Seorang gadis bernama Clarissa berusia 19 tahun, terpaksa harus berkerja malam hari dengan menggaet para pria hidung belang karena ulah Ayah kandung nya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Sudah satu minggu berlalu, baik keluarga Yusril dan juga anak buah Pak Hartoyo mencari keberanian Clarissa.
Namun mereka belum juga menemukan nya.
Pria tua itu kembali datang ke rumah Yusril dengan kondisi marah marah.
"Kemana perginya anak gadis mu itu"?
"Sudah satu minggu belum juga ketemu, kalian berdua harus bertanggung jawab atas ini.
Karena kalian saya merasa terhina dengan gagal nya pernikahan ini.
Pria itu menatap ke arah Yusril dan Diana dengan tatapan penuh amarah.
"Siapa Putri mu itu, hingga berani berani nya menolak ku dan kabur sehari sebelum acara pernikahan"? lanjut Pak Hartoyo dengan nada penuh keangkuhannya.
" Maaf juragan, secepatnya kami akan segera menemukan putri kami" kali ini Diana yang bersuara, karena Yusril seolah mati kutu dihadapan calon menantu nya itu.
"Nggak perlu"!
"Semua anak buah ku sudah mencari nya kamu belum juga ketemu, giman dengan kalian yang hanya berdua"?
"Saya janji akan membawa Clarissa kembali juragan.
"Aku tidak percaya dengan kalian, aku hanya ingin kalian secepatnya meninggalkan rumah ini dan pergi jauh dari kampung ini.
Aku sudah tidak mau lagi melihat wajah kalian ini.
ucap Hartoyo sembari menatap sepasang pasutri ituitu dengan tajam.
Hanya ada guratan keseriusan pada wajah tua itu.
Diana langsung menoleh ke arah suaminya, wanita paruh baya itu berharap suami nya akan protes dengan juragan itu.
Namun sayang, seperti nya suami Diana justru pasrah saat pria tua itu ingin segera menyita rumahnya.
Wanita itu semakin merasa kecewa dengan sikap pasrah suaminya itu.
"Tolong jangan sita rumah kami juragan kami mau tinggal dimana. Aku mohon beri kami waktu aku akan mencari Clarissa sampai ketemu dan aku pastikan dia akan bersedia menikah dengan juragan. ucap Diana memohon.
Sementara Diana memohon, Yusril justru menatap ke arah istrinya itu dengan kedua mata yang melotot tajam.
" Aku sudah tidak berniat menikahi putri kalian, kalau kalian tidak ingin rumah ini aku sita maka kembalikan saja uang ku yang kami pinjam itu.
Aku kasih waktu satu minggu, jika kalian tidak bisa membayarnya silahkan kalian angkat kaki dari rumah ini.
Wanita itu menelan saliva nya dengan begitu susah payah.
Diana berfikir bagaimana ia bisa mencari uang sebanyak itu dalam waktu satu minggu.
Sementara untuk bisa menemukan Clarissa pun rasanya tidak mungkin.
"Tidak perlu banyak bicara, silakan kalian nikmati dulu tinggal dirumah ini sebelum aku mengusir kalian satu minggu lagi. ucap Pak Hartoyo seraya beranjak dari duduk nya lalu melangkah pergi tanpa pamit.
" Mama ini gimana sih, pakai bilang mau membawa anak sialan itu segala. Memangnya Mama mau cari dimana anak itu?
Kalau anak buah Pak Hartoyo saja tidak bisa menemukan Clarissa apa lagi dengan kita Ma. ucap Yusril.
Saat suami istri itu tengah berseteru, tiba tiba ponsel Yusril bergetar.
"Kalau tidak bisa membayar hutang hutang mu, jangan sekali kali mencoba untuk kabur. Ingat anak buah ku selalu memantau kalian 24 jam.
Seketika mata Yusril melotot tajam setelah membaca pesan itu.
Pesan itu dikirim oleh Mami Yessi sang germo.
Jika Hartoyo tidak bisa menemukannya keberadaan Clarissa, lain dengan Mami Yessi yang sudah mengetahui dimana saat ini Clarissa tinggal.
