NovelToon NovelToon
Teruji Dengan Nikmat

Teruji Dengan Nikmat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Eva Siboro

ikatan pernikahan yang pada umumnya dilakukan oleh manusia normal, adalah ikatan yang memiliki kekuatan dasar yakni tujuan dan perasaan yang sama, keterikatan seseorang dengan pernikahan tentunya sudah melalui proses yang matang dan melibatkan logika yang kuat, tidak hanya emosi semata. seseorang berani mengambil sikap untuk menikah tentunya sudah mempertimbangkan baik dan bahkan buruknya. maka aku melakukan hal yang berbeda. menikah bagiku adalah menikah. tidak ada perdebatan dan pertimbangan karena memang tidak ada yang bisa dipertimbangkan dan diperdebatkan semua seakan sudah harus dipaksa seperti itu, mengalir begitu saja. bahkan aku muallaf pun seakan berjalan begitu saja tanpa ada paksaan dan kesadaran dari diri. semua sudah seperti diskenariokan begitu, aku hanya mengikuti arahan sutradara kemana hidupku akan dibawa dan harus menerima ujian begitu saja, sampai aku harus benar - benar masuk dalam peran dan menjiwai dengan begitu nikmat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Siboro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merajut asa

Dreeerrtt....dreeet ...

Lia terlihat sangat serius menghubungi seseorang, aku hanya diam dan tidak mau mengganggunya, walaupun sebenarnya aku penasaran apa yang hendak dilakukannya dan siapa yang sedang dihubunginya.

"Hallo", sapa lia di telpon.

"Apa kabar?", sahut lia lagi

yang membuat aku jadi penasaran dan mendekatinya.

"Ingat gak samaku?",

Lia membuat suara manja yang terkesan menggoda, aku memberi isyarat pada Lia siapa yang dihubunginya.

Melihat aku penasaran akhirnya Lia membuat speaker on agar aku mendengar suara diseberang telpon.

"Apa kabar?",

sapa suara pria disebrang.

Mendengar suara pria itu membuatku terkejut karena suara itu tak asing , suara Aan.

Lia ternyata menghubungi Aan yang membuat jantungku berdetak kencang.

" Kupikir Kamu tidak akan pernah menghubungi setelah pertemuan kita yang terakhir kali, aku selalu menunggu kabarmu tapi sepertinya kami lupakan aku begitu saja, kamu ternyata bisa menghindariku....", sahut Aan.

Lia memberikan handphone kepadaku dan menyuruhku untuk berbicara langsung kepada Aan, membuat aku jadi panik karena tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.

"Aku sungguh merindukanmu", ucap Aan,

"trus kenapa tidak menemuiku jika kamu rindu?", jawabku begitu saja.

"Aku takut kehadiranku tidak disambut, apalagi mengingat kamu sudah punya pacar...", balas Aan.

Lia mengkodeku untuk terus mengajaknya bercerita, entah apa tujuannya aku pun tidak mengerti.

"Bagaimana mungkin tidak kusambut, mengingat hubungan yang begitu jelas tertinggal padaku, aku..",

Lia menahanku untuk tidak memberitahu tentang kehamilanku dulu.

"Semenjak malam itu, aku sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan pacarku, karena aku merasa itu sudah tidak mungkin, mengingat apa yang telah kita lakukan", terangku padanya.

" Benarkah? aku tidak tau harus bagaimana menanggapinya, tetapi aku merasa senang mendengar suaramu lagi....", ucap Aan.

sejenak hening, karena aku tidak tau membahas apalagi dengannya.

" Apakah aku bisa menemuimu?, aku ingin sekali bertemu denganmu, aku datang ya...", imbuh Aan lagi.

Lia memberiku kode untuk menyuruh datang malam ini.

" Boleh, kalau perlu sekarang juga...", jawabku

" Benarkah?, tunggu aku ya, sebentar lagi aku akan sampai disana sayang...", Aan memberi sinyal.

" Aku akan mengirim alamatku via sms ya...", terangku padanya,

Namun ia bilang tidak usah karena ia sudah tau. aku pun agak heran darimana ia tau alamat kostku, namun itu bukan hal yang penting untuk dipikirkan.

