Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukan Yang Hilang
Hari-hari terus berlalu, tak terasa sudah hampir satu bulan Alvin bekerja sebagai asisten pribadi Clara. Hubungan mereka biasa saja, karena memang yang sedang Alvin hadapi bukan Clara asli yang pernah memiliki cinta untuknya. Ini Clara yang berbeda, Clara yang punya ambisi membalas dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Nyonya Rossa juga nampak sudah berubah, sebab kehadiran Alvin kembali ke sisinya membuat jiwa seorang Ibu menjadi bahagia. Alvin kerap menasehati sang mama untuk berhenti mencampuri urusan Clara. Alvin selalu berkata jika ingin tetap hidup damai jangan pernah mengusik Clara. Dan sepertinya wanita tua itu menuruti semua omongan dari putranya.
Clara yang melihat itu pun tersenyum tulus, ini yang dia harapkan. Tuan Bagas yang memiliki jiwa mulia, tidak pantas mempunyai istri dan anak yang bersifat buruk. Tanpa Nyonya Rossa dan Alvin sadari, Clara sudah yakin untuk mengembalikan semua milik mereka. Tinggal selangkah lagi, tapi ternyata menghadapi Abian cukup sulit baginya.
"Alvin, apa kamu tidak ingin mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandung Alice waktu itu?"
"Tidak, aku sudah tidak ingin berurusan dengan wanita jalang itu."
"Benarkah? Tapi aku yang tetap ingin berurusan dengannya, dan kamu wajib membantuku. Karena sisa uang 500 milyar yang kamu berikan pada Alice belum kembali padaku."
"Kamu bilang, sudah mengihklaskan sisanya. Waktu itu hasil menjual apartemen dan mobil yang aku berikan pada Alice hanya dapat segitu. Entah di mana sisa 500 milyar, kenapa uang sebegitu banyaknya hilang tak berbekas sedikit pun."
"Tadinya aku ingin mengihklaskannya saja, tapi kalau dipikir-pikir uang itu hasil keringat Tuan Bagas."
"Sayang jika orang lain yang menghambur-hamburkan tanpa mengeluarkan keringat."
"Clara... Apa sekarang aku punya kesempatan kedua kembali rujuk padamu?"
"Stop membicarakan masalah itu Alvin, aku membiarkanmu bicara akrab tanpa formalitas karena saat ini aku sedang ingin melupakan semua kesalahanmu. Aku ingin hidup tenang tanpa bayang-bayang masa lalu bersamamu."
"Jika kita sedang berdua begini, aku memberikanmu kebebasan memanggil nama tanpa embel-embel kata "ibu". Bukan berarti aku mau kembali padamu. Cukup begini saja hubungan kita, karena aku tidak memiliki perasaan apa pun terhadapmu lagi. Aku mengapresiasi perubahan hidupmu yang menjadi lebih baik, teruslah hidup seperti itu untuk dirimu sendiri."
"Bukan untuk mencari simpati diriku, tapi bersikap baik karena kamu layak menjadi baik. Setelah itu, pasti kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripadaku."
"Maaf jika perkataanku terlalu jujur, tapi aku memang tidak memiliki rasa sedikit pun padamu Alvin. Aku harap kamu mengerti, dan tidak tersinggung dengan semua kejujuranku."
"Baiklah aku mengerti, aku hargai juga kejujuranmu. Jika begitu, kita bisa menjadi teman untuk saat ini. Sampai suatu hari nanti kita berdua dipertemukan dengan pasangan kita masing-masing." Ucap Alvin tulus, pria itu tersenyum hangat untuk pertama kalinya di depan Clara. Alvin sudah mengihklaskan semua yang telah terjadi pada hidupnya.
"Lihat foto ini, aku mendapatkannya sejak lama. Dan yah, aku sengaja tidak memberitahukanmu sejak dulu karena saat itu jika aku berbicara tentang Alice kamu tidak akan percaya. Padahal aku sudah sering memberikan clue, tapi kamu selalu berusaha membantahnya di depanku." Ucap Clara seraya memberikan satu amplop coklat berisi foto Alice.
"Apa kamu kenal pria ini Clara? jujur aku asing dengannya." Ucap Alvin yang memang tidak kenal dengan Abian di foto.
"Namanya Abian Stevanno pria miskin pengangguran yang tidak punya keistimewaan selain wajahnya yang tampan. Itu pun jika dibandingkan denganmu harusnya masih tampan kamu Alvin." Ucap jujur Clara membuat Alvin salting.
