Adeline terpaksa melakukan perbuatan yang sangat tidak di inginkan demi melunasi hutang sang ayah.
Adeline terpaksa menjaga kesucian yang selama ini di jaganya kepada pria yang bahkan belum pernah di temui nya.
tak mau menambah dosa, Adeline pun meminta kepada pria asing itu untuk menikahi nya sebelum melakukan hal itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terpaksa menerima
Ratna membungkam mulut nya yang menganga. Ia pun mendekati Sadewa dengan ekspresi yang syok.
"sa-sayang kenapa kamu berpenampilan seperti ini?" tanya Ratna pada putra nya.
Ratna tampak membalik badan Sadewa kemudian memindai dari atas ke bawah penampilan Sadewa yang menurut Ratna sangat ajaib!
Bagaimana tidak ajaib, Sadewa yang biasanya mengenakan jas mahal dengan celana limit mahal nya kini tampak mengenakan kemeja kotak-kotak tipis yang di gulung sampai pada siku dan celana pendek saja. Bahkan di wajah nya terdapat bintik merah seperti jerawat. Di tangan dan kaki nya yang terekspos tampak luka merah tipis memanjang. Ratna menggeleng kan kepalanya, entah apa yang sudah di lakukan Sadewa kepada tubuh yang selama ini di rawat nya.
"ma..." panggil seseorang membuat Ratna san Sadewa menoleh.
"pa,, lihat putra kita" seru Ratna menghampiri sang suami.
"Dewa?" seru sang papa.
"bagaimana pa?" tanya Sadewa merentangkan tangan nya kemudian berputar.
"bukan kah aku keren?" lanjut Sadewa.
"apa yang kau lakukan Dewa? Kakek mu bisa marah besar nanti"
Sadewa hanya mengangkat bahu nya acuh Kemudian meninggalkan kedua orang tua nya dan turun ke bawah untuk menemui kakek nya. Memang di rumah besar itu hanya ada sang kakek dan kedua orang tua Sadewa. Sedangkan Sadewa sendiri terkadang menginap di apartemen atau berkeliling untuk memantau perkembangan bisnis keluarga.
"hai kakek!!" seru Sadewa menyapa sang kakek.
"apa, apa yang kau lakukan bocah!!" teriak sang kakek melotot.
"ayo berangkat"
"tunggu dulu!"
Kakek Sadewa menarik kerah kemeja sang cucu hingga membuat Sadewa mau tak mau menghentikan langkah nya.
"apa lagi kakek?" tanya Sadewa menatap sang kakek kemudian menatap orang tua nya yang baru saja turun.
"ganti pakaian mu?"
"aku dengan penampilan seperti ini atau aku sama sekali tidak pergi? Lagipula bukan kah kakek yang menyuruh ku untuk tidak mendekat kepada wanita yang hanya mau uang ku saja" jawab Sadewa kemudian keluar rumah dengan santai.
orang tua Sadewa dan sang kakek pun saling pandang hingga suara ribut klakson mobil membuat mereka bergegas menyusul Sadewa.
"tak bisakah anak itu berhenti membuat ulah" gerutu Evan, ayah Sadewa. Ratna hanya bisa mengelus lembut lengan sang suami. Ia pun heran dengan tingkah putra nya.
***
30 menit kemudian mereka sampai di restoran bintang lima yang sangat terkenal di kota itu. Saat memasuki ruangan, mereka di sambut oleh dua orang pelayan yang membungkuk hormat kemudian menyapa mereka dengan sangat ramah.
"selamat datang tuan tua Sadewa, tuan Ervan Sadewa, dan nyonya Sadewa. Lalu...." pelayan wanita itu menatap mengernyit ke arah Sadewa yang wajah nya telah di poles dengan bintik merah dan juga warna sedikit hitam entah apa itu.
"kami akan langsung masuk" ucap tuan tua.
Pelayan itu mengangguk, dengan masih menyimpan perasaan bingung ia menuntun keluarga kaya raya itu ke ruang VVIP di lantai paling atas. Sementara satu temannya sudah berlalu sejak tadi untuk memberitahukan kepada pihak koki bahwa tamu istimewa mereka telah datang.
