Shen Yue yang seorang gadis Jenius di abad modern terbuang Dari keluarga yang semula menyayangi nya. Namun Karena perbuatan seorang wanita . Dan akhirnya dia jauh dari keluarga. lalu terbunuh Karena gadis itu pula . dan Dia terlahir kembali di tubuh anak seorang Perdana mentri yang juga di buang dan di abaikan Karena tidak memiliki kekuatan . Dia hidup Menderita seorang diri juga jauh dari keluarga. Dan kini Ada jiwa Shen Yue di dalam tubuh gadis yang Namanya sama. yaitu shen Yue .
"Trimakasih Kau telah memberikan tubuhmu padaku, jadi kini biarkan aku membalas sakit hatimu. akan Ku tunjukkan pada mereka kalau mereka akan menyesal telah membuangmu dari kehidupan Mereka, Yueyue..." ucap Shen Yue sambil tersenyum dingin.
Namun bertemu nya dia dengan Pria menyebalkan yang selalu ingin menempel padanya. hingga membuat dia kesal dan marah .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUMAH DONG YU .
Sedangkan Shen Yue sendiri berjalan ke rumah Dong Yu. Ternyata Rumah Dong Yu memang berada di pinggiran kota. dan kini mereka sudah berada di depan sebuah rumah sederhana yang agak jauh dari rumah- rumah yang lain, Walaupun sederhana rumah ini terlihat cukup menyejukkan mata. apa lagi tepat di depan rumah ada pohon bunga sakura. jarang rumah penduduk biasa yang mau menanam bunga di depan rumahnya. Dan ternyata rumah Dong Yu cukup luas juga. selain bunga sakura, ada juga pohon buah Pir yang berada persis di sebelah rumah itu .
"Ini rumahmu Yu...?" tanya Jin Kai sambil matanya menatap daerah sekitar rumah itu .
"Benar Kai..ini rumah keluarga ku.." ucap Dong Yu.
"Kau tinggal dengan keluaega dan kedua orang tuamu...?" tanya Jin Kai masih menatap keadaan rumah sederhana di depannya .
"Benar...tapi Ayahku sudah lama meninggal dunia . aku tinggal bersama ibuku..." ucap Dong Yu dengan nada sedih .
"Saudaramu...?" tanya Jin Kai lagi.
"Kami hanya tinggal berdua. aku anak tunggal.." jawab Dong Yu .
"Mari masuk Kai...ibu ada di dalam rumah..." ucap Dong Yu. Mereka masuk kedalam rumah. Dan ternyata di dalam rumah tempatnya sangat bersih . dan tertata rapi. ini menunjukkan kalau sang pemilik merupakan orang- orang yang suka kerapian.
"Di mana ibumu...?" tanya Jin Kai.
"Ada di dalam kamarnya, ayo masuk..." ajak Dong Yu. mereka masuk beriringan. kini Jin Kai dan Dong Yu berada di depan sebuah kamar . perlahan tangan Dong Yu mengetuk pintu secara perlahan.
"Ibu..bolehAku masuk...' ucap Dong Yu lembut.
"Masuklah nak....." terdengar suara seorang wanita dengan nada lemah.
Perlahan pintu di dorong terbuka. saat itulah Jin Kai melihat seorang Wanita Paruh baya yang wajahnya hampir sama dengan wajah Dong Yu. Wajah Dong Yu fersi Wanita . Cantik dan lembut. Saat melihat wajah wanita paruh baya itu , Jin Kai sadar kalau Wajah ini bukan seperti wajah wanita biasa , wajah ini seperti wajah wanita bangsawan . Jin Kai jadi curiga, jangan- jangan dia pernah kaya. dan saat sang Ibu melihatJin Kai bersama sang Putra, sang Ibu terlihat kaget.
"Yu'er.. siapa pria muda ini...?" tanya sang Ibu.
"Namanya Jin Kai Bu...Dia sahabat baruku .. dia ingin melihat keadaan ibu..." ucap Dong Yu lembut .
"Dia seorang tabib...?" tanya sang Ibu.
