NovelToon NovelToon
Istri Sah Mas Hafiz

Istri Sah Mas Hafiz

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:262.3k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Alina Putri adalah Gadis muda yang baru berusia 17 tahun dan di umur yang masih muda itu dirinya dijodohkan dengan pria bernama Hafiz Alwi. Pria yang berumur 12 tahun di atas Alina Putri.
Keduanya dijodohkan oleh orang tua masing-masing karena janji di masa lalu yang mengharuskan Alina dan Hafiz menikah.
Pernikahan itu tentu saja tidak berjalan mulus, dikarenakan Hafiz meminta Alina untuk tetap merahasiakan hubungan mereka dari orang lain dan ada batasan-batasan yang membuat keduanya tidak seperti suami istri pada umumnya.

Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Simak terus kisah mereka berdua di “Istri Sah Mas Hafiz”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Acuh Tak Acuh

Seminggu sudah Hafiz berada di rumah keluarga Alina dan hubungan keduanya tidak memiliki kemajuan sedikitpun. Justru, hubungan keduanya semakin jauh karena selama seminggu itu keduanya tak berbicara sepatah katapun.

Jika mereka berbicara, itupun hanya di depan orang tua saja. Selebihnya, mereka memilih diam seribu bahasa.

Ayah Bahri dan Ibu Desi tak terlalu memusingkan hubungan keduanya, karena mereka yakin seiring berjalan waktu, keduanya akan jatuh cinta satu sama lain.

“Mas, Alina izin pergi siang ini untuk menemui Bu Wiwik, guru Alina,” ucap Alina meminta izin Hafiz.

“Ya,” balas Hafiz singkat.

Alina menghela napasnya dan mengambil tas selempang berwarna hitam miliknya yang tergantung. Kemudian, ia mengisi tasnya dengan ponsel dan dompet.

Alina pun keluar dari kamarnya untuk segera pergi menemui Ibu Wiwik.

“Alina, kamu mau kemana udah rapi begini?” tanya Sang Ibu.

“Alina ada janji dengan Bu Wiwik karena ada hal yang mau Alina bahas perkara beasiswa yang akan Alina ambil untuk melanjutkan study Alina,” terang Alina.

“Kamu pergi sendirian? Kok tidak diantar suamimu?” tanya Ibu Desi.

“Mas Hafiz tadi berniat untuk mengantarkan Alina, Ibu. Namun, Alina menolaknya,” jawab Alina berbohong.

“Mas antar Alina sekarang ya,” ucap Hafiz yang tiba-tiba muncul.

Alina menoleh dengan kaget melihat Hafiz yang sudah berganti pakaian dan memutuskan untuk mengantarkan dirinya.

“Ya sudah, kalian hati-hati ya di jalan,” sahut Ibu Desi.

Keduanya pun bergegas pergi untuk menemui Ibu Wiwik.

“Mas tidak perlu mengantarkan Alina. Lagipula, Alina bisa sendiri,” ujar Alina.

Seperti biasa, Hafiz akan diam seribu bahasa. Seakan tak mendengar apa yang Alina katakan.

“Mas, kita pergi ke rumah Bu Wiwik ya. Di jalan merdeka nomor 187,” terang Alina.

“Ya,” balas Hafiz singkat.

Ponsel milik Hafiz tiba-tiba saja berbunyi, Alina reflek menoleh ponsel tersebut yang bertuliskan nama “Fatimah”

“Assalamu'alaikum, iya Fatimah. Kamu di mana?” tanya Hafiz dengan suara yang sangat lembut.

Alina bahkan terkejut mendengar suara Hafiz yang sebelumnya tidak pernah dia dengar.

Hafiz mengakhiri panggilan telepon tersebut dan menepikan mobilnya secara tiba-tiba.

“Kamu pergi sendiri bisa, 'kan?” tanya Hafiz.

Alina terdiam sejenak, rasanya ia ingin tetap berada di dalam mobil.

