NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baladewa

Keluarga Baladewa sudah mengabdi pada kerajaan Padjajaran sejak kerajaan tersebut berdiri yaitu pada tahun 923 M. Kerajaan mana didirikan oleh Sri Jayabhupati. Dimana wilayahnya meliputi sepertiga hingga seperdelapan wilayah pulau Jawa.

Pusat pemerintahan Kerajaan Padjajaran di Bogor. Sedangkan untuk cakupan wilayah kekuasaannya di Jawa Tengah, Jakarta dan Jawa Barat.

Awalnya keluarga Baladewa sebatas mengabdi untuk menjaga keluarga kerajaan. Akan tetapi lambat laun tugas mereka berubah dan tidak hanya menjaga keluarga kerajaan melainkan juga menjaga keturunan serta kekayaan keluarga kerajaan Padjajaran.

Puncak kejayaan kerajaan Padjajaran sendiri pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi antara tahun 1482-1521 M.

Untuk mendukung keluarga kerajaan seperti halnya tuan tanah lainnya pada saat itu. Apalagi mereka juga memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan keluarga kerajaan sekaligus sebagai penjaga harta, keluarga serta kehormatan kerajaan Padjajaran.

Keluarga Baladewa membayar upeti dari hasil usaha keluarga mereka yang bergerak hampir di seluruh bidang mulai dari rempah-rempah, jamu, emas, perak, tembaga, kain sutra, batik, beras, mutiara, palawija, konstruksi bangunan dan jalan, memproduksi barang-barang serta peralatan tembaga, perak dan alumunium. Mereka juga membuat kapal, senjata dan peralatan perang untuk kepentingan kerajaan dan juga kerajaan-kerajaan tetangga.

Kerajaan Padjajaran mengalami keruntuhan pada tahun 1579. Keruntuhan mana akibat serangan Kesultanan Banten.

Kerajaan Padjajaran runtuh setelah dikuasainya ibu kota kerajaan oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Sementara sebelumnya kedua pelabuhan utama kerajaan Padjajaran ditaklukkan oleh Kesultanan Demak pada tahun 1527. Kalapa ditaklukkan Fatahillah dan Banten ditaklukkan oleh Maulana Hasanuddin.

Keluarga Baladewa merupakan keluarga tuan tanah yang memiliki tanah yang sangat luas yang mereka warisi secara turun temurun dari nenek moyang serta leluhur mereka serta dari hasil usaha keluarga mereka. Tanah tersebut bertambah luas saat terlihat tanda-tanda keruntuhan kerajaan Padjajaran saat kedua pelabuhan mulai dikuasai Kesultanan Demak.

Keluarga kerajaan berinisiatif untuk memberikan sebagian besar kekayaan yang mereka miliki. Dititipkan kepada keluarga Baladewa serta keluarga tuan tanah lainnya. Tidak hanya harta kekayaan kerajaan yang dititipkan tetapi juga sejumlah tanah yang sangat luas.

Berdasarkan hal itu lah keluarga Baladewa memiliki hektaran tanah yang sangat luas. Tanah mana tidak hanya milik leluhur mereka serta hasil usaha keluarga mereka tetapi juga pemberian dari kerajaan untuk menyelamatkan harta, keturunan serta kehormatan kerajaan yang terancam runtuh.

Di tanah-tanah yang dikuasai tuan tanah tidak hanya dimiliki, dikuasai dan digunakan oleh keluarga mereka tetapi juga untuk menjaga dan digunakan oleh keturunan kerajaan yang tersisa.

Semenjak penaklukan Kalapa dan Banten oleh Fatahillah dan Maulana Hasanuddin. Keluarga kerajaan memutuskan untuk memeluk Islam meninggalkan agama mereka sebelumnya, Hindu.

Selama berabad-abad keluarga Baladewa mendampingi keluarga kerajaan bahkan sampai dengan kerajaan runtuh. Mereka tetap menjalankan usaha keluarga mereka serta menjalankan amanah untuk menjaga keturunan kerajaan serta harta kekayaan termasuk tanah yang dititipkan pada keluarga mereka.

Sebagian tanah mereka berada di Jawa Barat,Jakarta dan Jawa Tengah. Usaha mereka pun meliputi ketiga daerah tersebut. Tentu saja dengan bergantinya zaman usaha mereka selalu berusaha menyesuaikan dengan kondisi zaman.

Pada saat mereka memulai usaha keluarga mereka. Usaha keluarga mereka juga merambah perdagangan maritim. Pengangkutan barang keluar negeri antara dua negara. Kalau di masa sekarang eksport dan import.Perusahaan-perusahaan mereka menjelma menjadi perseroan-perseroan terbatas.