"Bukan Nyonya... tapi aku mempunyai sedikit ilmu tentang pengobatan... ucapJin Kai merendah.
"Melihat sikapmu, aku yakin kau orang baik Nak..." ucap wanita paruh baya itu.
"Dia tadi menolong ku Ibu..."ucap Dong Yu.
"Memolongmu..?" tanya sang Ibu .
"Nanti saja Dong Yu bercerita ibu...sekarang ijinkan aku melihat denyut nadi ibu terlebih dahulu. , Kesehatan ibu lebih baik di dahulukan .." ucap Yulia lembut.
Mendengar ucapan Jin Kai , terlihat senyum lembut wanita di depannya melebar, membuat Jin Kai merasa nyaman.
"Apakah ini bertanda Ibu akan punya Putra Baru....?" ucap Wanita paruh baya itu dengan senyum lembutnya.
"Kalau ibu berkenan Jin Kai mau juga menjadi Putra Baru ibu...maaf ulurkan tangan ibu..." ucap Jin Kai lembut.
"Boleh... Ibu mau jadi Ibumu...apakah kau sudah tidak memiliki orang tua nak...?" tanya Ibu Dong Yu dengan senyum lembutnya yang tak luntur dari bibirnya.
"Sekarang sudah tidak punya lagi Bu..." ucap Jin Kai sambil mulai memeriksa denyut nadi wanita itu..
"Ibu hanya kelelahan, Kai punya Pil ramuan yang bisa menyembuhkan penyakit Ibu. Ibu akan kembali sehat besok pagi. Tapi apakah ibu punya Musuh...?" tanya Jin Kai sambil menatap ibu Dong Yu itu dengan tatapan lembut.
"Tidak Nak...memangnya kenapa...?"tanya sang Ibu.
" Tidak...apakah akhir- akhir ini ada seseorang yang sering memberikan makanan ke rumah ini...?" tanya Jin Kai lagi.
"Makanan...? Oo..tentu saja ada . Dia wanita yang menyukai Dong Yu. Tapi anak nakal itu tidak mau pada anak itu , Dia bilang dia tidak sepadan dengan wanita itu....tapi ibu juga agak tidak suka . Dia terlalu berani pada seorang Pria..." ucap Sang ibu.
"Kalau begitu makanan dari Dia jangan di makan lagi Ya bu.." ucap Jin Kai lagi .
"Apakah makanan itu bermasalah Kai..?" tanya Dong Yu.
"Ada sedikit masalah. Makanan itu tidak Cocok dengan tubuh Ibu.." ucap Jin Kai.
"Oo..baiklah ibu akan mengingatnya. Tapi dia akan selalu menyuruh ibu memakan di depannya Nak... Lalu bagaiaman ibu menolaknya..." ucap ibu dari Dong Yu dengan wajah bingung.
"Ck Sialan..wanita ini ingin melihat kalau racunnya benar- benar masuk kedalam tubuh wanita ini..." batun Jin Kai .
"Tenang saja Bu...aku akan mencari jalan untuk menolaknya. Tapi apakah dia masih memberikan ibu makanan setelah ibu jatuh sakit...?" tanya Jin Kai lagi.
"Dia datang dua hari sekali. Nah...kalau tidak salah hari ini seharusnya dia datang. Biasanya tadi pagi..mungkin karena sekarang akhir Festival Musim semi, Dia akan datang nanti malam atau besok pagi.."ucap sang Ibu .
"Ya sudah...sekarang ibu istirahat dulu. Besok pagi Kai akan memberi pil ramuan itu. Kai jamin lusa ibu sudah sehat kembali..." ucap Kai sambil tersenyum lembut. Melihat sikap ibu Dong Yu mengingatkan sang Mama di jaman Modern,
"Ma...sedang apa mama sekarang, apakah mama masih bersama di ular itu... Semoga mama hidup bahagia ma..." Doa tulus Shen Yue pada sang Mama .
