NovelToon NovelToon
HIJRAH ITU CINTA

HIJRAH ITU CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisha Naziya Almahyra telah menjalin hubungan selama tiga tahun dengan kekasihnya yang bernama Ikhbar Shaqr Akhdan. Hubungan mereka sudah sangat jauh.

Hingga suatu hari kedua orang tua mereka mengetahuinya, dan memisahkan mereka dengan memasukan keduanya ke pesantren.

Tiga tahun kemudian, Aisha yang ingin mengikuti pengajian terkejut saat mengetahui yang menjadi ustadnya adalah Ikhbar. Hatinya senang karena dipertemukan lagi dalam keadaan telah hijrah.

Namun, kenyataan pahit harus Aisha terima saat usai pengajian seorang wanita dengan bayi berusia satu tahun menghampiri Ikhbar dan memanggil Abi.

Aisha akhirnya kembali ke rumah, tanpa sempat bertemu Ikhbar. Hingga suatu hari dia dijodohkan dengan seorang anak ustad yang bernama Ghibran Naufal Rizal. Apakah Aisha akan menerima perjodohan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Ghibran

Jangan pernah membenci masa lalu. Kamu sekarang adalah bentukan dari kisah masa lalu. Apa pun yang terjadi, dia pernah jadi alasan kamu bahagia. Meski sekarang bukan kamu bahagianya. Bukan pula dia yang membuatmu bahagia. Mari saling memaafkan, dan melupakan. Berbahagialah dengan cara masing-masing.

Aisha bangun dan menyiapkan sarapan untuk ibunya. Setelah semua selesai dia mengetuk pintu kamar sang ibu. Wanita yang telah melahirkan dirinya itu meminta dia masuk.

Gadis itu membuka pintu perlahan dan masuk. Dia melihat ibu duduk dekat jendela, matanya memandangi jalanan. Aisha memeluk pundak ibunya.

"Ibu, sarapan sudah aku siapkan. Ibu mau aku ambilkan?" tanya Aisha dengan lembut.

Dulu saat ayahnya masih ada, Aisha jarang di rumah. Waktunya habis di luar rumah, kuliah dan bermain dengan Ikhbar. Sekarang dia ingin menebus waktu yang terbuang, dengan lebih banyak bersama ibunya.

"Ibu, tidak lapar. Nanti saja sarapannya," jawab ibu dengan suara lirih.

Aisha melihat dipangkuan sang ibu ada sarung yang biasa ayah gunakan untuk solat. Itu sarung pembelian Aisha. Tanpa bisa di tahan air matanya jatuh membasahi pipi. Hanya membelikan sarung, ayah saat itu sudah sangat bahagia.

"Ibu kangen ayah?" tanya Aisha dengan air mata yang telah berlinang.

"Kangen banget. Kenapa ayah kamu lama sekali datang untuk menjemput ibu," jawab Ibu dengan terbata karena menahan tangis.

Mendengar ucapan ibunya, tubuh Aisha langsung lemah dan luruh ke lantai. Teringat kepergian ayahnya.

"Ibu, aku mohon! Jangan ucapkan itu lagi. Jika ibu pergi menyusul ayah, aku dengan siapa? Aku tidak memiliki siapa-siapa. Jangan buat aku merasa makin bersalah, Bu," ucap Aisha.

Ibu hanya diam, tak ada jawaban keluar dari bibirnya. Aisha berlutut dihadapan sang ibu. Menggenggam kedua tangan wanita yang telah melahirkan dirinya.

"Ibu, Ibu boleh melakukan apa saja padaku jika masih tersimpan marah dan benci atas perbuatanku dulu. Tapi aku mohon, jangan pernah berkata jika Ibu ingin meninggalkan aku. Selama ini sudah cukup besar rasa penyesalanku, jangan tambah dengan keinginan Ibu ini. Jika aku boleh meminta pada Allah, biarlah nyawaku yang diambil terlebih dahulu," ujar Aisha dengan air mata.

"Maafkan, Ibu. Bukan maksud ibu mengungkit kejadian lalu. Ibu hanya rindu ayah," jawab Ibu.

Aisha memeluk ibunya. Tangisnya kembali pecah. Rasa bersalah karena kepergian ayahnya itu masih dia rasakan hingga saat ini. Dadanya terasa nyeri dan sesak jika mengingat hari itu, ditambah lagi peristiwa kemarin. Orang yang dia harap bisa tempat berbagi ternyata menambah lukanya.

Setelah cukup lama menangis dalam pelukan ibunya, Aisha keluar dari kamar wanita yang telah melahirkan dirinya itu. Gadis itu masuk ke kamar. Dia memukul dadanya yang terasa sesak karena menahan sebak.

"Sebenarnya aku telah capek banget. Banyak beban pikiran yang aku pendam sendirian. Banyak keluh kesah yang sulit ku ceritakan. Jujur ... saat ini aku sangat terjatuh dan ingin sekali menyerah. Aku nggak bisa terus pura-pura kuat, padahal hatiku sangatlah hancur. Aku sudah nggak sanggup terus pura-pura tersenyum, padahal batinku selalu menjerit. Aku sudah capek banget harus pura-pura tertawa hanya untuk menyembunyikan air mataku. Aku juga ingin bahagia."

Setelah menghapus air matanya dan mengganti pakaian, Aisha pamit pada ibunya. Dia ingin mengembalikan motor milik Ghibran.

"Bu, aku mau ke pengajian. Lauk telah aku masak buat makan siang. Sarapan juga telah aku siapkan. Jika Ibu ingin sesuatu, bisa hubungi aku. Aku pergi hingga jam dua. Setelah itu kembali," pamit Aisha dengan lembut.