Putra Baladewa adalah pewaris tahta kerajaan bisnis sekaligus pemegang amanah untuk menjaga harta dan tanah serta keturunan leluhurnya dan keluarga kerajaan yang tersisa yang dititipkan pada keluarga mereka.

Putra Baladewa sendiri memiliki seorang pengawal setia bernama Raka. Ayah Raka tidak diketahui identitasnya. Raka sendiri menyandang nama keluarga ibunya, Senapati.

Sejak kecil, Raka sudah dikondisikan untuk menjaga Putra. Menjaga serta mengawalnya. Memastikan semuanya berjalan dengan baik. Keduanya selalu terlihat bersama. Raka sudah seperti bayangan Putra.

Tidak hanya menjaga serta mengawalnya. Raka juga merupakan tangan kanan Putra. Tidak hanya keselamatan dan keamanan Putra tetapi juga kelancaran seluruh perusahaan serta kekayaan yang dimiliki keluarga Putra.

Pada saat mereka bersekolah di sekolah dan di kelas yang sama. Usia Raka lebih tua dua tahun dari Putra tetapi mereka masuk sekolah di saat yang sama. Karena Raka memang sudah diajarkan untuk selalu menjaga dan melayani Putra sejak mereka masih sangat kecil.

Agan atau Tuan atau Ratu adalah panggilan Raka kepada Putra. Sedangkan Putra sendiri memanggil Raka dengan menyebut namanya tanpa embel-embel lain.

Raka kecil kerap berkelahi membela Putra dari anak-anak serta teman-teman sekolah yang mengganggu Raka. Hal itu berlangsung sampai mereka beranjak dewasa dan menyelesaikan kuliah mereka.

Raka memiliki back up team untuk membantunya. Mereka juga bersekolah dan kuliah di kelas yang sama. Tidak ada satu sekolah maupun kampus yang menerima pengawalan khusus seperti bodyguard atau pengawalan khusus lainnya karena akan mengganggu lingkungan sekolah dan kampus.

Untuk mengatasinya, orang tua Putra menyekolahkan dan menguliahkan sejumlah anak dari keluarga tidak mampu yang tidak hanya sekelas dengan Putra dan Raka tetapi mereka juga bertugas untuk menjaga Putra serta membantu Raka jika dibutuhkan untuk melindungi Raka dari gangguan.

Anak-anak mana tetap membantu Raka hingga dewasa. Mereka bekerja membantu Raka menjalankan tugasnya melindungi Putra dan usaha keluarganya. Rian, Aden, Joel, Jaka, Maman dan Jejen.

Miranti sendiri bisa mengenal Putra karena mengenal dekat Raka dan keluarganya. Walaupun hubungan mereka sangat dekat tetap saja. Miranti tidak mengetahui siapa ayah Raka.

Raka tidak pernah ingin membicarakan ayahnya. Menutup rapat semua pembicaraan yang berkaitan dengan ayahnya.

Ibu Raka sendiri sangat lah baik. Seorang wanita sederhana berparas ayu. Wajah tampan Raka menuruni paras ibunya.

Mereka kerap bermain bersama di saat Raka memiliki waktu luang. Lambat laun, Miranti mengenal Putra karena kedekatan Raka dan Putra yang nyaris tidak terpisahkan.

"Siapa itu?" Tanya Putra saat pertama kali mereka bertemu.

"Temanku!" Sahut Raka.

Usia mereka masih sangat belia saat itu. Putra memandangi Miranti sangat lekat. Menatapnya dari atas sampai bawah membuatnya risih.

Miranti berlari ke arah Raka. Berlindung di balik tubuhnya. Menutupi wajahnya.

"Mengapa kau menyembunyikan wajahmu dibalik punggung Raka?" Tanya Putra tak habis mengerti.

"Kau membuatnya malu." Sahut Raka.

"Aku membuatnya malu?" Tanya Putra dengan wajah bodoh, "tetapi mengapa?"Tanyanya lagi tidak mengerti.

"Kau melihatnya seperti hendak menerkamnya."

Putra tertawa sampai kehabisan nafas.

"Maafkan aku! Aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya terpesona melihat wajahnya. Apakah itu salah?"

Miranti tidak menjawab dan semakin membenamkan wajahnya. Dia merasakan wajahnya memanas. Jantungnya berdebar sangat kencang. Oh Tuhan! Apakah aku mau mati? Jantungku seperti akan melompat dari tempatnya?

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!