Aku dan Lia sibuk berpikir bagaimana kita menjelaskan nantinya, Lia menyuruhku untuk santai saja dulu, biar berjalan secara alami saja nantinya.

Tok...tok...

Suara pintu kamarku diketok,

Lia membukakan dan ternyata cowoknya datang.

Erik adalah cowok lia dan lumayan dekat juga samaku.

"Gak sangka juga aku Mil, kamu sampai hamil gini, ternyata diam - diam makan tai juga rupanya", celetuk erik padaku, yang langsung dijewer sama lia.

Aku tidak menggubris celetukan erik. Lia dan Erik merencanakan bagaimana baiknya, namun Erik meminta untuk membiarkan ia merasa leluasa saja dulu. Jika memungkinkan baru akan dibahas.

Menjelang malam terdengar seseorang, mengetuk pintu lagi.

Dan iya..yang ditunggu sudah tiba, Aan tersenyum sambil memberi salam pada yang lain.

Aan kemudian mendekatiku dan duduk di sampingku, aku berusaha santai. Aan ternyata memiliki mata yang cukup jeli juga.Aan mengkhawatirkan ku yang terlihat sangat pucat dan lemas. Aan segera meraih tangan aku dan menggenggamnya, dia bahkan tidak malu mencium di depan Lia dan Erik.

"Mili tidak baik - baik saja", Lia sepertinya akan memulai pembicaraan.

"Iya, aku merasakannya", jawab Aan sembari memperhatikanku.

" Tadinya kami berpikir akan menghubungi pacarnya, tetapi Mili bilang tidak, maka kami menghubungimu", Lia berusaha agar fokus.

Aan memandangiku dan kembali mencium tanganku, entah apa maknanya aku tidak paham. Ia selalu menatapku.

" Mili hamil", ucap Lia

semua melihat ke arah Aan. aku sungguh sangat takut jika Aan akan menyangkalnya.

Aan hanya melihatku, seakan meminta penjelasan. Aku hanya mengangguk.

"Kenapa tidak mengabariku?", tanya Aan padaku,

" Aku masih ragu, baru tadi pagi kuperiksa dan memang benar - benar hamil, trus kamu seakan menghilang begitu saja", jawabku menahan getir yang terselip begitu saja .

" Berarti kami tidak salah orang kan?, melihat dari caramu menyikapi kabar ini, sepertinya sudah tepat memang kami menghubungimu", ucap Lia lagi.

" Iya kami memang sudah melakukannya, tetapi agak kaget juga ternyata langsung hamil...," jawab Aan,

entah mengapa kalimat terakhirnya membuat aku tersinggung.

"Maksudnya apa?, ragu ?", serangku begitu saja padanya.

" Tidak...tidak...sayang, jangan marah dulu, maksudnya aku hanya sedikit terkejut.. .", Aan berusaha menjelaskan.

"Terus gimana dong", tanya lia pada Aan.

" Aku tanggung jawab, aku akan menikahi Mili", Aan menyakinkan.

" Trus gimana dengan kuliahnya? tanggung loh...udah tinggal skripsi", kata Lia lagi

" Aku akan membicarakannya dengan keluarga besar dulu", jawab Aan.

" Emang sudah siap berkeluarga? ", cecar Lia pada Aan.

" Oh...jelas dong, ketika aku berani melakukan berarti aku berani bertanggung jawab", balas Aan.

" Apa gak lebih baik aborsi saja?",

aku dan Aan terkejut .

1
Asyamora Sanjaya
semangat lanjutin ceritanya...
Vie Desta
kayaknya emng gitu kalo kluarga suami ya ampe cucupun di bedakan lucu tp bner ini ceritanya sering dialamin hahah..
Eva Siboro
mohon dukungan like dan komen ya...
Endang Yusiani
alurnya bagussss
Eva Siboro: terimakasih bu
total 1 replies
Eva Siboro
mohon bantuan dukungannya...supaya lebih semangat belajar nulisnya...
Eva Siboro
mohon bantu like dan komennya guys...biar semangat!
Ishi
Keren abis! Thor pasti punya imajinasi yg luar biasa!
Yue Sid
Kyaah, ga sabar buat lanjut!
Eva Siboro: terimakssih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!