Lin sudah mengatakan jika ini kelima gadis terbaiknya. Jika Melvin dan Arvind tidak tertarik, tidak apa-apa. Kita bisa mencari gadis lain di luar sana. Tolong jangan membuat keributan seperti ini!"

"Tidak Gemma, masih banyak gadis di rumah ini yang terbaik. Hanya saja dia menyembunyikannya dari kita," jawab Stewart.

"Maaf tuan, kami tidak mendatangkan gadis lain karena umur mereka yang terbilang masih muda. Mereka masih duduk di bangku SMA," jawab Feride.

"Tidak masalah, aku ingin melihatnya," ucap Melvin.

Lin sudah merasa sangat tertekan. Dia akhirnya meminta Fe untuk membawa semua gadis turun. Tapi tidak dengan kelima gadis permata itu. Mereka harus tetap berada di kamarnya. Feride naik ke lantai atas dan memanggil semua gadis untuk turun. Saat mendengar suara keramaian, kelima gadis keluar untuk melihatnya.

"Ada apa? Kenapa semua gadis diminta untuk turun?" tanya Kyanite.

"Kalian tetap lah berada di kamar," ucap Fe.

"Kenapa?" tanya Ruby. "Semua gadis diminta untuk turun, tetapi kami tidak."

"Bunda Lin yang menyuruhnya," jawab Fe.

"Baiklah, Nyonya Fe tidak perlu khawatir. Kami akan tetap berada di kamar," ucap Shapire.

Semua gadis turun untuk menemui keluarga Maven di bawah. Melvin dan Arvind memperhatikan gadis itu satu persatu.

"Sudah aku turuti permintaan mu untuk mendatangkan semua gadis di Home Blue ini," ucap Lin.

"Bagaimana?" tanya Gemma pada putranya. "Apa kau tertarik dengan salah satunya?"

"Tidak Ibu," jawab Melvin.

"Ya ampun, kau benar-benar keterlaluan," omel Gemma pada putranya. "Kalau begitu tidak perlu meminta semua gadis untuk turun."

"Tidak apa-apa, Nyonya. Hanya masalah sepele saja. Jika kami tidak turuti, maka Tuan Stewart akan mengacaukan rumah kami. Itulah masalah besarnya," ucap Fe melirik Stewart.

"Dimana gadis itu?" batin Arvind.

Stewart melihat putranya yang diam saja. Itu berarti dia tidak tertarik pada semua gadis itu. Stewart akhirnya membawa keluarganya untuk kembali. Dia memberitahu Lin jika dia akan datang kembali menemuinya.

"Terima kasih sudah menyambut kedatangan kami dengan sangat baik," ucap Gemma. "Oh iya,, aku minta maaf atas sikap kakakku yang membuat kalian kurang nyaman tadi."

"Silahkan Nyonya! Akan aku antar sampai ke depan," ucap Fe.

Saat mereka keluar lebih dulu, Stewart pergi menghampiri Lin. "Pegang lah ini!" ucapnya sambil memberikan sebuah peluru di tangan Lin. "Benda ini akan membuatmu selalu ingat jika salah satu diantara anak gadismu ada yang sudah melukai putraku."

Lin membubarkan semua anak gadisnya. Dia pergi ke ruangan untuk menenangkan diri. Setelah mengantar kepergian mereka, Fe pergi menemui Lin.

Tok.... Tok.... Tok....

"Siapa?"

"Apa aku boleh masuk, Nyonya?" ucap Fe.

"Masuklah!"

Fe bertanya tentang sikap Lin yang sedikit aneh saat bertemu dengan keluarga Maven tadi. Tiba-tiba Lin menunjukkan sebuah peluru pada Feride.

"Peluru apa ini, Nyonya?" tanya Fe.

"Ini peluru yang Ruby tembakan pada serigala itu," jawab Lin.

"Lalu, apa hubungan peluru itu dengan keluarga Maven?" tanya Fe semakin bingung.

Lin memberitahu Feride jika Stewart adalah raja serigala, dan Arvind adalah putranya yang terkena tembakan itu.

"Jadi, maksudmu keluarga Maven adalah keluarga bangsa serigala?"

"Ya. Mereka bisa berubah menjadi seorang manusia seperti yang kau lihat barusan," jawab Lin.

Fe merasa heran kenapa tidak ada satupun gadis yang mereka inginkan. Padahal sudah jelas jika gadis yang disiapkan adalah gadis-gadis terbaik. Lin juga berpikir seperti itu. Dia melihat Melvin tidak tertarik sedikitpun pada mereka. Sepertinya memang gadis Home Blue bukanlah tipenya. Tapi untuk Arvind sendiri, Lin melihat jika dia sedang mencari seorang gadis dari Home Blue, tapi entah seperti apa tipe gadis pilihannya itu.

"Menurutku jika tadi kelima gadis itu ikut turun, sepertinya dua pria itu akan lebih tertarik pada mereka," ucap Feride.

"Aura yang terpancar pada mereka sangatlah kuat dan berbeda dari gadis lainnya. Pria manapun pasti ingin memilikinya. Sebab itu aku tidak meminta mereka untuk turun," jawab Lin.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!