Karena memang sejak perjanjian hutang piutang itu, anak buah Yessi terus memantau keluarga Yusril. 0
Sejak itu apa pun yang terjadi di keluarga Yusril sang germo itu tau, termasuk kabur nya Clarissa.
Meski anak buah Mami Yessi terus mengikuti Clarissa saat itu, Namun Clarissa sendiri sama sekali tidak tau menau soal itu.
"Siapa yang kirim pesan Pa? kenapa Papa Seperti nya Shok?
"Dari germo itu Ma"!
"Dia bilang apa Pa...? tanya Diana lagi.
"Sepertinya Mami Yessi telah meminta anak buah nya untuk memata matai kita Ma.
"Terus kita harus gimana Pa? sekarang bukan cuma Juragan Hartoyo tapi juga germo itu yang kita hadapi Pa? ucap Diana gemetar.
"Sekarang anak kita kabur dari rumah, terus kita sebentar lagi akan di usir dari rumah kita sendiri. Ini semua gara gara Papa. ucap Diana lagi dengan penuh amarah.
" Diam kamu Ma! Papa pusing ini" bentar Yusril pada istrinya.
Seketika Diana diam tak berkutik, setelah Yusril membentak nya.
* * * * *
Pagi ini Clarissa yang sudah sudah satu minggu ini numpang di kos nya Ratih, dan sudah menceritakan semua kejadian yang menimpa nya pada sahabat dekat nya itu.
Sudah sejak pukul 3 pagi Clarissa terbangun dan tidak bisa tidur lagi.
"Mau kemana Ris? kok tumben pagi pagi sudah rapi saja! tanya Ratih yang baru saja bangun.
" Setengah aku pikir pikir pagi ini rencananya aku mau cari kerjaan Tih.
Aku merasa bosen kalau hanya tiduran di Los kamu terus.
"Tapi Ris, kalau kamu keluar cari kerja, gimana kalau nanti anak buah juragan Hartoyo melihatmu.
" Aku rasa Pak tua itu tidak akan mencari ku sampai ke sini Tih.
" Ris,, juragan Hartoyo itu orang terkaya dan terpandang, mempunyai banyak sekali tenan pejabat. Bisa saja dia meminta bantuan para sahabat nya untuk mencari mu.
Gadis itu terdiam, Clarissa meyakini apa yang diucapkan teman nya itu benar.
"Sebaiknya kamu tetap berada disini, jangan pergi kesana kemari dulu takut nya salah satu dari utusan juragan itu ada yang melihat mu di kota ini.
"Benar juga sih, tapi kalau aku gak kerja gak enak juga sama kamu Tih, disini aku numpang terus sama kamu.
" Jangan gitu Ris, Aku malah senang kamu disini aku jadi ada teman nya.
"Aku pengen cepet kerja Tih, biar aku bisa bantu kamu bayar kos dan gak ngrepotin km lagi.
"Iya ya sabar dulu aku masih cari cari lowongan untuk kamu.
" Makasih Tih. ucap Clarissa memeluk Ratih.
Selama satu minggu ini Clarissa memang dilarang keluar kos walaupun sekedar untuk membeli makan.
Ratih tidak ingin teman baik nya ini di ketemukan oleh anak buah juragan Hartoyo, mengingat juragan Hartoyo memiliki banyak sekali anak buah yang tersebar dimana mana.
Bahkan ponsel nya pun sejak satu minggu ini nomor nya sudah nonaktifkan.
Setelah keduanya melewati sarapan pagi, Ratih pamit untuk berangkat kerja.
Sementara Clarissa seperti biasa ia akan mencari cari lowongan pekerjaan melalui online.
Sudah satu minggu ia mencari lowongan, dan setiap ada lowongan Clarissa pun mencoba melamar dengan melalui online.
Namun sudah satu minggu juga tak ada satupun panggilan untuk interview.
"Kenapa susah sekali cari kerjaan dikota? ucap Clarissa.
"Apa sebaiknya aku keluar saja cari kerjaan didekat dekat sini? pikir nya.
Namun gadis itu sendiri juga takut
.