Saat sampai di lantai atas, keluarga Sadewa di sambut oleh keluarga Kirana. Sama seperti pelayan tadi, orang tua Kirana bahkan Kirana sendiri tak mengenali Sadewa. Karena berbeda dengan tuan Ervan dan tuan tua yang mengenakan jas formal. Sadewa bahkan hanya mengenakan kemeja kotak-kotak yang di gulung sampai siku. Tapi karena ia datang bersama keluarga Sadewa maka orang tua Kirana mau tau mau harus tetap menyapa nya karena dari yang di dengar keluarga Sadewa tak pernah membandingkan siapa pun.
"apakah kalian sudah menunggu lama?" tanya tuan tua.
"tidak tuan, kami sampai 10 menit yang lalu"
Tuan tua pun mengangguk. Tak lama datang seorang pelayan bersama koki yang membawa troli berisi seluruh hidangan yang telah di pesan sebelumnya. Pelayan itu meletakkan hidangan di atas meja dan hanya beberapa detik meja sudah di penuhi dengan berbagai makanan.
"ma-maaf kek, siapa pria itu? Dan dimana kakak Sadewa?" tanya Kirana dengan nada lembut.
"aku Sadewa"
Belum sempat kakek tua menjawab Arya Sadewa sudah lebih dulu menjawab. Kirana menoleh kemudian menatap jij*k tapi hanya beberapa detik saja. Selanjutnya ia tersenyum ramah tapi Sadewa tau jika keramahan itu hanya di buat-buat.
"kakak Sadewa tampak berbeda. Tapi tak apa, Kirana memiliki salon yang bisa membuat kakak Sadewa menjadi semakin tampan"
"apa kau tak menerima keadaan cucuku yang seperti itu?"
Kirana terdiam, ia melirik kedua orang tua nya meminta tolong.
"bukan seperti itu tuan tua" sela yang ayah Kirana.
"lihat lah putri ku yang anggun dan elegan, dia Cocok dengan nak Sadewa yang tampan dan gagah. tapi jika nak Sadewa lebih tampan lagi tentu saja itu menjadi sebuah kebanggaan bagi keduanya bukan? Mereka akan menjadi pasangan cantik dan tampan yang di idam-idamkan semua orang" lanjut nya.
Tuan tua mengangguk setuju kemudian menatap tajam Sadewa yang asyik memakan dessert penutup padahal mereka belum mulai makan.
"aku sudah selesai, bicarakan kan apa yang perlu kalian bicarakan. Aku pergi dulu" ucap Sadewa berdiri.
"berhenti bocah!" seru tuan tua.
Sadewa berhenti membuat tuan tua menghela nafas lega, tapi ucapan Sadewa selanjutnya membuat tuan Sadewa merasa sangat geram tapi ia harus tetap menjaga wibawa nya.
"oh iya ma, pa, malam ini aku tidak kembali karena aku ada urusan bersama Anton" ucap Sadewa.
"maafkan putra saya tuan dan nyonya Alan, memang sebenarnya anak itu masih belum bisa menerima rencana perjodohan ini" ucap nyonya Ratna.
"apakah kakak Sadewa tidak menyukai Kirana Tante?" tanya Kirana dengan mata berkaca-kaca.
"oh tentu tidak sayang" ucap Ratna menyentuh tangan Kirana dengan lembut.
"Sadewa hanya belum bisa menerima, lambat laun pasti dia akan menerima mu sayang"
"syukurlah, aku sangat mencintai kakak Sadewa. Aku harus bagaimana jika sampai kakak menolak perjodohan ini" ucap Kirana terisak.
Meskipun Kirana merasa ingin muntah saat mengatakan itu tapi tentu saja ia harus mengeluarkan ekspresi yang manis agar keluarga kaya di depan nya ini luluh. sedang orang tua Kirana saling pandang dan tersenyum tipis. Akhirnya tak sia-sia ia mendidik putri mereka.
***
Sudah sejak satu bulan yang lalu Adeline pindah ke daerah yang sejuk ini. dan baru tadi pagi Farhan dengan heboh memberitahu nya bahwa daerah yang mereka tinggali adalah daerah pagar alam yang sangat di idam-idamkan oleh Farhan untuk bisa di datangi.
Sekarang bocah itu sedang berada di kebun samping rumah mengamati pertumbuhan sayuran sawi hijau yang mereka tanam sebulan yang lalu. Adeline memperhatikan tingkah adik nya yang memfoto pemandangan sekitar dan juga sayuran yang telah mereka tanam. Hingga tiba-tiba Adeline merasakan sesuatu dalam perut nya.