NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Simpanan Dosenku

Menjadi Istri Simpanan Dosenku

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Tamat
Popularitas:35.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Hana berbahagia karena dia bisa menikah dengan pria yang ia cintai dalam diam sejak dia masih berumur enam tahun.
Sedangkan Alaric berwajah lesu karena dia terpaksa mau menikah dengan Hana demi keselamatannya dan demi menuruti kemauan neneknya. Neneknya Alaric mengetahui hubungan terlarangnya Alaric dengan Istri orang. Neneknya Alaric kemudian menutupi perbuatan bejat Alaric dengan berkata kepada suami dari selingkuhannya Alaric bahwa Alaric tidak mungkin berhubungan dengan wanita yang sudah menikah itu karena Alaric sendiri pun sudah menikah. Suami dari wanita itu kemudian melepaskan Alaric dengan catatan dia butuh bukti pernikahannya Alaric.
Namun, bukannya sembuh dari kelakuan bejatnya, setelah menikah dengan Hana, Alaric masih tetap berhubungan dengan wanita yang sudah bersuami itu.
Lalu, bagaimanakah nasib Hana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyebalkan

Sial! Dia wangi banget dan keluguannya membuatku sesak napas. Hana, kenapa kau bisa membuatku segila ini?

Hana mencengkeram kedua ujung blusnya saat Alaric meletakkan tas kerja di jok samping tanpa menarik wajah dari leher Hana.

"Kak........lepaskan aku" Hana berbisik lirih dan merapatkan erat-erat kedua kelopak matanya.

Alih-alih melepaskan Hana, Alaric mengerang lalu dia berbisik, "Kenapa kamu wangi banget, Hana? Wangi kamu lembut dan aku menyukainya, ahhhhhhh! Hana" Alaric lalu mencium lembut telinga Hana, menggigit cuping, lalu menyusurkan bibirnya turun secara perlahan.

Napas hangatnya Alaric menambah ritme di degup jantungnya Hana.

Pria tampan berbola mata biru itu kemudian mencium lembut rahang Hana sambil mengusap lembut pipi kanan Hana dan terakhir, pria tampan itu mendaratkan bibirnya ke pipi kiri Hana. Alaric menciumi pipi Hana dengan erangan lembut.

Hana semakin erat mencengkeram kedua ujung blusnya saat Alaric menempelkan kening ke keningnya.

Apa Kak Aric mau menciumku? A......aku mesti ngapain sekarang? La......lalu....kalau Kak Aric menciumku, aku mesti ngapain?

Deg-degan, Hana semakin deg-degan.

Alaric menyusurkan pucuk hidungnya ke hidung Hana dan berhenti di pucuk hidup Hana.

Aku hampir sampai ke bibirnya. Sial! Aku sangat ingin menciumnya saat ini. Tidak! Aku harus menciumnya. Aku berhak menciumnya. Alaric menarik wajahnya dengan pelan dari wajah Hana dan dia melihat Hana memejamkan mata rapat-rapat lalu Alaric melirik tangan Hana mencengkeram erat kedua ujung blus.

Dia belum pernah dicium siapa pun. Itu bagus karena aku adalah yang pertama.

Alaric memandangi bibir Hana.

Dia memiliki bibir seksi seperti bibirnya Julia Roberts. Merah alami dan sangat seksi menggoda. Sejak kapan Hana memiliki bibir seseksi ini? Sial! Aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk tidak menciumnya. Alaric lalu memajukan pelan bibirnya menuju ke bibir menggodanya Hana.

Saat bibir Alaric hampir saja menyambar bibir Hana, terdengar bunyi dering telepon genggam yang sangat nyaring. Hana tersentak kaget dan refleks mendorong dad Alaric.

Alaric terpaksa melepaskan Hana sambil membuka pintu mobil, lalu keluar dari dalam mobil untuk menerima panggilan di telepon genggamnya.

Di saat Alaric berkata halo, Hana keluar dari dalam mobil lalu berlari kencang meninggalkan Alaric.