Namun Shen Yue tidak tahu. Di jaman modern sang Mama jatuh sakit setelah mendengar kematiannya. Dan tahu apa yang terjadi. Kesedihan keluarga Shen Jordan berlarut- larut , Karena penyesalan dan kemarahan pada wanita yang telah membuat mereka membenci sang Putri. Setelah membunuh dan menyiksa dua wanita itu, kemarahan Kepala keluarga Shen masih tidak hilang. Mereka juga membuat jatuh bangkrut perusahaan keluarga Salsa. Dan membuat mereka harus hidup dalam kemiskinan .
kehidupan mereka yang semula penuh kebahagiaan , Kini akhirnya mengalami kesedihan yang mendalam. Kehilangan wanita yang mereka Cintai. Dan penyesalan mereka yang paling mendalam adalah karena di saat terakhir Shan Yue meninggal, mereka tidak mengetahuinya. Kini hanya tanah kuburan yang mereka bisa lihat. Dan tanpa mereka sadari, di saat Shan Yue keluar dari rumah itu, foto Shan Yue telah di bakar dan di musnakan oleh Salsa. Hingga akhirnya saat penyesalan datang, mereka tidak menemukan satupun foto sang Putri. Dan saat mereka meminta pada sang sahabat. Wanita cantik yang pernah mereka musuhi dan mereka caci maki mengatakan kalau Dia tidak mempunyai Foto Shan Yue. untunglah masih ada foto dan Vidio yang mereka dapat dari setasium TV . atau dari berita kehebatan Shan Yue yang mendapatkan mendali emas dari bidang Seni dan beladiri. Semua itu membuat keluarga Shan Jordan menyesali semua yang pernah mereka lakukan pada anak atau saudara perempuan satu- satunya. Dan jika mereka mengingat sosok cantik dan mandiri itu, membuat mereka menangis .
Dan kini gadis cantik itu sedang Berdiri do depan Ibu Dong Yu yang terlihat tersenyum kepadanya .
"Nak...kalau kau merasa ada sesuatu yang terjadi pada ibu, tolong katakan yang sejujur nya, ibu yang sakit, jadi ibu harus tahu apa penyakit ibu..." ucap Wanita lembut itu sambil memegang tangan Jin Kai . Melihat tatapan yang memohon, Jin Kai jadi luluh hatinya. Diapun berkata.
"Tapi ibu janji harus bersikap seperti biasa pada wanita itu,..." ucap Jin Kai lembut. Terlihat tatapan lembut itu menatap Jin Kai dengan. tatapan tanya.
"Ibu bisa...?" tanya Jin Kai lagi.
"Baiklah ibu janji akan melakukan apapun yang kau katakan..." ucap wanita itu.
"Aku melihat ada racun di tubuh ibu. Walaupun racun itu hanya sedikit. Tapi jika terus menerus dalam satu minggu lagi, ibu akan jatuh..." ucap Yulia.
"Apaaa..racun.!"seru mereka berdua hampir bersamaan.
"Benar...di dalam tubuh ibu aku melihat ada racun. Tapi jangan khawatir..racun sudah aku netralkan. Tapi jika ibu masih tetap mendapatkan racun itu, ibu tidak bisa tertolong lagi . sebenarnya ada masalah apa sampai anak itu memberi Racun pada ibu...? " tanya Jin Kai lagi.
Terlihat kemaraham di wajah Dong Yu.Kilatan ingin membunuh terlihat di mata hitamnya, Jin Kai yang sempat melihat itu, cepat cepat berkata
"Kalian harus berpura tidak menyadari kalau kalian sudah tahu..." ucap Jin Kai mengingatkan. Terlihat kekesalan di mata mereka. terutama Dong Yu.
"Beberapa bulan Yang lalu, Ayah Nona Lincau ingin membeli tanah ini . Tapi kami tidak menjualnya . Sebab jika kami menjual tanah ini, lalu di mana kami harus tinggal. Dan Perlu kau tahu, Tuan Gon Bi pasti akan membeli tanah ini dengan harga murah. Karena itu kami tidak menjualnya. " ucap Ibu Dong Yu.
"Apakah rumah yang lain juga dia beli Bu..?" tanya Jin Kai.
