NovelToon NovelToon
Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Anak Kembar / Anak Yatim Piatu / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Gywnee

"Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian.
"Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya.

"Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal.
Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon.
"Ini saatnya kau bekerja sebagai polisi sungguhan bukan polisi bayangan lagi Axel." Ucap Leon sambil tersenyum.

Axel hanya diam, dia sebenarnya lebih memikirkan tentang kedua anaknya daripada orang itu.

"Leon, apa kau tahu siapa nama anak-anakku?" Tanyaa Axel dengan raut wajahnya yang sedih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 06

Sekolah!

Gavin sedang mengajar kelas Vyan. Dia menyuruh anak-anak itu untuk melakukan pemanasan.

"Pemanasan 20 jam pun enggak apa-apa, asal bisa liatin pak Gavin terus." Gumam Falen dengan senang. Vani menghela nafas dengan kesal, bisa-bisa teman dekatnya ini masih memikirkan hal seperti itu padahal dirinya sudah ingin menyelam ke kolam renang rasanya.

Gavin memperhatikan setiap anak disini, dan yang paling menarik perhatiannya tentu saja kedua anaknya itu. Dia memperhatikan Vyan yang banyak bicara dengan Aldo sedangkan Vina hanya diam.

"Oke berhenti." Ucap Gavin.

Mereka semua langsung berhenti dan mereka terlihat ngos-ngosan.

"Kenapa setiap pemanasan seperti ini nafasku jadi pendek..." Ucap Falen dengan kesal.

"Lebih baik tidak usah olahraga kan ya biar tidak memperpendek umur." Jawab Vani dengan kesal. Falen mengangguk dengan setuju.

"Komplotan aneh itu heran aku," Gumam Vyan.

"Materi hari ini adalah dribling, silahkan baris sesuai nomor absen dan melakukan dribling satu persatu." Ucap Gavin.

Dan saat Gavin sedang menjelaskan materi ke mereka, anak-anak cewek kelas 12 melihat Gavin dengan senang, mereka berteriak heboh karena Gavin sangat keren saat mempraktikan dribling.

"Itu orang pada kenapa sih," Gumam Vina dengan heran.

"Kau ini buta apa sih, enggak lihat pak Gavin keren banget kayak gitu...enggak kelihatan banget loh dia udah 32 tahun...rasanya kayak seumuran sama kita..." Ucap Falen dengan senyum-senyum.

"Paan sih." Jawab Vani dengan heran.

"Caranya seperti itu, saya tidak akan menjelaskan detailnya lagi. Saya mau lihat kalian dulu. Nomor absen 1 silahkan!" Ucap Gavin.

"Gila....beruntung banget ya pacarnya pak Gavin..udah ganteng, keren, cool, duh prefect deh." Gumam Falen dengan senang.

"Perfect bukan prefect." Sahut Aldo dengan kesal.

"Apa sih ikut-ikut aja!" Omel Falen dengan kesal.

Vyan berdiri di belakan Vina karena absen Vina lebih dulu dari Vyan.

"Semangat kek loyo banget jadi orang," Ucap Vyan dengan kesal.

Vina hanya diam, dia sebenarnya merasa tidak enak badan. Perutnya sakit karena kemarin dia hanya makan sedikit dan makan banyak snack pedas tapi dia tidak mau memberitahu saudara kembarnya itu karena dia pasti heboh nanti.

"Kapan selesai sih," Gumam Vina dengan kesal.

"Sabar." Jawab Vyan dengan kesal.

Gavin menoleh ke Vina, dia merasa ada yang tidak beres dengan anak itu. Karena gerak-geriknya yang terlihat tidak nyaman, Vina juga mengeluarkan banyak keringat padahal yang lain tidak.

"Heh adik kau kenapa keluar keringat gini sih," Tanya Vyan dengan heran.

"Kita beda 5 menit jangan panggil gitu...." Ucap Vina dengan lemas, Vina sudah tidak bisa menahannya lagi dia memegang perutnya karena sangat sakit, lalu Vina jatuh pingsan dan Vyan dengan cepat menahan tubuh saudaranya itu.

"Vinaa..." Teriak Vyan dengan heboh. Mereka semua sontak menoleh ke mereka dan mereka terkejut melihat Vina yang jatuh pingsan.

"VINAAAA...." Teriak Falen dengan heboh, dia lari ke arah Vina.

Gavin juga terkejut melihatnya dan dia berlari ke arah mereka berdua.

"Vyan kita bawa Vina ke rumah sakit, ayo!" Ajak Gavin dan dia tanpa sadar menggendong Vina dan membawanya ke mobilnya. Vyan pun mengikuti Gavin.

"Vina...." Lirih Falen dengan cemas.

Aldo hanya diam dan merasa heran melihat sikap Gavin ke mereka berdua tadi.

Rumah sakit!

Vina sudah diberi infus dan sekarang dia masih beristirahat. Gavin meminta dokter untuk memindahkan Vina ke ruang VIP agar Vina tidak terganggu dengan orang lain, Vyan sudah menolaknya karena pasti biayanya mahal tapi Gavin membantah Vyan karena dia yang akan mengurus semua. Dan Gavin pergi untuk mengurus administrasinya sedangkan Vyan duduk menemani saudaranya itu.

