Menjadi Istri Kedua
Dessy berjalan sempoyongan, dengan tangan sesekali menghapus air matanya. Dia yang berada di Surabaya mencari nafkah untuk nya sendiri, harus segera terbang menuju Jakarta ketika mendengar kabar, kakaknya Lahiran.
Sebenarnya ia bahagia datang kesini menjenguk Ana kakaknya itu, tapi ketika ia mendengar kabar dari kakak iparnya, bahwa Ana mengalami sedikit kendala, membuat Dessy kalang kabut dengan banyak pikiran negatif bermunculan di benaknya. Mengingat ia hanya memiliki Ana sekarang, membuat ia menggeleng beberapa kali, seolah negatif thinking nya itu tidak terjadi.
Begitulah Dessy, mudah sekali berburuk pikiran.
tak
tak
tak
Suara jejak kaki yang sedang berlari, mengiringi setiap langkah cewek itu.
"bagaimana dengan kakak saya?" tanya Dessy langsung ketika berada di depan ruangan Ana.
Alvaro yang sedari tadi berdiri di depan ruangan Ana, kini menatap Dessy lekat. Ini kali kedua ia melihat gadis itu. Ia pertama melihat nya, waktu di pernikahan nya dengan Ana.
Tapi sekarang ada yang beda dengan cewek ini.
Em...ia semakin cantik? ah Alvaro menggeleng seolah menepiskan pikiran nya yang hampir ngawur.
Suara tangisan mulai terdengar dari mulut Dessy.
"ngak mungkin....hiks.... kakak aku ngak mungkin pergi" tangisnya, kini sambil mengepalkan tangan didepan dada nya.
Alvaro bingung, apakah gadis ini mendoakan istri nya pergi?
"istri saya lagi ditangani, diam lah" ucap Alvaro datar
"tadi kamu menggeleng, saya pikir kakak saya sudah pergi" ucap Dessy terbata-bata.
"terserah lah" malas Alvaro memilih mendudukkan bokongnya di kursi, depan ruangan Ana.
Dessy ikut mendudukkan bokongnya, sedikit lebih jauh dari Alvaro.
Alvaro tersenyum kecil, saat mengingat wajah putri kecilnya yang sempat ia gendong tadi. Namun keadaan Ana tiba-tiba drop, membuat ia kembali khawatir.
Ceklek
Seorang dokter keluar dari balik pintu ruangan Ana.
"bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Alvaro cepat.
" Sudah membaik, ia ingin bertemu dengan anda" ucap dokter sembari melangkahkan kakinya menuju ruangan nya.
"aku duluan yang masuk" ucap Alvaro saat Dessy menyelonong ingin ikut masuk.
Dessy memilih mengalah saja, toh Alvaro sudah memiliki hak lebih dari Dessy.
Dessy duduk kembali di bangku tadi.
Alvaro berjalan menuju brankar istri nya itu.
Alvaro langsung menggenggam tangan Ana, dengan tangan sebelah nya lagi mengelus kepala Ana.
"bagaimana anak kita mas?" tanya Ana terdengar serak.
"putri kita cantik dan sehat, ..... seperti mama nya" ucapnya sedikit menjeda kalimat nya.
"syukurlah " ucap Ana sedikit tersenyum.
"bagaimana perasaan mu?" tanya Alvaro
"sayang" gombal Ana pada Alvaro
"perasaan sayang maksud nya? tanya Alvaro dengan senyum kecil nya.
"iya mas" ucap Ana
"tadi kata dokter apa?" tanya Alvaro
Ana memilih untuk menggeleng saja
"ngak mungkin, orang dokter disini lama tadi" ucap Alvaro mengingat kan
"bagaimana keadaan kamu?" tanya Alvaro lagi
"mas" ucap Ana tanpa menjawab pertanyaan yang Alvaro lontarkan.
"kenapa sayang hm?" tanya Alvaro
"nama putri kita siapa?" tanya Ana membuat Alvaro tersenyum kecil.
"menurut mu?" tanya Alvaro balik.
"kita namai Lily saja mas?" tanya Ana
"apakah itu sudah cukup? menurut ku kita tambahi sedikit lagi" saran Alvaro
"dari mas saja tambah nya" ucap Ana memaksa tertawa kecil, tapi dada nya sangat sakit.
Ana berusaha baik-baik saja di depan Alvaro.
"Abila...kita namai Lily Abila Mahesa" ucap Alvaro sambil menambahkan marga laki-laki itu diakhir.
"ada makna nya ngak mas?" tanya Ana
Alvaro mengangguk
"maknanya Lily yang cantik" ucap Alvaro random.
"kamu bisa aja" ucap Ana sambil menahan jantungnya, yang kembali ingin membunuh nya.