“Bisa,” jawab Alina sambil menundukkan kepalanya.

Alina akhirnya turun dari mobil, padahal jarak menuju rumah Ibu Wiwik tidak sampai 200 meter.

Hafiz kembali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi yang mana hal itu membuat Alina kesal.

Siapa wanita bernama Fatimah itu? Apakah dia teman Mas Hafiz? Atau, apakah dia sedang mengalami kesulitan sehingga Mas Hafiz menurunkan ku begitu saja? (Batin Alina)

Banyak pertanyaan yang memenuhi isi kepala Alina. Namun, Alina bisa apa? Ia hanyalah seorang istri dari hasil perjodohan para orang tua.

“Ojek, Mbak?” tanya tukang ojek yang datang menghampiri Alina.

“Tolong antar saya ke jalan merdeka nomor 187 ya Pak!” pinta Alina sambil menaiki motor.

“Siap Mbak!” seru tukang ojek.

Sore Hari.

Hafiz lebih dulu sampai di rumah keluarga Alina dan rupanya Alina belum juga kembali. Hal itu, membuat kedua orang tua Alina mempertanyakan keberadaan Alina pada Hafiz yang sebelumnya mengantarkan Alina pergi menemui Ibu Wiwik.

“Alina mana, Nak Hafiz? Bukankah kalian tadi pergi bersama?” tanya Ayah Bahri.

Hafiz bingung harus menjawab apa, karena di sini dirinyalah yang bersalah.

“Assalamu'alaikum,” ucap Alina yang sudah berada di belakang Hafiz.

Mereka bertiga dengan kompak menoleh ke arah Alina.

“Wa'alaikumsalam,” sahut mereka.

“Alina tadi turun untuk membeli martabak telur di depan gang dan meminta Mas Hafiz untuk pulang duluan,” terang Alina.

Ayah dan Ibu hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar keterangan Alina.

“Ayah dan Ibu wajib coba martabak telur yang Alina beli di depan gang, rasanya dijamin bikin Ayah sama Ibu ketagihan,” ucap Alina sambil melangkah masuk ke dalam rumah.

Hafiz berjalan membuntuti Alina yang terus melangkahkan kaki menuju dapur.

“Mas kenapa mengikuti Alina sampai ke dapur?” tanya Alina sambil mengambil piring untuk meletakkan martabak telur yang ia beli di depan gang.

“Mana ponselmu?” tanya Hafiz.

Alina mengeluarkan ponselnya dan saat itu juga Hafiz mengambil ponsel tersebut.

“Apa kata sandinya?” tanya Hafiz.

“2209,” jawab Alina.

Hafiz berhasil membuka sandi ponsel Alina dan memasukkan nomor telepon miliknya.

“Simpan nomor ku,” ucap Hafiz dan melenggang pergi.

Alina acuh tak acuh dengan sikap Hafiz dan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Kemudian, bergegas membawa martabak telur yang ia beli ke ruang depan agar bisa dinikmati oleh kedua orang tuanya.

“Alina, bagaimana beasiswa kamu?” tanya Ibu Desi ketika Alina sudah berada di ruang tamu membawa martabak telur.

“Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, Ibu. Tapi, Alina masih bingung mengambil kampus yang mana. Soalnya, 3 kampus yang Alina ajukan semuanya menerima Alina,” jawab Alina bingung.

“Alina, pilih saja kampus terdekat ya sekiranya tidak jauh dari rumah,” ucap Ibu Desi.

“Dari 3 kampus itu, sebenarnya Alina sudah memilih kampus yang menurut Alina cocok. Do'akan Alina ya Bu, semoga semuanya berjalan lancar,” balas Alina.

“Iya sayang, Ibu pasti akan mendo'akan yang terbaik untuk kesayangan Ibu ini,” sahut Ibu Desi.