"Ibu rasa tidak..sebab rumah dan tanah yang berbatasan Dengan tanah ibu tidak dia beli. Entah kenapa tuan Gon Bi ingin membeli tanah ini. Jin Kai terdiam mendengar perkataan Ibu Dong Yu. "Ada aoa di tanah mulik ibu Dong Yu ini..Dan Sepertinya tuan Gon Bi ingin membunuh Kedua orang ini untuk menguasai tanahnya . Bagaimana pun juga, Dia pasti mencari cara untuk menguasai tanah ini. Tapi tindakan mereka sangat ekstrim sekali. Mereka tega membunuh si pemilik hanya karena ingin menguasai tanahnya. Dan tiba- tiba Jin Kai memiliki ide.
"Bu...bagaimana kalau tanah ini ibu jual pada Jin Kai. Tapi ibu tetap menempati tempat ini sampai ibu tua . Dan Dong Yu Pun bisa menempatinya saat dia menikah nanti. Hanya saja nama kepemilikan tanah ini hanya atas namaku, dan maaf ibu...jika aku membeli rumah ini nantinya rumah ini akan aku rubah lebih besar lagi...tapi semua ini jika ibu mau..." ucap Jin Kai dengan lembut. Terlihat Dong Yu dan sang Ibu saling bertatapan.
"Ibu..Aku hanya ingin mereka tidak
menargetkan Ibu dan Dong Yu saja. saat tanah ini berganti nama sang pemilik, maka mereka tidak akan mencari ibu lagi, tapi pasti mereka akan mencariku. Tanah ini tetap milik ibu.Mungkin aku akan tinggal di sini sesekali saja. Atau kalau aku ada di kota ini..." ucap Jin Kai.
"Bu.. Sepertinya ide Jin Kai bagus Bu...aku setuju ...". Ucap Dong .
"Benar...ibu juga setuju Nak..." jawab Sang Ibu .
"Baiklah kalau demua telah setuju kita akan melakykan transaksi jual beli . Walau begitu aku akan memberikan harga sepantasnya saja. Dan untuk menghindari tuan Gon Bi marah. Bilang saja Dong Yu kalah taruhan denganku. Hingga tidak ada cara lain lagi yang harus kalian lakukan untuk tidak memberikan rumah ini padaku..." Ucap Jin Kai. Dan Jin Kai pun memberikan uang pembayaran tanah yang melebihi harga tanah milik ibu Dong Yu yang bernama nyonya Ang Ji. Dan benar saja,saat hari menjelang malam, terdengar ketukan di daun pintu . Jin Kai yang belum kembali ke penginapan karena ingin melindungi ibu Dong Yu dan juga ingin mengetahui gadis itu, terlihat duduk di ruang ibu Ang Ji. Tak berapa lama terlihat Dong Yu datang bersama wanita itu. wanita itu terlihat wajahnya tidak terlalu Cantik , hanya saja Dia terlihat bersih dan Sedikit Angkuh . Dia terlihat membawa kotak makanan di tangan kanannya. Dia mendekat kearah nyonya Ang Ji yang menyambutnya dengan ramah. Dan saat Dia melihat Jin Kai yang duduk tenang di pojokan, terlihat matanya melotot sempurna. Dia bagai tak bisa lepas dari wajah tampan yang ada di pojokan sana.
"Bibi...siapa dia...?" tanya Wanita itu.
"Oo dia keponakan bibi...." ucap Nyonya Ang Ji.
" Dia baru datang bi...?" tanya wanita itu lagi.
"Iya Nona...Dia baru datang dari kampung..." ucap Wanita paruh baya itu. Namun terlihat Jin Kai asyik memainkan Dizi di tangannya. Tampa mengirimkan kehadiran wanita itu. Akhirnya wanita iyu mendekati nyonya Ang Ji. dan duduk do kursi yang ada di dekat pembaringan .
"Bibi...aku datang membawa makanan untukmu, jadi mari makan bibi..Apakah aku harus membantumu...?" ucap Wanita itu.
"Maaf Nona...bibiku baru saja makan dan minum obat. . jadi ... jangan di suruh , bibi makan lagi..." ucap Jin Kai dengan sikap dan wajah tenangnya yang masih dengan tenang duduk di kursinya .