Alaric tersentak kaget dan ingin mengejar Hana, tapi suara wanita yang menyusup masuk ke telinganya, membuat Alaric sontak mengentikan langkahnya dan mematung.

"Aku ada di kafe dekat kampus kamu mengajar, Ric. Suamiku memukuliku sampai aku pingsan semalam dan pagi tadi aku berhasil kabur. Selamatkan aku, Ric"

"Aku ada kelas sebentar lagi. Emm, tunggu aku dua jam tidak kelamaan, kan?"

"Tidak. Aku rasa aku aman di kafe ini. Suamiku tidak mengenal wilayah sini dan aku pergi dari rumahnya naik kendaraan umum"

"Baiklah. Tunggu aku di sana dan jangan ke mana-mana! setelah mengajar aku akan menemuimu"

"Baik, Ric. Terima kasih. Aku sangat merindukan kamu"

"Hmm. Tunggu aku!" Alaric lalu memutuskan sambungan telepon itu dan menarik tas kerjanya, mencangklong tas itu. Setelah menutup dan mengunci mobil dia berlari kecil menuju ke kelas tempat dia mengajar di hari ini.

Sial! Hana apakah sudah masuk ke kelas? Alaric langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kelas dan menghela napas lega saat dia menemukan sosok Hana.

Syukurlah dia sudah masuk ke kelas.

Mata Alaric menubruk pelan mata Hana dan gadis itu langsung menundukkan wajah cantiknya.

Alaric menghela napas panjang sambil membatin, apa dia marah sama aku? Kenapa marah coba? Aku berhak menciumnya, kan? Dia Istriku.

Alaric meraup kasar wajah tampannya lalu memulai kelasnya.

Fransisca membeliak kaget dan langsung berbisik ke telinga Hana, "Dia, kan, Kak Aric? Kakak angkat kamu yang dulu sering ambil raport kamu?"

Hana hanya menganggukkan kepala dan berbisik, "Sstttt! Kelas sudah dimulai"

Fransisca lalu menyibak rambut Hana sambil bertanya, "Leher kamu kenapa? Tadi belum ada tanda merah kebiruan ini?"

Hana tersentak kaget, "Merah kebiruan?"

"Iya"

Hana lalu teringat gigitan Alaric dan langsung menutup tanda itu dengan rambutnya sambil berkata, "Digigit semut merah tadi"

"Oh. Aku bawa minyak gosok. Aku oleskan, ya"

"Makasih, Ca. Aku udah olesi minyak, kok, tadi"

Fransisca mengangguk lalu mengarahkan pandangannya ke depan.

Kak Aric memang menyebalkan. Hana mendengus.

Hana menghela napas panjang saat dia mendengar beberapa bisikan mahasiswi yang duduk di sekitarnya. Ada yang berbisik, "Dosen kita cakep banget. Aku akan mencoba minta les privat nanti"

Ada yang berbisik, "Dia sudah punya pacar belum, ya? Aku yakin banget dia belum nikah karena dia masih muda dan cakep banget"

Ada juga yang berbisik, "Aku akan minta selfie sama dia. Kira-kira dia mau nggak, ya, diajak selfie?"

Hana mendengus dan membatin, Yeaahhhh, Kak Aric memang sangat tampan. Dia juga gagah, pintar, dan baik hati. Cewek mana yang bisa tahan melihat pesonanya Kak Aric. Aku....... aku hanyalah debu di mata Kak Aric. Aku ini jelek, nggak seksi, nggak pinter dandan kayak mereka-mereka ini. Pantes aja kalau Kak Aric tidak pernah mencintaiku.

Dua jam kemudian, Hana yang lebih dulu sampai di parkiran mobil, menunggu Alaric datang sambil bersandar di pintu mobil.

Alaric berlari kecil ke Hana dan berkata sambil mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah, "Aku sudah pesankan taksi online untuk kamu. Kamu pulang naik taksi online. Aku ada urusan penting"

Hana ingin bertanya urusan penting apa, tapi dia urungkan. Dia akhirnya mengangguk dan melangkah pergi. Alaric mencekal pelan lengan Hana dan berkata, "Terima uang ini. Kakak ini Suami kamu. Berhak kasih nafkah ke kamu. Terima dulu uang ini nanti Kakak akan kasih kamu ATM pas udah di rumah"

Hana menepis tangan Alaric dan melanjutkan langkahnya.

