NovelToon NovelToon
Aqmal Dan Gundu Ajaib

Aqmal Dan Gundu Ajaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Ahli Bela Diri Kuno / Si Mujur
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis Bunga Kecantikan

Mendengar jawaban singkat namun padat dari Aqmal tadi, membuat Lisa tertawa cekikikan.

Tiba-tiba gadis itu memegang tangan Aqmal dan mengajak nya berdiri, "ayo ke kantin, aku memaksa mu, kita akan merayakan perkenalan kita ini, ayo aku memaksa lho, tidak ada tapi tapian, aku yang traktir!" kata Lisa sambil menarik tangan Aqmal.

Pemuda dengan tinggi seratus tujuh puluh centimeter itu terpaksa berdiri.

"Maaf aku tidak mau!" kata Aqmal menarik tangan nya.

Namun pegangan tangan Lisa lebih erat lagi, "tidak ada penolakan, aku sangat tidak menyukai penolakan, ayo kita ke kantin, kita resmi berteman kan?" tanya gadis itu sambil terus menarik tangan Aqmal.

Sebenarnya Aqmal bisa menarik tangan nya kuat kuat agar terlepas, tetapi itu beresiko besar, bisa bisa tubuh Lisa terbanting ketanah karena nya, dan dia bisa di dakwa penganiayaan.

Lisa adalah salah satu dari kecantikan SMA Citra Mahardika, putra orang terkaya di kota ini. Banyak memang para remaja putra yang jatuh cinta kepada gadis itu, tetapi gadis itu seperti macan yang susah di dekati, belum lagi bodyguard nya yang selalu siap siaga setiap saat. Kecuali di lingkungan sekolah tentu nya.

Seperti kerbau yang di cocok hidung nya, Aqmal terpaksa menuruti saja saat Lisa menarik tangan nya.

Di ujung sebuah kelas, nampak dua pasang mata menatap kearah Aqmal dan Lisa dengan tatapan yang berkilat kilat penuh kemarahan.

"Sial!, dia justru lebih memilih sampah itu ketimbang aku yang putra seorang pengusaha, sial!, sial!, dasar bangsat anak itu!" bentak Eriko putra seorang pengusaha properti yang cukup sukses di kota ini.

"Kau kalah dengan anak miskin itu Ko!" hasut Markus, sahabat karib Eriko atau Iko.

"Tunggu saja!, mereka tidak mungkin bersatu selama ada aku!" kata Eriko geram.

Lisa menarik tangan Aqmal hingga sampai di kantin sekolah.

"Mau makan apa kau?" tanya Lisa pada Aqmal.

Aqmal seumur hidupnya belum pernah makan di warung ataupun kantin.

"Terserah kau!" jawab Aqmal singkat.

"Baiklah!, kau tunggu di tempat ini, jangan pergi, awas!, aku mau pesan dulu!" ucap Lisa menyuruh Aqmal duduk sementara dia mau memesan makanan. Kata kata Lisa penuh penekanan, yang berarti dia tidak ingin di bantah. Aqmal merasakan hal itu.

Diam diam, Aqmal memperhatikan orang orang disekitar nya, mempelajari semua nya dari orang orang itu. Meskipun dia belum pernah makan di kantin sekali pun, tetapi setidak nya, dia tidak ingin dipermalukan.

"Plak!" ...

Tiba-tiba pundak nya di tepuk oleh seseorang. Saat Aqmal menoleh, ternyata Eman yang datang, duduk disamping nya.

"Gila kau Mal!, ke kantin tidak ngajak ngajak!" omel Eman pura pura kecewa, padahal dia gembira, kini sahabat nya itu mau bergaul sebagai manusia normal.

Dia sebenar nya tau jika Aqmal ke kantin diseret seorang gadis bunga kecantikan SMA Citra Mahardika yang bernama Lisa.

Seorang gadis cantik lain nya datang menghampiri meja mereka, "boleh aku bergabung?" tanya nya.

