Di sebuah kekaisaran kuno.
Kisah Seorang pelayan yang setia pada Nona mudanya.
Meski perjalanan hidupnya sangat sulit di lalui. Tapi ia mampu melewatinya, ia menjadi gadis yang ceria.
Hingga ia beranjak dewasa, dan menjadi wanita cantik, ceroboh dan asal bicara menjadi ciri khas nya.
Setelah dewasa ia dekat dengan seorang Tuan Muda, setelah saling mengenal Ji Yu merasa ia jatuh cinta pada Tuan Muda itu. Tapi terhalang setatus.
Setatus Ji Yu yang seorang pelayan, dengan setatus Sang Tuan Muda dari keluarga bangsawan.
Akankah ia mampu mengejar cinta seorang Tuan Muda ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Sakit Pinggang
Karena hari sudah sore mereka pun kembali ke kediaman Liu. mereka menunggangi kuda dan membawa daging serta buah liar, yang mereka dapatkan.
Sesekali Qing'er tersenyum, meski tubuhnya lelah dan sedikit kotor. Tapi ia merasa senang dengan pelajaran yang kakak pertamanya berikan.
Feng Yun sangat menyanyi Qing'er, jadi ia mengajari latihan ilmu bela diri yang sangat ringan, lagi pula adiknya masih sangat muda perjalanan masih sangat panjang.
Kuda pun sampai di kediaman Liu, perlahan mereka semua turun, Jian Luo memanggul rusa, Lang Zi pun memanggul satu rusa, sedangkan Jian Mu dan Ji Yu membawa buah buahan liar yang mereka dapatkan di hutan.
Di dalam kamar, Permaisuri baru saja membersihkan diri, ia di kerjai oleh suaminya hingga kelelahan dan tertidur.
Permaisuri merapikan rambutnya di bantu pelayan kediaman Liu, setelah memakai pakaian kebesaran miliknya, Permaisuri dan Kaisar keluar dari kamar, keduanya berjalan berdampingan.
Saat sampai di halaman belakang mata Permaisuri berbinar, saat melihat orang orang yang sedang bekerja sama memotong daging, dan Jian Mu membawa buah yang telah di cuci.
"Sangat kebetulan," ujar Permaisuri sambil mengusap perutnya yang terasa lapar.
Kaisar tersenyum tipis mendengar ucapan Permaisurinya.
Ji Yu yang melihat kakaknya datang pun tersenyum, "Kakak! kemarilah Ibu membuat kan kue kesukaan Kakak," ujar Ji Yu sambil memakan kue di hadapannya.
Nyonya Yun yang sedang membuat bumbu pun menoleh, "Yi'er, Ibu membuat makanan cicipilah," ujar nya.
Nyonya Yun menatap menantunya, "Nak, cicipilah mungkin saja suka," ujar Nyonya Yun.
Kaisar dan permaisuri mengangguk, "Tentu saja Bu."
Jian Luo menatap heran Ji Yu, yang dengan tak tahu malunya makan dan tak berhenti.
Ji Yu merasa dirinya di tatap, ia menoleh ke arah Jian Luo, "Kenapa kau melihat ku seperti itu?" tanya galak Ji Yu.
"Ck, wanita ini galak sekali, aku yakin tak ada yang mau dengan wanita galak seperti mu," ujar Jian Luo.
Semua orang tertawa mendengar ucapan Jian Luo, dan melihat raut muka Ji Yu yang berubah menjadi jelek.
"Apa kau mau aku suapin? " tanya Ji Yu pada Jian Luo.
"Berhenti makan lihat lah Nyonya pun sedang bekerja, sedangkan kamu," ujar Jian Luo.
Ji Yu melihat sekeliling semua orang sedang bekerja, Nyonya Yun sedang membuat bumbu dan Qing'er membantu mengumpulkan Kayu untuk di bakar, melihat hal itu Ji Yu tertawa garing. ia merasa malu dengan kelakuannya barusan, Yang bertingkah seperti Nyonya.
"Sudah, Jika Yu'er ingin istirahat, istirahat lah lagi pula banyak yang membantu, " ujar Nyonya Yun dengan suara lembut nya, Darah bangsawan sangat kental meski sudah di buang ke kedalaman hutan. Tapi sikap dan ucapannya masih anggun.
Ji Yu tersenyum manis dan mendekat ke arah Nyonya Yun, "Bu, kenapa rasa masakan yang Ibu buat sangat enak?" tanya Ji Yu.
Nyonya Yun tersenyum, "Rupanya Putri Ibu pandai berkata manis," ujar Nyonya Yun.