"mas" ucap Ana kembali
"kenapa sayangku?" tanya Alvaro sambil mengeratkan genggaman nya.
"kalau aku minta sesuatu, kamu mau nurutin?" tanya Ana
"apapun untuk istri ku ini" ucap Alvaro langsung.
"kamu minta apa? nasi goreng buatan aku yang gosong itu?" canda Alvaro berusaha membuat Ana tersenyum.
Ana menggeleng
"terus apa?" kepo Alvaro sambil mendudukkan bokongnya di kursi samping brankar. Ia mulai capek berdiri sedari tadi.
"nikahi adik aku mas" ucap Ana membuat Alvaro membelalakkan matanya kaget.
"hahaha jangan bercanda sayang, kamu sudah sangat cukup untuk ku" ucap Alvaro sambil berusaha tertawa.
"aku ngak bercanda mas" lirih Ana
"jangan membuat ku takut, sebentar aku panggilkan dokter" ucap Devano hendak pergi
Ana menahan tangan Alvaro diiringi gelengan pelan, dari wanita itu.
"aku mohon mas, untuk terakhir kalinya uhukk aku benar-benar ngak kuat" lirih Ana dengan isakan kecil, yang kini terdengar dari mulutnya.
"aku tidak bisa...kamu yang pertama dan terakhir" ucap Alvaro
"jangan ngomong seperti itu lagi, kamu wanita yang kuat dan kamu wanita ku...kamu pasti sembuh" jelas Alvaro
Ana menggeleng, sungguh ia tidak kuat. Ia ingin Dessy menggantikan ia, menjaga Lily dan suami nya kelak.
"aku percaya kamu melakukannya.... demi ku sayang" ucap Ana tiba-tiba sesak nafas.
"DOKTER....." Alvaro berteriak sambil memencet bel yang berfungsi memanggil dokter beberapa kali.
Dokter segera datang
"tolong keluar sebentar" ucap sang dokter sambil berlari kearah Ana
"tolong biarkan saya melihat nya" ucap Alvaro sendu, namun dua orang suster berusaha mengeluarkan Alvaro.
"oh Tuhan" ucap Alvaro sangat khawatir dengan Ana
"bagaimana Kaka saya? apa yang terjadi tadi?" tanya Dessy
Saat Alvaro berteriak tadi, Dessy langsung masuk menghampiri Alvaro dan Ana, namun suster yang tiba-tiba datang memaksa nya keluar.
"diam lah, aku tidak tau" ucap Alvaro
"kenapa kamu selalu menyuruh ku diam? tidak bisakah aku mengetahui kabar kakak ku?" tanya Dessy sedikit membentak. Sejak kedatangan nya tadi, Alvaro selalu menyuruh nya diam.
"jangan menambah pikiran ku" ucap Alvaro
"oh Tuhan.... rasanya aku ingin membunuh kakak iparku ini" ucap Dessy menangis. Ia sangat khawatir dengan keadaan Ana.
Dokter berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan Ana. Wanita itu sangat lemah, sejak selesai melahirkan putri cantik untuk Alvaro.
Didepan Dessy berjalan kesana-kemari, dengan mengepalkan doa seribu kali meminta, agar kakaknya itu selamat. "tadi kenapa kamu menghalangi ku untuk masuk ke dalam? bagaimana kalau kakak ku.....ahh pikiran ku nyaris membunuh ku" ucap Dessy frustasi. Ia sangat benci dengan pikiran kotor nya, disaat-saat seperti ini.
Alvaro memilih tidak memperdulikan Dessy. Rasanya Dessy sangat merepotkan dan menyebalkan.
Penuturan Ana yang meminta Alvaro untuk menikahi dessy, kembali terlintas di pikiran nya.
"kamu harus kuat" ucap Alvaro berulangkali, sembari menunggu Dokter selesai mengobati Ana.
Hampir lima belas menit, kini pintu ruangan Ana terbuka, dan menapak kan dokter dan suster di samping nya.
"bagaimana dok istri saya?" tanya Alvaro
"bagaimana keadaan kakak saya dok?" tanya Dessy
Sang dokter menatap sendu keduanya
"maaf pasien tidak bisa diselamatkan " ucap dokter sedikit terbata-bata.
Deg
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading guys🫶
Mohon dukungan nya😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
@Intan.PS_Army🐨💜
😭😭 ya ampun mbak ana
kak aku mampir udah nangis ini
2024-03-25
0
Amelia
so sad 😭😭❤️❤️
2024-03-23
1
Pelangi Senja
ceritanya sangat bagus dan menguras air mata,semangat terus Thor.
2024-03-22
2