Tadi dia ingin menemani ibunya di rumah dan mengembalikan motor siang sehabis zuhur. Namun, setelah situasi tadi dia memilih keluar rumah. Dia tidak ingin larut dalam kesedihan jika terus berada di rumah bersama ibunya. Bukannya Aisha tidak terima dengan ucapan ibunya, tapi rasa bersalahnya makin terasa saat mendengar perkataan dan keinginan ibunya tadi.

Dengan kecepatan sedang, Aisha menjalankan laju motornya. Sekitar lima belas menit perjalanan dia sampai di mesjid. Sayup-sayup dia mendengar suara anak-anak mengaji.

Aisha melangkah pelan memasuki mesjid. Dia melihat Ghibran yang sedang mengajarkan anak-anak itu mengaji. Melihat kehadiran Aisha, pria itu memberikan senyuman. Anak-anak lalu dengan serempak ikut memandangi gadis itu. Membuat dia malu dan menundukan wajah.

"Itu istrinya ustad?" tanya salah seorang bocah itu.

"Bukan," jawab Ghibran dengan suara lembut.

"Tapi kakak itu cantik, cocok dengan ustad," ucap anak yang lainnya.

Aisha tersenyum membalas ucapan anak-anak itu yang rata-rata memuji kecantikan wajahnya. Ghibran lalu menghentikan kegiatan mengaji dan mempersilakan mereka pulang. Ada sekitar enam orang.

"Maaf Mas, aku jadi mengganggu," ucap Aisha merasa bersalah.

"Tidak, kami sebenarnya telah selesai. Tadi itu hanya mengulang bagi yang belum paham," jawab Ghibran.

"Motor Mas ada di luar." Aisha lalu berjalan keluar dari mesjid. Tidak ingin ada yang salah paham melihat mereka berdua di dalam mesjid.

Ghibran dan Aisha duduk di halaman mesjid. Di sana terdapat banyak bangku.

"Ini kunci motor kamu. Ban nya sudah aku tambal," ujar Ghibran dengan menyodorkan kunci motor.

"Terima kasih, Mas. Berapa biayanya, Mas?" tanya Aisha.

"Tak usah bayar."

"Sudah Mas yang membawa ke bengkel, Mas pula yang bayar." Aisha merasa tidak enak hati.

"Tak apa Aisha. Aku ikhlas. Setelah dari sini kamu mau kemana?" tanya Ghibran.

"Ke Mesjid D, Mas. Ada pengajian di sana. Aku mau dengar tausiahnya," jawab Aisha.

"Sayang sekali hari ini aku ada keperluan. Apa lain kali kita bisa pergi ke pengajian bersama?" tanya Ghibran.

Sebenarnya Ghibran telah beberapa kali melihat dan memperhatikan Aisha. Sepertinya dia tertarik dengan gadis itu dari awal melihatnya. Dia telah mencari tahu di mana rumah Aisha.

"Tentu saja boleh, Mas," jawab Aisha.

"Aku boleh meminta nomor ponselmu. Nanti kita bisa saling memberi kabar di mana ada pengajian," ucap Ghibran.

"Boleh, Mas." Aisha lalu menyebutkan deretan angka nomor ponselnya.

Setelah itu Aisha pamit karena akan mengikuti pengajian di salah satu mesjid setelah solat Zuhur.

"Aku pamit, Mas. Sekali lagi terima kasih," ucap Aisha sebelum pergi meninggalkan Ghibran.

Ghibran melepaskan kepergian Aisha hingga hilang dari pandangan. Dia terkejut saat ada seseorang memukul pundaknya.

"Apakah gadis itu yang kamu katakan dengan ayah kemarin?" tanya seorang pria paruh baya yang wajahnya sangat mirip dengan Ghibran.

...----------------...

1
ولدي انعم
Luar biasa
elly fitriyatun
Bener sikap km Aisha...jauhkan ulat bulu Anisa dr suami perfect km itu/Facepalm/
elly fitriyatun
Yg kuat aisha/Sob/
elly fitriyatun
waaauuuuwww bgt visualnya/Drool//Drool/
Anonymous
m
Reni Setia
makasih untuk novelnya thor
Anna Susiana
ni mertua ya dari dulu sifat jeleknya ga berubah rubah bikin orang saki hati
@Al🌈🌈
Bagus /Good/
Najmiati Zuroya
selalu suka ceritanya
Alvia Inayati
Luar biasa
Alvia Inayati
Buruk
hidagede1
Luar biasa
Sari Ramly
Lah ghibran dulu apa kabar bu nur…syifa kan hadir krn pergaulan bebas anakx bu nur…si yg paling merasa pinter didik anak…kaca mana kacaaaa ???
lucky gril
2 karya the end mak matathon bacanya sekeren itu karya mm 😍😍😍
Mama Reni: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
lucky gril
cerita anin mak khatam duluan😄
Mama Reni: Kebalik ya 🙈🙈
total 1 replies
lucky gril
stop mak mo gosok😂
lucky gril
karma di bayar tunai tuk pk abdul,dan rachel tp ada hana yg kata mak punya sifat kyk bu nur ngga mo disalahin😎
lucky gril
duh hana nurunin sifat mak tirinya nih ngga mo disalahin🤦‍♀️
lucky gril
ialah siapa yg betah dirumah tangga omong sm anak kandungnya ketus apalagi bu nur hanya ibu sambung lagaknya kayak ibu kandung😏
lucky gril
mana mau bu nur pisah,dia ngga ada apa apanya tanpa pk abdul😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!