Seorang gadis berusia 20 tahun, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Mension mewah milik keluarga Angkasa.
Suatu hari, gadis bernama Dara itu, tak sengaja di nodai oleh putra satu-satu tuan Angkasa, yang menyebabkan ia hamil.
Karena kehamilannya, ia terpaksa di nikah sirihkan oleh laki-laki yang telah menodainya.
Ayo ikuti kisahnya, apakah Dara mampu bertahan dalam rumah tangga menjadi istri sirih sekaligus istri simpanan? Apakah dia bisa melalui ujian rumah tangga yang di penuhi banyaknya rintangan? Ataukah ia akan memilih pergi saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan Tokoh
"Ayah ... Kenapa kau tega membuang aku Ayah ... Aku ini anakmu ... Kenapa kau tega sama aku ..."
Terdengar anak kecil yang memanggil-manggil nama 'Ayah' di satu ruangan yang gelap.
"Arkh .." Adam terbangun dari tidurnya dengan nafas yang naik turun, keringat dingin membanjiri wajah tampannya.
"Mimpi itu lagi ... Sampai kapan aku terus di teror oleh mimpi itu," gumam Adam ketakutan.
Semenjak ia memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya dua minggu yang lalu, ia sering di hantui oleh suara bayi melalui mimpi, bayi itu bisa berbicara dan memanggil-manggil nama 'Ayah'
Adam mendudukkan dirinya, ia sudah malas ingin melanjutkan tidurnya lagi, padahal sekarang masih pukul tiga dini hari. Ia takut jika sampai ia kembali bermimpi.
Adam Mahardika, laki-laki tampan berusia 26 tahun, ia tak mempunyai pekerjaan, ia hanya memiliki sebuah bar, di mana ia hanya sering menghabiskan waktunya di sana dan bersenang-senang bersama teman-temannya. Adam juga laki-laki yang tak mempunyai tujuan hidup. Ia sudah menjalin hubungan dengan Anim selama 3 tahun.
Anim sudah berkali-kali untuk mengajaknya menikah, tapi Adam tak pernah menanggapinya dengan serius ajakan kekasihnya. Tapi saat mendapat ancaman baru-baru ini dari kedua orang tuanya, akhirnya ia bersedia untuk menikahi kekasihnya itu.
,,,
Keesokan harinya.
Seperti biasa, Dara akan masuk bekerja di Mension mewah keluarga Angkasa, ia juga sedikit lebih lega, karena sudah hampir dua minggu ini ia tak pernah bertemu lagi dengan putra majikannya yang brengsek itu.
Dara Mustika gadis cantik berusia 20 tahun, mempunyai seorang kakak yang bekerja dia bar Adam sebagai pelayan, ibunya hanya penjual kue keliling, sedangkan ayahnya sudah lama berpulang. Demi kebutuhan hidup, Dara harus bekerja di rumah tuan Angkasa sebagai pelayan, dengan gaji yang lumayan gede.
Tiba di Mension, ia langsung melakukan pekerjaannya seperti biasa.
Tak sadar ternyata sudah larut malam, hari ini dia sedikit telat pulang, karena sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Dara biasanya pulang jam 7 malam. Dara juga tak ingin tinggal di rumah tuan Angkasa, padahal di sana sudah di siapkan kamar untuk para pelayan, tapi karena berpikir tak ada yang mengurusi rumahnya jika ia tinggal di sana, ia memilih pulang pergi saja setiap hari. Ririn kakaknya, sangat pamalas, dan tak pernah membantu ibunya sama sekali.
"Dara!" Panggil nyonya Yunda. Ia baru saja tiba dari butik bersama calon menantunya, yakni Anim. Mereka sedang menyiapkan gaun pengantin untuk Adam dan Anim, karena pernikahan mereka berdua tinggal satu minggu lagi akan di langsungkan.
"Ya nyonya" Dara mendekat pada nyonya Yunda.
"Apa kau sudah memesan ojek? Kalau tidak, aku akan menyuruh supir untuk mengantar mu pulang," kata Yunda.
"Tidak usaha nyonya, terima kasih, saya sudah memesan ojek, dan mungkin sudah ada di depan nyonya," sopan Dara.
"Hm, baiklah," Yunda melangkah naik ke kamarnya di lantai atas.
Dara juga berjalan keluar menuju gerbang. Melangkah ke tempat biasa ojek akan menunggunya saat ia memesan ojek di malam hari.
Tapi saat tiba di sana, hanya ada sebuah mobil mewah yang terparkir dengan seorang laki-laki berdiri elegan bersandar di pintu mobil sambil memasukkan kedua tangannya di saku, dan tentu saja pria itu sedang menunggunya.
Dara melihat sekelilingnya, dan merasa ketakutan pada Adam. Apa lagi pak satpam lumayan jauh dari lokasi tersebut.
"Kemari kau!" Terdengar suara bariton pria itu yang cukup menyeramkan di telinga Dara.
GLEK!
Dara menelan salivanya dengan susah payah saat laki-laki itu memanggilnya mendekat.
Bukannya datang mendekat, Dara malah bersiap untuk melarikan diri. Adam yang melihat gadis di depannya ingin berlari, ia bergegas mengejar gadis itu dengan langkah panjanganya, di mana langkah Dara dua langkah, dan dia hanya selangkah.
Adam menarik kasar lengan Dara saat ia menggapai gadis itu.
"Arh mmpphh .." Belum sempat dia berteriak, tapi Adam sudah membekap mulut gadis itu memakai tangan lebarnya.
"Kau mau lari kemana hah!" Menseret paksa tubuh mungil Dara untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Mppphhhhhh" Dara terus memberontak, meminta untuk di lepaskan.
"Diam!!" Sentak Adam mendorong tubuhnya masuk ke dalam mobil.
Dara gemetaran ketakutan pada Adam yang sudah masuk ke kursi kemudi.
Wajah gadis itu di banjiri air mata. "Bodoh! Cengeng! Taunya cuma nangis saja!" Sentak Adam.
"Anda itu yang keterlaluan!! Kenapa lagi anda mengganggu saya!!" Tangisan Dara semangkin deras.
"Brisik!! Kau berani meneriakiku hah!! Kau ingin aku menenjelangimu!!" Ancam Adam agar gadis itu diam.
Dara langsung terdiam dan menutup rapat-rapat mulutnya, tapi kristal bening dari kedua bola matanya tak berhenti, terus mengalir semangkin deras saat Adam sudah mulai menjalankan mobilnya.
Dalam mobil itu, Adam hanya diam, dan membiarkan Dara yang masih menangis di sampingnya.
Tiba di tempat yang sunyi dan gelap, ia menghentikan mobilnya, membuat Dara semangkin ketakutan.
Adam melihat ke arahnya. "Katakan sejujurnya padaku, apa kau sedang hamil?" Tanya Adam menatapnya.