"Ah Ibu. Yi'er bersungguh-sungguh masakan Ibu sangat lah enak, Jika tidak pasti Tuan Besar tak akan mau memakannya," ujar Ji Yu lagi.
Tuan Liu yang telah selesai memotong daging menoleh pada Nyonya Yun, "Istri ku, lihat lah putri mu, pada mu ia memanggil Ibu. Tapi pada ku ia memanggil Tuan. Apa itu tidak terdengar aneh?" ujar Tuan Liu.
"Ayah, Ji Yu memang aneh, Ayah jangan kaget padanya," ujar Permaisuri menggoda Ji Yu. Ia baru bisa bicara karena Kaisar terus menyuapinya.
Ji Yu, " ... " tak bisa berkata kata.
"Sudah kenapa kalian menggoda Putri ku," ujar Nyonya Yun.
Qing'er tak peduli dengan ucapan orang orang-orang, ia terus membantu kakak pertamanya, ia sangat mengagumi kakaknya, selain tampan kakaknya juga sangat pandai bertarung membuat Qing'er sangat mengaguminya, dan ingin menjadi kuat seperti kakaknya.
Mata hari hampir tenggelam. Daging panggang pun tercium sangat harum, semua orang pun bersiap menyantap daging panggang itu, apa lagi Yang membuat bumbunya Nyonya Yun rasanya tak di ragukan lagi.
Kaisar pun terlihat lahap memakan daging panggang itu. Tapi tetap saja terlihat berwibawa membuat Permaisuri semakin mengagumi suami tampannya itu.
Ji Yu dan Jian Mu serta Shi Fei makan dekat dengan Nyonya Yun, sedangkan para laki-laki sedikit terpisah, Permaisuri duduk bersama Kaisar, Qing'er duduk dekat dengan Feng Yun, semua orang makan dengan lahap.
Para pelayanan di kediaman Nyonya Yun pun di ajak makan bersama. Tapi mereka merasa tak layak makan bersama dengan Tuan besarnya, apa lagi ada Yang Mulia Kaisar, mereka pasti tak akan sanggup membuka mulut, apa lagi menelan.
Mulut Ji Yu sampai menggembung. Tapi tangannya masih memasang potongan daging, "Aku melupakan Bai Hu," ujar Ji Yu di sela sela makanannya.
Setelah selesai menyantap daging panggang, mereka bersiap untuk pulang, Nyonya Yun pun tak melarang karena anak-anaknya pulang dengan perut kenyang.
Kaisar dan Permaisuri sudah berpamitan mereka duduk di kereta, Permaisuri memanyunkan bibir nya, ia sangat kekenyangan karena suaminya terus menyuapinya, "Sepertinya kau sangat ingin aku menjadi B*bi," ujar Permaisuri dengan nada kesal.
Kaisar tertawa hingga gigi putihnya terlihat, tangannya masih melingkar di pinggang ramping Permaisurinya, "Yi'er jangan salah paham, aku hanya suka jika melihat Permaisuri ku makan hingga pipinya menggembung, itu terlihat sangat lucu."
Permaisuri diam saja, ia malas berdebat perutnya sungguh tak nyaman.
"Cari lah posisi yang nyaman, lagi pula hanya kita berdua jadi tak apa," ujar Kaisar, ia merasa kasihan juga melihat wanitanya yang kesulitan.
Permaisuri pun mencari posisi yang nyaman, Karena malam sudah datang, Permaisuri memperhatikan suasana malam di ibu kota yang terlihat indah.
Ji Yu dan yang lainnya berada di kereta satunya, tepatnya di belakang kereta Kaisar, Ji Yu terdiam memperhatikan ke indahan jalan di ibu kota, lampu berjejer memperindah kota.
"Ji Yu, apa ada sesuatu? tak biasanya kamu terlihat lesu," ujar Shi Fei, dulu ia memanggil Ji Yu dengan sebutan Nona Ji. Tapi Ji Yu menolak, ia lebih suka di panggil Ji Yu saja.
"Perut dan pinggang sangat tak nyaman, mungkin epek obat yang kemarin ku telan... " lirih Ji Yu.
Shi Fei tersenyum, "Apa baru kali ini kamu merasa sakit seperti sekarang ini?" tanya Shi Fei.
Ji Yu mengangguk, "Meski tadi tak terasa saat makan enak. Tapi sekarang terasa dan lebih menyakitkan" keluh Ji Yu lagi.
Shi Fei tersenyum dan mengusap pundak Ji Yu, "Bersabarlah semua wanita mengalami apa yang kamu alami."
Ji Yu menatap Shi Fei, ia tak mengerti maksudnya. Tapi ia juga malas banyak bertanya.
Awas loh ketahuan bahaya
jiyu keren 😎 jauhi mahluk model begitu