Gadis itu Gracia yang sebenar nya duduk di meja lain, saat melihat Aqmal dan Eman ada, tiba-tiba dia berniat pindah ke meja mereka.

"Tidak!, kau tidak di terima di meja ini, Aqmal sudah bersama ku!" tiba-tiba Lisa sudah berdiri di belakang Gracia menatap dengan mata berkilat.

"Oh kak Lisa!, ma.... maaf!, maaf!" Gracia buru buru kembali ke meja nya.

Melihat Lisa datang, Eman bermaksud pergi dari tempat itu.

"Kau boleh bergabung di sini, pesan lah makanan, aku traktir hari ini!" kata Lisa.

"Be.... benarkah kak?" tanya Eman.

"Ya!, pesanlah apa saja sesuka mu!" sahut Lisa duduk disamping Aqmal.

"Kau suka bakso?" tanya Lisa.

"Tidak tahu!"jawab Aqmal jujur karena dia memang tidak pernah merasakan seperti apa rasa bakso itu. Bahkan lontong sayur saja baru dia rasakan saat lebaran saja, itupun diantar oleh orang kampung.

Lisa menatap mata Aqmal, "kok tidak tahu?" tanya nya.

Aqmal tidak berkata kata, hanya mengangkat kedua pundak nya saja sembari melemparkan pandangan nya ke arah lain.

Lisa mengerti, tidak lagi ingin mengejar pria itu dengan berbagai pertanyaan.

"Aku pesan bakso untuk kita berdua, kuharap kau menyukai nya, aku tidak tahu kesukaan mu apa?" kata Lisa.

Sebenar nya Lisa cukup lama memperhatikan Aqmal, dia sangat penasaran dengan pria yang luar biasa tertutup itu. Mirip sebongkah batu gunung yang dipahat mirip manusia, lalu diletakan ditengah orang banyak.

Tidak terlalu lama, pesanan Lisa datang, dua mangkok bakso dan dua gelas teh es.

"Ayo di makan!" kata Lisa menatap kearah Aqmal.

Aqmal tidak bereaksi, hanya terdiam membisu saja.

Lisa mengerti, segera mengambil kecap manis dan memasukan nya kedalam mangkok bakso nya. Barulah Aqmal melakukan seperti yang dilakukan Lisa.

Kembali Lisa tersenyum, "kau bisa menambahkan saos tomat atau sambel Lombok jika kau suka, aku tidak suka saus tomat dan sambel, jadi hanya pakai kecap manis saja!" lisa menjelaskan.

Tak ada reaksi apapun diwajah Aqmal, hanya mengangkat pundak nya saja dan mulai makan bakso itu seperti yang dilakukan oleh Lisa.

Lisa tahu jika Aqmal seratus persen mencontoh perbuatan nya, tetapi gadis itu pura pura tidak mengerti. Hanya saja, dia diam diam mencontohkan semua nya pada Aqmal secara tidak langsung.

"Enak kan?" tanya Lisa mengaduk teh es nya sebelum di minum.

"Ya!" jawab Aqmal singkat.

"Duh pangeran, begitu sulit nya kah aku membuat kau bicara, suara mu lebih mahal dari harga emas produksi Antam!" pikir Lisa. Tetapi terus terang, semakin pemuda ini tertutup rapat dan membeku sendirian, jiwa penasaran lisa semakin bergejolak.

Tidak ada niatan lain, selain ingin tahu, ada apa dengan pangeran kutub selatan itu sebenar nya.

Eman datang membawa bakso yang dia pesan tadi, duduk di seberang Aqmal, mengamati kebersamaan sahabat nya itu dengan Lisa.

Semua orang tahu siapa Lisa, kecuali Aqmal tentu nya.

"Kak Lisa sudah kenal dengan Aqmal?" tanya Eman disela sela makan nya.