Ayah Bahri ikut mendo'akan kesuksesan putri tunggalnya dan berharap apa yang dicita-citakan Sang putri bisa terwujud.

“Ayah sama Ibu jangan lupa dimakan ya martabak telur yang Alina beli ini. Kalau perlu, habiskan dan jangan ada yang tersisa. Alina sekarang mau ke kamar, mau mandi sekalian ganti baju,” ucap Alina dan berlalu pergi.

Alina masuk ke dalam kamar dan melihat Hafiz yang sedang ganti pakaian. Dengan cepat Alina berbalik badan karena tidak ingin melihat apa yang tidak seharusnya ia lihat.

“Aku sudah selesai,” ucap Hafiz.

Alina kembali melanjutkan langkahnya tanpa ingin berbicara ataupun sekedar menyapa Hafiz.

“Cari apa?” tanya Hafiz ketika melihat Alina yang sibuk mencari sesuatu.

Alina tak menjawab, ia terus mencari barang miliknya.

Tak berselang lama, Alina menemukan jedai rambut miliknya.

“Sudah ketemu?” tanya Hafiz.

“Sudah,” jawab Alina dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa pakaiannya.

Hafiz acuh tak acuh dengan sikap Alina. Baginya Alina hanya seorang anak SMA yang tidak cocok untuk dijadikan seorang istri karena usia mereka yang terpaut cukup jauh.

Tak berselang lama Alina keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap.

“Mas bisa duduk tempat lain tidak? Alina mau mengeringkan rambut,” ucap Alina dengan rambut yang masih terbalut handuk.

Hafiz pun pindah dan memberikan tempat duduk tersebut untuk Alina.

“Terima kasih,” ucap Alina sambil mengambil Hair dryer miliknya yang ia simpan di dalam nakas.

1
Emil Tea
sebenernya Fatimah juga tidak salah....sy suka ahirnya happy ending tapi kasian fatimah
Winny Anpooh
Luar biasa
Ig nr.lynaaa20
wahhhhh seruuuuu
Maulana ya_Rohman
aku masih menunggu EXTRA PART nya thor.....
Yati Hayati
Alhamdulillah👍
Dek Raraaa
soo sweeetttssss .. ❤️
Maulana ya_Rohman
waduh.....😱..... keseret lagi nih😱😱😱
Holipah
nnti hafiz iba lgi lihat patimah
Alma
apakah hafiz bakal ikut bertanggung jawab
Iis Dawina
kecelakaan nnti ujung" nya lupa ingatan minta dinikahin
Alma: mampus aja sekalian biar gak menyusahkan
total 1 replies
Iges Satria
ke elakaan deh, masih saja egois
Maulana ya_Rohman
knp minta tlong kpd Hafiz🤔🤔🤔..... knp gak orang lain aja😣
Alma
klo hafiz mau nyari ajak Alina,jangan sendirian
Galuh Setya
lah mama nya fatima becanda, dia yg ngusir anaknya tp dia gak tau malu banget nyuruh hafiz ngerayu fatima buat pulang. sama aja boong n fatima gak belajar jadi genah
Holipah
hafiz nyuruh orang lain aja bisa besar kepala si Fatimah klw kamu yang nyari
Iges Satria
mudahan Hafizh menyuruh org lain yg mencari, kalau Hafizh gi ntar Fatimah beranggapan Hafiz masih cinta dia. tolak saja Hafizh ingat istrimu
mama Al
ibu aja yang cari
kan anak ibu
kalau hafiz yang cari sama aja numbalin rumah tangga mereka.
Maulana ya_Rohman
selamat..... selamat..... selamat...... selamat...... selamat....🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝
Alma
semat ya alin hfiz kalian akan menjadi orang tua,apa kabar dengan fatimeh
Maulana ya_Rohman
semoga kedepannya gak ada ulat bulu yang terobsesi lagi🤲🤲🤲🤲🤲🤲
Arya Pradana: betul
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!