Alaric kembali mencekal lengan Hana dan berkata, "Dosa kalau tidak mau menerima nafkah dari Suami"

Hana menghela napas panjang lalu berkata, "Baiklah" Segera menerima uang dari Alaric, Hana menepis tangan Alaric dan melanjutkan langkahnya.

"Aku sudah kirim plat nomer taksi online-nya ke ponsel kamu" Teriak Alaric.

Hana melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke belakang dan tanpa sahutan ataupun anggukkan kepala.

Alaric kemudian bergegas masuk ke dalam mobilnya dan mengebut melintas Hana yang masih berjalan pelan di pinggir taman.

"Kak Aric mau ke mana? Kenapa dia ngebut dan menyuruhku naik taksi online?"

Dalam perjalanan menemui Amanda, Alaric menerima telepon dari neneknya.

Setelah memasang headset nirkabel dia berkata, "Halo, Nek, ada apa?"

"Hana ada di samping kamu?"

Alaric langsung berdeham untuk menutupi kebohongannya dan berkata, "Hana belajar kelompok, Nek. Aku pulang sendirian. Tapi, Hana udah aku pesankan taksi online"

"Kenapa nggak kamu anter?"

"Dia bareng temennya, Nek"

"Oh. Oke lah kalau begitu. Nenek sama Dona mau terbang ke Jepang selama Seminggu. Kamu jaga Hana baik-baik! Awas kalau sampai kamu macam-macam"

"Iya, Nek. Siap. Pasti aku akan menjaga Hana dengan baik"

Tanpa sepengetahuannya Alaric, Hana dan Fransisca diajak sama Theo makan siang bersama. Hana terpaksa mau karena Fransisca memaksanya.

"Saya yang traktir, ya, Pak, karena Bapak udah nolongin saya sama Hana tadi"

"Mana ada mahasiswi nraktir dosennya? Tengsin dong dosennya. Udah nggak usah sungkan, Bapak yang akan traktir kalian. Emm, kita ke kafe yang ada di dekat kampus kita aja, ya. Bapak udah laper berat, hehehehe"

Hana hanya tersenyum dan Fransisca langsung menyahut, "Baik, Pak. Terserah Bapak saja"

Mobil Theo meluncur ke kafe yang sama di mana Alaric tengah duduk di depan Amanda.

1
Safa Almira
seru
Spyro
Happy ending. Terimakasih untuk karya bagusnya thor 😊 Maafkan saya yg baru sempet namatin😁

🌹🌹 buat author.
Spyro
Eh Pak Al bisa ngelawak 😂 meleleh juga kulkas nya
Spyro
Akhirnya baikan juga kalian 🤭🤭
Spyro
Gak mau nyalahin Hana karna dlu Al cuek juga di depan Hana. Jd mungkin Hana ud jadi suudzon dluan
Spyro
Asyik hamil.
Spyro
🌹untuk othor
Spyro
Waduh saingan Al
Spyro
Theo ketiban rejeki nomplok😏
Spyro
🌷🌷 buat othor
Spyro
Ayoloh, kelimpungan kan?
Spyro
Jgn Al, selama kamu belum bisa melupakan dendammu, mending jauh dari Hana. Kasihan Hana. Cari Hana kl km uda ikhlass
Spyro
Astagfirullah Mbak, kamu gatel sekaleee
Spyro
Walah Bella Bella,, sombongmu salah jalur skrg
Spyro
Asikk.Bisa jadi benih pak Al 😏😏
Spyro
Amanda jd kena getahnya. Gatel sih
Spyro
Tergantung pawang nya, Bim 🤭🤭
Spyro
Yah, kudunya di apain dlu kek. Unyel unyel dkit lah 😂
Spyro
Wah si Linda siap2 digeprek. Belun tahu aja klo Al marah kayak gimana 🙄
Spyro
Bener tuh. Sebel bgt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!