"Setahu aku Abian punya kekasih bernama Alicia Latifa yang juga sedang hamil anaknya. Mereka dua komplotan yang bekerja merampas harta milik orang lain demi kepentingan mereka sendiri. Kamu harus selidiki secepatnya, mungkin saja uang 500 milyar milik perusahaan ini ada pada salah satu diantara mereka berdua." Ucap Clara dengan menggebu.
"Clara, apa kamu punya dendam pada Abian atau Alicia ini? Sepertinya kamu begitu bersemangat membicarakan mereka berdua." Tanya Alvin penasaran.
"Hmmm... Tidak, hanya aku pernah dengar ada yang bercerita tentang mereka. Seperti residivis spesial maling aset milik orang-orang kaya." Jawab Clara sedikit berbohong, tidak mungkin juga kan Clara jujur.
"Baiklah, aku akan cari orang yang bernama Abian." Ucap Alvin.
"Kamu baca selembar kertas yang ada di amplop. Ada alamat apartemen milik Abian, aku mendapatkannya dari seorang informan yang aku minta tolong waktu itu. Kamu jangan salah paham atau berfikir mencurigai aku berkomplotan dengan mereka. Karena sudah pasti tidak benar."
"Aku percaya sepenuhnya padamu Clara. Lalu apa sekarang aku sudah boleh pulang. Aku ingin mengantar mama ke dokter." Ucap Alvin.
"Memang kenapa dengan tante Rossa?"
"Mungkin gula darah mama naik, aku juga tidak mengerti. Tapi mama mengeluh sakit semua badannya."
"Pergilah, setelah pulang dari dokter kalian kembali ke rumah utama."
"Apa kamu tidak salah bicara Clara? Kita tinggal satu atap?"
"Apa salahnya, asal kita tahu batasan. Lagi pula aku melihat tante Rossa sudah banyak berubah. Tidak lagi angkuh apalagi bersikap arogan terhadap sesama manusia. Sudah sepantasnya dia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Tapi jika berulah lagi, aku tak segan mengusirnya."
"Terima kasih Clara, kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Alvin.
"Ya pergilah, aku juga akan telepon bik Tutik dan Mang Yanto untuk memindahkan semua barang kalian kembali ke rumah utama tapi kamar kalian aku tempatkan yang ada di lantai satu. Karena kamar di lantai dua sudah aku tempati." Ucap Clara.
"Aku menempati kamar di samping kamar milikmu dulu Alvin. Aku tidak mungkin tidur di tempat yang pernah menjadi saksi saat kamu dan Alice berselingkuh. Rencananya ingin aku jadikan ruang kerja. Tapi belum sempat memanggil tukang untuk merenovasinya." Ucap Clara jujur.
"Tidak apa Clara, aku mengerti. Sekarang aku pergi dulu ya."
Keesokan harinya berhubung libur kerja karena weekend, Alvin memanfaatkan waktu untuk menyelidiki Abian. Berbekal informasi yang diberikan Clara membuat Alvin mudah menemukan keberadaan pria itu. Ditambah dengan koneksi yang dimiliki Alvin saat menjabat sebagai CEO dulu, Abian bukan tandingan sepadan. Pria pecundang yang hanya memanfaatkan rahim wanita untuk kepentingan pribadinya.
Di sebuah kamar apartemen hanya terdapat wanita yang sedang hamil besar. Alvin yang menyamar menjadi seorang petugas listrik berhasil masuk dan menggeledah barang-barang penting setelah sebelumnya membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Alicia yang memiliki tubuh lemah sejak terakhir dia berhubungan dengan Abian nampak semakin memperlihatkan jika dirinya sakit.
Ya, tanpa Abian tahu jika Alicia mengalami preeklamsia yang beresiko kematian pada ibu hamil sepertinya. Abian tidak pernah menemani Alicia memeriksa kehamilannya. Pria itu hanya tahu menikmati tubuh wanitanya dan harta yang berhasil mereka curi.
"Dimana pria brengsek itu menyembunyikan semua harta yang dia curi dariku melalui Alice." Gumam Alvin.
Alvin yang gelisah diburu waktu tidak sengaja melihat ada yang aneh dengan posisi sebuah lukisan. Perlahan Alvin mengambil lukisan itu dan menemukan sebuah brangkas yang terkunci. Dengan alat yang sengaja Alvin pesan dari pasar gelap, dia bisa membukanya tanpa kesusahan.
"Ternyata semua ada di sini, dan ini punya siapa lagi?"
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.