Kematian Ana dengan meninggalkan satu anak perempuan, nyaris membuat Alvaro terpukul. Ia harus menuruti permintaan yang sempat mendiang istrinya itu ucapkan, disisa hidupnya.
Ia harus menikahi adik Ana, yang berumur 22 tahun itu, yang berarti selisih tiga tahun dari Alvaro.
Siapa sangka, anak yang dititipkan Ana, membuat Alva yang tidak memiliki perasaan, kepada Dessy
adik Ana harus berusaha hidup sebagai suami dan papa dalam waktu yang sama.
Mampukah Alva mempertahankan, hubungan keluarga nya?
Bagaimana dengan Dessy, yang juga tidak memiliki perasaan dengan Alva?
***
Cuss kepoin
Btw ini cerita kedua aku🫶
Terimakasih untuk kalian yang mau mampir🫶😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Pasaribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seranjang
Namun saat Alvaro berbalik, tiba-tiba tangan nya di cekal oleh Dessy. Alvaro menatap kebelakang, dimana Dessy memandang nya.
"wajar kamu meneguk ludah terus, orang aku secantik dan se seksi ini" ucap Dessy lalu melepaskan cekalan itu, dan berbaring menyamping dan kembali tidur.
Alvaro mengangkat kedua alisnya bingung. Ia menggeleng lalu pergi ke sofa, untuk tidur. Sebelum ia benar-benar sampai di sofa, ia menyempatkan diri mencium kening Lily putri nya itu.
"hah" Entah sudah berapa kali, laki-laki itu menghela nafas. Ia memandangi atap kamar nya. Pikiran dipenuhi oleh, mendiang istrinya itu.
"apa maksud mu Ana, menyuruh ku untuk menikahi Dessy?" tanya Alvaro, seakan Ana akan menjawab nya.
"bagaimana aku meneruskan hidup ku, dengan orang yang tidak ku cintai?"
"kau menyiksa ku Ana...."
Alvaro memilih untuk memejamkan mata nya, ia berusaha agar secepatnya memasuki alam mimpi.
Disisi lain:
Heni mengambil ponselnya, jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.
"ck..kok aku ngak bisa tidur sih?" monolog nya
Heni memilih untuk memainkan ponselnya.
"udah nikah aja lo Des" ucapnya saat melihat fotonya dengan Dessy di acar tadi.
"ngak nyangka, tinggal gue yang single" ucapnya
Heni juga ingin menikah, tapi jodoh nya masih di kantor pos kayak nya.
Padahal umur Heni sudah dua puluh lima, wajah jika cewek itu mempunyai niat untuk menikah.
"moga-moga aja, besok ketemu jodoh di kantor baru" monolog nya penuh harap.
Rasa ingin menikah, tiba-tiba membara di benaknya.
"mereka lagi malam pertama ngak ya sekarang?" tanya nya kepo.
"akh...kenapa aku mikirin begituan?" ucap frustasi
"kan jadi pengen nikah....huaaaa...mama pengen nikah" teriak Heni
****
Kira-kira pukul tiga pagi, Alvaro sedikit terganggu karena tangisan kecil, yang laki-laki itu dengar. Ia membuka matanya pelan, dan mengubah tidur nya menjadi duduk.
Matanya melihat kearah kasur, dimana Dessy tengah menggendong Lily.
"kenapa menangis?" tanya Alvaro sambil mendudukkan bokongnya, di samping Dessy. Mata Dessy yang masih tertutup, sambil menggoyang-goyangkan badan Lily pun, mulai terbuka.
Ia melihat Alvaro dengan tatapan kantuknya.
"diam lah, Lily akan tertidur sebentar lagi" ucap Dessy sesekali memaksa matanya, agar tidak tertidur.
"sopan lah, aku ini suami mu" ucap Alvaro tidak suka, dengan gaya bicara Dessy.
Setelah beberapa menit, Lily dipindahkan ke boks bayi karena, bayi kecil itu sudah terlelap.
Dessy memilih kembali ke ranjang, untuk tidur. Namun ia kembali terbangun, saat ada pergerakan di ranjang, Alvaro menaiki ranjang?
Dessy dengan cepat menjauhkan badan nya, dari Alvaro yang tengah berbaring di samping nya.
"kenapa kamu tidur disini?" tanya Dessy dengan mata, tiba-tiba segar seketika.
"ini kasur ku, kalau kamu lupa" santai Alvaro sambil memejamkan matanya.
Dessy membuat bantal guling, di tengah tengah mereka.
"jangan ada yang melewati batas" ucapnya tegas
"tidak sudi" ucap Alvaro yang masih memejamkan matanya.
"hah...lihat saja nanti pagi, kau bangun dengan posisi memeluk ku..."