"Tapi makanan ini juga makanan yang mengandung obat, hingga baik untuk kesehatan bibi..." ucapnya seperti sedang memaksa.
"Maaf Nona...dia bibiku, dan aku harus menjaganya. Apakah anda tidak melihat waktu, bukankah sekarang sudah terlambat kalau di katakan waktunya makan malam....? Lagian aku sudah bilang padamu, kalau bibiku baru makan dan minim obat yang sepupuku beli di pasar tadi siang..." ucap Jing Kai dengan wajah tenang.
"Tapi..." sebelum dia melanjutkan ucapannya, Jin Kai kembali berkata.
"Maaf...aku katakan bibiku tidak bisa lagi untuk menikmati makanan itu. Jadi diarkan makanan itu di sini . mungkin nanti bibi atau sepupuku memakannya, atau kau bawa kembali benda itu . " ucap Jin Kai dingin . Seketika terlihat wajah gadis itu memerah. Jun Kai segera memanggil Xio He yang memang berada di luar. Tak lama terlibat Serigala besar itu Berdiri dengan gagak di sebelah Jin Kain . membuat wanita itu kaget bukan main, bukan saja wanita itu, tapi ibu Dong Yu terkejut melihatnya. Terlihat wajah wanita itu memucat.
"Nona...aku rasa Bibiku harus istirahat, jadi maafkan aku jika memintamu untuk kembali ..." ucap Jin Kai dengan dingin. Tanganya terlihat mengusap kepala Xio He dengan tenang. Xio He menatap wanita itu dengan mata merahnya.
"Kau mengusirku... Bukankah aku baru saja masuk ke dalam rumah ini...?" tanya wanita itu.
"Oo maaf... tapi sekarang bukan waktunya untuk bertamu, hari sudah terlalu malam bagi seorang wanita datang ketempat seorang Pria . kau tahu resikonya kan...?"ucap Jin Kai dingin. Terlihat wanita itu semakin marah. Hingga wajahnya terlihat memerah karena marah. Wanita itu diam beberapa saat, tak kama dia langsung berdiri.
"Baiklah Bi...aku pergi dulu. Besok aku akan kembali lagi..." ucapnya dingin.
"Trimakasih Nona Lincau...maaf...karena aku harus beristirahat. Dan tidak baik untuk seorang wanita datang tengah malam ke rumah seorang pria . apalagi do sini ada pria lain..." Ucap nyonya Ang Ji. Terlihat wanita itu keluar dengan membawa kotak makanannya . Sebelum dia keluar, dia menatap Jin Kai dengan tatapan marah. Jin Kai hanya memandang wanita itu dengan wajah datarnya.
Setelah wanita itu keluar, terlihat Nyonya Ang Ji menatap Jin Kai dengan wajah cemas.
"Nak...bagaimana kalau dia memberi tahukan pada Ayahnya...?" kata nyonya Ang Ji.
"Biarkan Jin Kai Yang menghadapinya Bu..." ucap Jin Kai lembut . tak lama Dong Yu masuk kedalam rumah.
"Dia sudah pergi dengan marah Kai..." ucapnya dengan wajah gembira.
"Besok tolong kau sebarkan berita kalau rumah ini telah aku beli...." ucap Jin Kai dengan wajah tenang.
"Baik...akan aku lakukan ." ucap Dong Yu.
"Ya sudah...hari ini aku yakin Ayah wanita tadi tidak akan mengusik kalian berdua, jadi aku akan kembali kepenginapan dahulu . Oh ya ibu .. Bolehkah aku tinggal di rumah ini...? Apa masih ada kamar untukku...?" kata Jin Kai lembut .
" Kau bercanda Kai....sekarang rumah ini sudah menjadi milikmu nak ..." ucap nyonya Ang Ji.
"Kalau begitu mulai besok aku akan tinggal do sini. Dan aku akan melihat tanah ini. Baru nanti kita bisa memikirkan apa yang akan kita lakukan . Ya sudah aku kembali dulu ke penginapan, besok aku akan kemari lagi.." ucap Jin Kai .