"Kenapa pak Gavin berbuat sejauh ini, mana mahal banget lagi ruangan kayak gini." Gumam Vyan dengan heran, lalu Vyan menghela nafas melihat saudaranya itu.

"Sekali-kali kalau ada apa-apa bilang kenapa sih, gengsi amat jadi orang." Gumamnya dengan kesal.

"Baik pak, wali untuk saudara Vina atas nama siapa ya?" Tanya suster itu.

Gavin diam sejenak, dia tertegun mendengar kata wali untuk Vina karena dia adalah papanya.

"Axel....tidak Vyan. Walinya Vyan." Jawab Gavin.

Suster itu menganggukkan kepalanya.

Gavin menghela nafas dengan sedih, karena namanya lah yang seharusnya di tulis tapi dia merasa tidak pantas dengan itu.

Dan setelah selesai, Gavin kembali ke ruangan Vina. Dan dia melihat Vina yang sudah bangun, dan Vyan sedang mengomeli saudaranya itu.

"Pak Gavin," Ucap Vina.

Vyan langsung menoleh ke Gavin dan berhenti mengomeli Vina.

"Sudah enakan?" Tanya Gavin dengan cemas.

"Sudah pak, pak apa sekolah menyiapkan dana untuk begini? ruangannya bagus banget ini." Tany Vina dengan heran.

"Kamu tidak perlu memikirkan itu." Jawab Gavin sambil tersenyum kecil.

"Yang harusnya kau pikirkan itu makanmu, kenapa sih sok-sokan makan pedes banyak banget. Kalau begini susah sendiri kan!" Omel Vyan dengan kesal. Vina menghela nafas dengan kesal, dia sangat capek mendengar omelan Vyan setiap saat.

"Vyan jangan memarahi saudaramu begitu, Vina kan baru bangun." Ucap Gavin dengan sedikit kesal. Mereka berdua menoleh ke Gavin dengan heran.

"Mak.maksud saya biarkan dia istirahat dulu." Jawab Gavin.

Vyan tersenyum kecil, "Terimakasih ya pak, lain kali saya akan membalas kebaikan bapak. Tapi kalau mama saya tahu dia pasti akan marah," Ucap Vyan.

"Mama kalian? apa mama kalian akan kesini?" Tanya Gavin dengan heran.

"Iya dia sedang dalam perjalanan." Jawab Vyan.

Gavin sontak terkejut, dia tidak siap jika harus bertemu dengan Keara dengan keadaan seperti ini.

"Vyan...Vina bapak pergi dulu ya....Vyan jaga adikmu ya." Ucap Gavin dengan tergesa-gesa lalu dia pergi keluar.

"Kenapa dia tiba-tiba aneh begitu," Gumam Vina dengan heran.

"Dia siapa? itu guru kita udah nolongin dirimu." Omel Vyan dengan kesal.

"Iyaa....." Jawab Vina dengan kesal, dia heran karena tidak pernah merasa benar di depan Vyan.

Dan Vyan terheran bagaimana bisa Gavin yang statusnya masih guru baru itu tahu kalau dia dan Vina itu saudaraan dan Vina itu adiknya. Padahal tidak banyak orang tahu tentang siapa yang lahir duluan diantara kita. Yang tahu hanya teman dekat Vyan dan Vina saja yaitu Aldo dan Falen.

"Kenapa bisa tahu ya," Gumam Vyan dengan heran.

Gavin segera berjalan keluar sebelum Keara tahu dia berada disini. Dan saat dia keluar dari lift dia terkejut melihat Keara yang berjalan ke arahnya.

Gavin sontak terkejut melihatnya, dia tidak mungkin berjalan melewatinya dan akhirnya Gavin masuk lagi ke dalam lift. Dan orang-orang di lift itu keluar lalu Keara masuk ke dalam, Gavin langsung memalingkan wajahnya. Di dalam lift itu hanya ada mereka berdua.

"Anda mau ke lantai berapa pak?" Tanya Keara.

Gavin diam, dan dia semakin menyembunyikan wajahnya.

Keara merasa heran dengan pria di belakangnya itu, dia tidak peduli lagi dengan itu karena dia harus segera ke ruangan anaknya. Dan akhirnya mereka kembali ke lantai atas.

Gavin melihat wajah Keara dari pantulan cermin di dinding lift itu, dia melihat wajah Keara yang sama sekali tidak berubah, dia tetap cantik. Dan wajah Keara terlihat panik karena Vani. Gavin tersenyum kecil melihatnya.

Gavin sangat merindukan Keara, dia ingin sekali memeluk wanita di depannya ini.

Keara...maafkan aku...(Batin Axel).

1
hitijahubessyjeane 01
keren
Mbak Thia
cerita nya bagus tapi tolong di tetap kan namannya Vina apa vani
Gywnee: namanya vina, kadang salah ketik ☺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!