"...jangan sungkan, aku memang sangat cantik" ucap Dessy saat melihat Alvaro, yang masih memejamkan matanya, tengah tersenyum miring.
Dessy memilih tidur membelakangi Alvaro, ia kesal sering tidak di jawab oleh laki-laki itu.
Pagi pun tiba, Alvaro merasa perut nya ditimpa sesuatu yang berat.
Alvaro mulai membuka matanya, ia melihat kaki Dessy berada di perut nya. Dessy tidur sambil memeluk dada Alvaro, kakinya menimpa perut Alvaro, sungguh posisi yang membuat wanita itu seperti anjing liar hahahaha.
"ck... semalam ia yang menuduh ku"
"lihat? sekarang dia sendiri yang memelukku" ucap Alvaro langsung melemparkan kaki Dessy, serta tangan Dessy yang berada di dadanya.
"eungh...." lenguh Dessy merasa tidurnya, terganggu.
"jangan melemparkan istri mu ini mas" ucap Dessy dengan mata tertutup.
Alvaro mendelik geli, ia memilih duduk dan menjauh dari Dessy. Dessy sangat jauh beda dengan Ana, mendiang istrinya itu sangat kalam tidak seperti Dessy, yang tingkat kerandoman nya melebihi satelit luar angkasa.
"iyakkkk...putri kecil papi udah bangun ternyata?" Alvaro menggendong bayi kecil itu, dari boks bayi.
"tumben ngak nangis, bayi papi yang sangat cantik ini" ucap Alvaro sambil mengecup pipi dan bibir Lily.
"tuh lihat...mama mu sangat kebo, udah mau jam tujuh tapi masih tidur" Alvaro berucap, sambil membantu bayi itu, melihat Dessy yang masih terlelap.
"jangan kayak mama nanti ya" ucap Alvaro.
"eh?" Alvaro kaget, apa yang ia ucapkan tadi?
"mama?...ah iya mama tiri kamu maksud nya" hatinya masih berat, mengklaim Dessy sebagai mama Lily.
Alvaro memilih untuk pergi ke dapur.
"istri kamu mana sayang?" tanya Ribka yang tengah berada di meja makan, dengan Erwin suaminya.
"masih tidur ma, capek kayaknya" ucap Alvaro
"sini mama gendong, cucu kesayangan mama" ucap Dessy sambil mengambil alih, Lily .
"makan kok, ngak ngajak-ngajak?" tanya Alvaro
"mama pikir kalian masih tidur, jadi mama ngak bangunin" jelas Ribka membuat Alvaro mengangguk, dan mulai memakan makanan nya.
"ma, pa..nanti Al sama Dessy pulang kerumah ya" ucap Alvaro di sela-sela makan nya.
"ngak sabar ya, mau berduaan sama istri kamu?" ucap Erwin menggoda.
"anggap saja seperti itu pa" ucap Alvaro sedikit malas.
Erwin dan Ribka tertawa kecil, melihat sikap anak semata wayangnya itu.
"yaudah kalian, berangkat sendiri nanti ya? mama mau temani papa ke kantor" ucap Ribka sambil menggoyang-goyangkan Lily, cucu kesayangan nya itu.
"udah tua, jangan terlalu mesra" ledek Alvaro
"harus nya tambah mesra" ucap Erwin tak mau kalah.
"nanti sering-sering kesini, mama mau lihat cucu kesayangan mama ini" ucap Ribka, sambil mencium pipi Lily gemes.
"iya" balas Alvaro
Plak
Alvaro menampar punggung Dessy, saat wanita itu berbaring tengkurap.
"aws....kenapa sih?" tanya Dessy dengan suara sedikit terendam.
"bangun" ucap Alvaro datar.
Bagaimana bisa Dessy tidur, sampai jam dua belas begini?
"hoammmm" Dessy menguap, sambil merentangkan kedua tangannya.
"emang udah jam berapa?" tanya Dessy terdengar sedikit serak.
"jam duabelas" ucap Alvaro sambil menurunkan tangan Dessy, yang tengah mengucek-ngucek matanya.
"HA??"
"kok kamu ngak bangunin aku?" tanya Dessy yang kini berdiri di atas kasur.
"udah jadi istri sekarang, belajar lah lebih mandiri" ucap Alvaro, supaya Dessy bersikap layaknya seperti istri.
"oh my God....kedua kalinya image ku hancur, di depan mertuaku itu" ucap Dessy
"sudahi drama mu itu, cepat mandi kita akan pulang kerumah sekarang" ucap Alvaro sambil berbalik, hendak meninggalkan Dessy.
Dessy menahan kerah belakang Alvaro.
"kenapa?" tanya Alvaro sambil berbalik, menghadap Dessy.
"mandikan aku" ucap Dessy dengan ekspresi centilnya itu.
"...."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading guys
kak aku mampir udah nangis ini