"Apakah aku perlu mengantarmu..?" tanya Dong Yu .
"Hey...aku bukan anak kecil lagi...sekarang yang harus kau jaga adalah ibu...aku pergi..." ucap Jin Kai. Dia segera keluar dari kamar itu setelah berpamitan dengan ibu Dong Yu.
Setelah keluar dari rumah itu, Jin Kai berhenti sejenak, Dia menatap pada Cincin ruang yang dia beli tiga hari yang Lalu. Cincin itu dia beli tanpa sengaja dari seorang pemabuk yang kebetulan bertemu dia di jalanan , seorang Pria tua dengan wajah terlihat Sendu dan berjalan sempoyongan menjual Cincin itu pada Shen Yue setelah gadis itu menolong Dia dari kemarahan pemilik warung, karena pria tua itu tidak mau membayar apa yang dia makan. Melihat keadaan pak tua yang di bentak- bentak pemilik warung, akhirnya Shen Yue membayarkan tagihan makanannya. Setelah membawa pria itu keluar, Pria itu menjual sebuah cincin Ruang yang dia punya. Pria tua itu memaksa Shan Yue untuk menbeli Cincinnya walaupun Shen Yue dengan iklas memberi dia sekantung uang perak . Dia beralasan untuk membelikan makanan utuk keluarganya dan dia tak ingin berhutang budi . . Akhirnya Shan Yue membeli Cincin itu. Pria itu juga memberi tahu cara menggunakan Cincin itu. Dengan meneteskan setetes darahnya ke cincin itu, akhirnya cinci ruang itu mengakui Shan Yue sebagai pemiliknya. Cincin yang semula besar, saat dia taruh di telunjuk tangan kanannya, ternyata pas dan sangat indah .
"Cincin itu tidak akan pernah lepas dari tanganmu nak.. Tidak akan ada yang bisa mengambilnya dari tanganmu. Kau bisa menaruh apapun kedalam Cincin itu. Jika kau ingin melihat isi Cincin itu, kau bisa menggunakan kesadaranmu..." ucap kakek itu sebelum pergi meninggalkan senyuman manis untuk Shan Yue.
"Hatimu terlalu baik, Dewa akan selalu memberkatimu.." ucapnya sebelum berlalu.
Dan kini Shen Yue bisa melihat kilau indah Cicin yang ada di telunjuk kanan ya. Setelah itu Jin Kai secepatnya berloncatan di atas kayu ataupun atap rumah orang, untuk menuju rumah penginapan yang dia tempati selama di kota ini . Ternyata penginapan Yang Jin Kai tempati, tidak terlalu jauh dari tempat Nyonya Ang Ji. Setelah sampai di sana. Jin Kai menatap kearah kejauhan, Dia pergi dari rumah Dong Yu , karena Dia merasakan perasaan sedih. Entah ini sedihnya si pemilik tubuh, atau memang dia yang teringat pada keluarganya yang ada di jaman Modern. Ketika dia berbaring di atas pembaringan, hanya perasaan Sedih yang dia rasakan, hingga membuat dia tak bisa tidur. Akhirnya dia mengambil Dizi nya . Perlahan dia berjalan kearah jendela. Dengan santai seperti biasa, Dia duduk di jendela. Dia melihat keadaan masih terlihat ramai. Mungkin Di kota juga masih ramai.
Sebenarnya dia ingin segera kembali ke hutan sana, namun karna masalah Ibu Ang Ji, akhirnya dia terpaksa menundanya. Perlahan dia menaruh Dizi di bibirnya. Tak lama terdengar alunan merdu Dizi yang dia mainkan. Alunan lembut nansendu membuat siapapun merasakan kesedihan di hati Jin Kai. Mereka Yang mendengar bagai di tarik ke masa lalu yang membuat mereka ingin menangis.
Maaf sampai di sini dulu ya...aku lanjut besok lagi.
Jangan lupa like, vote dan komennya aku tunggu
Bersambung .
Kalo muncul terus ganti aja namanya Thor..
muak x byk type
putra mahkota milik Shen Yue..
sama2 gila rupanya