"Sudah, buktinya dia mau ku ajak ke kantin!" jawab Lisa.

"Mal!, kau tau siapa kak Lisa ini?" tanya Eman.

Aqmal menggelengkan kepala nya, "tidak!" jawab nya.

Lisa tersedak lalu batuk batuk mendengar jawaban dari Aqmal tadi. Semua orang mengenal nya, yang tidak kenal juga berusaha ingin mengenal, namun pemuda pangeran kutub selatan ini justru sebalik nya, tidak ada tanda tanda berusaha ingin mengenalnya, atau caper dihadapan nya. Sungguh seorang pangeran misteri sejati.

Dengan garpu nya, Lisa menyodorkan sebutir pentol bakso ke mulut Aqmal, membuat remaja tanggung itu tertunduk malu.

Eman menendang kaki Aqmal perlahan, memberi kode agar sahabat nya itu mau menerima nya Eman takut kalau kalau Lisa salah anggap, menganggap Aqmal sombong.

Aqmal menatap kearah wajah Eman, dan Eman menganggukkan kepala nya perlahan, namun jelas tertangkap pandangan mata Aqmal.

Akhirnya Aqmal yang lugu, menerima pentol bakso itu kedalam mulut nya.

"Enak kan?" tanya Lisa tersenyum manis kearah Aqmal.

Aqmal hanya menganggukkan kepala nya saja.

Sementara dari meja yang agak jauh, Gracia menatap kejadian itu dengan tatapan aneh, ada raut wajah kecewa, ada raut kebencian, dan ada pula yang penyesalan.

Setelah selesai makan, Aqmal bermaksud membayar harga makanan yang mereka makan, namun Lisa memegang tangan nya tanpa canggung sedikitpun juga, "sekarang aku yang bayar, aku kan sudah janji, besok baru giliran mu yang bayar, oke?" ....

Kembali Aqmal menatap kearah Eman, dan Eman langsung menganggukkan kepala nya perlahan.

Sebenar nya Lisa melihat hal itu, namun dia pura pura tak mengetahuinya. Lisa menyadari jika Eman adalah kunci untuk mendekati pangeran kutub selatan itu.

Baru saja Aqmal, Lisa, dan Eman tiba di depan kelas, tiba tiba ketua kelas menemui nya.

"Mal!, Aqmal!, kau disuruh ibu Nety ke ruang guru sekarang juga!" kata Rizal sang ketua kelas.

"Ada apa dia dipanggil?" tanya Lisa.

"Saya tidak tahu kak!" jawab Rizal.

Tanpa banyak bicara, Aqmal melangkah menuju ke ruang guru.

Di ruang guru ternyata sudah hadir nyaris semua dewan guru serta kepala sekolah yang menatap kearah nya dengan tatapan aneh.

"Nama mu Aqmal kan?" tanya kepala sekolah.

"Iya!" jawab Aqmal singkat.

"Apakah ini kertas ujian milik mu?" tanya kepala sekolah lagi.

"Ya!" jawab Aqmal singkat.

"Kau jawab sendiri atau asal asalan?" tanya kepala sekolah menatap tajam kearah wajah Aqmal.

"Itu hasil pemikiran saya, jika salah, berarti saya yang salah, jika benar berarti pemikiran saya benar!" jawab Aqmal agak panjang.

"Bapak kepala sekolah, belum pernah kejadian, ada seorang murid yang menjawab seperti ini, saya yakin dia asal asalan saja!" kata Bu Nety.

Para dewan guru yang lain juga berpendapat sama seperti pendapat Bu Nety itu.

...****************...

1
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
Aman 2016
Aqmal benar benar masih polos
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
Aman 2016
makin seru ceritanya lanjut Thor
Aman 2016
mantab mal
Aman 2016
jooooz mantab Thor
Aman 2016
lanjut terus
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor
Aman 2016
mantul Thor 💪💪
Aman 2016
mantab Thor gaaas terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!