Kisah seorang mahasiswi tingkat akhir yang cantik, pintar dan cuek dengan CEO tampan, dingin dan tegas namun prilakunya yang Absurd.
Alexandra Rose berusia 23 tahun merupakan anak yatim piatu yang berstatus sebagai mahasiswi tingkat akhir di Universitas ternama melalui jalur beasiswa dengan kepintarannya dan bekerja sebagai kasir di minimarket untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Dean Anderson berusia 30 tahun menjadi pria dingin setelah ditinggal menikah kekasih masa kecilnya Angela Cruz. Dean bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarga. Ayahnya memaksa Dean untuk segera menikah dan memberikan cucu sebagai generasi penerus keluarganya. Namun Dean tidak berkeinginan untuk menikah karena tidak mudah baginya dekat dengan wanita dan kebanyakan wanita yang mendekatinya hanya menginginkan kekayaannya.
Bagaimana serunya pertemuan antara Alex dan Dean, serta orang-orang baru yang membuat hidupnya berwarna. ikuti kisah selanjutnya. Happy reading... v(°∆°)v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Autumn Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asisten Pribadi
Keesokan harinya, saat matahari pun belum muncul tiba-tiba ada telepon masuk dari nomor tidak dikenal.
nada musik handphone 🎵🎵🎵
"Hallo..." dengan suara parau khas bangun tidur Alex menjawab telepon.
"Selamat pagi Nona Alex, saya Josh asisten Mr. Dean, saya sudah di depan tempat tinggal anda untuk menjemput anda ke rumah Mr. Dean."
"Ya Tuhan, Mr. Josh bukankah ini masih terlalu pagi, matahari saja belum menampakkan diri."
"Ya nona, tapi bukankah tugas anda untuk membangunkan Mr. Dean agar bersiap-siap untuk bekerja. Beliau tidak suka jika terlambat."
Alex pun teringat bagaimana ancaman Dean jika dia tidak melakukan pekerjaan tambahan ini dengan baik.
"Baiklah Josh, tunggu aku 15 menit."
Alex langsung bangun, merapikan kembali tempat tidurnya dan bersiap mandi. Alex berdandan seperti biasa, simple dan natural. Karena kulit dan bibirnya sudah bagus sehingga tidak perlu waktu lama untuk berdandan.
Busana yang Alex pakai sekarang adalah sejenis celana yang lebar di bagian bawah dengan panjang sebetis dan dalaman kaos tidak berlengan lalu ditutupi dengan blazer.
Alex hanya sempat menyisir dan sambil berjalan menuju pintu keluar kemudian dia menguncir rambutnya.
Alex tinggal di tempat kost-kostan sewa yang ditujukan untuk para pekerja atau keluarga yang tidak mampu, kecil namun nyaman.
Setelah Alex keluar dari tempat kost-kostan yang berlantai tiga tersebut, Alex langsung disambut oleh asisten Josh yang dengan gentleman membukakan pintu belakang mobil dan mempersilahkan Alex untuk masuk ke dalam mobil.
Namun Alex langsung menepuk pundak asisten Josh dengan santai, dan menutup pintu belakang mobil tersebut.
"Hey, kau pikir aku ini nyonya pemilik mobil? Tidak perlu memperlakukan aku seperti itu Josh."
"Eh, bolehkan aku memanggilmu Josh, sepertinya usia kita pun tidak terlampau beda jauh."
Alex berjalan dan langsung membuka pintu depan mobil dan duduk di kursi sebelah sopir.
Josh pun terheran-heran dan berjalan mengelilingi mobil untuk sampai di pintu pengemudi.
Setelah Josh masuk dan mulai menyalakan mesin mobilnya, mobil pun perlahan meninggalkan tempat tinggal sewa milik Alex dan menuju kediaman keluarga Anderson.
Sampai di gerbang depan Mansion keluarga Anderson, Alex dibuat terpana karena gerbang yang sangat besar dan terbuka sendiri.
Mobil yang dikemudikan asisten Josh disambut oleh penjaga gerbang dengan hormat seperti sedang menyambut tamu agung.
Jarak dari gerbang menuju mansion lumayan jauh, mobil yang ditumpangi Alex harus melewati jalanan yang di kanan kirinya disuguhi oleh pemandangan taman bunga dan danau yang indah seperti berada di dongeng-dongeng Kerajaan.
Asisten Josh tersenyum melihat kelakuan Alex yang lucu. Sepanjang jalan mulutnya terbuka dan mengatakan.
"Wah...ckckck, wah...ckckck."
"Nona, air liur anda menetes."
Spontan Alex mengelap bibirnya, namun langsung mencebikkan bibirnya.
"Josh kau ini, mana ada air liurku menetes." ucap Alex kesal sambil memukul lengan Josh karena dibodohi oleh asisten Josh.
"Baru kali ini aku melihat rumah sebesar ini, apa Mr. Anderson termasuk keluarga kerajaan? Mansion nya sudah seperti istana Buckingham."
"Hei, kamu memangnya pernah melihat istana kediaman pangeran William itu? Itu pastinya lebih besar dari mansion ini."
Sesampainya di depan kediaman keluarga Anderson, pintu besar pun terbuka karena ada kepala pelayan yang membukakan pintu kemudian membungkukkan badannya mempersilahkan kami masuk.
Asisten Josh mengantarkan Alex menuju lift untuk naik menuju ke kamar Dean di lantai 3 mansion ini.
"Bangunkan Mr. Dean hati-hati, jika paginya sudah buruk maka mood nya seharian itu akan buruk dan berdampak pada semua pegawai di perusahaan."
"Memangnya apa yang terjadi jika moodnya buruk?"
"Semua pekerjaan yang dilakukan semua pegawai akan salah dan terkena marah, bahkan pakaian pegawai yang tidak rapi atau terkesan minim akan langsung jadi bahan untuk dimarahi."
"Wow, benar-benar sesuatu bos mu itu. Aku harus sangat berhati-hati."
Saat akan memasuki kamar, Alex perlahan-lahan membuka kamar Dean.
Sesuai pesan asisten Josh untuk jangan mengetuk pintu, karena Dean lebih suka dibangunkan perlahan dengan menepuk dan mengusap punggungnya.
'Pekerjaan yang sungguh menyulitkan, menjadi asisten pribadi CEO yang absurd' pikir Alex dalam hati meratapi nasibnya yang sungguh sial menurutnya.
Alex mendekati ranjang Dean, posisi tidur Dean yang terlentang membuat Alex bingung melakukan pesan Josh untuk membangunkan Dean dengan menepuk dan mengusap punggungnya.
"Tuan, bangun. Tuan, bangun. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 anda sudah harus bangun." Ucap Alex sambil menepuk dan mengusap lengan Dean.
Namun, bukannya bangun. Dean malah membalikkan tubuhnya dengan posisi miring ke arah Alex yang sedang berdiri di samping ranjang dan menarik lengan Alex serta menyimpannya di pipinya sambil bergumam.
"Mommy, don't leave me alone. I need you mom." Dean mengigau dalam tidurnya dan mengeluarkan air mata sambil memegang tangan Alex kuat seperti anak yang tidak ingin kehilangan ibunya.
Alex pun terharu dan mengusap air mata Dean dengan lengan yang satunya, mengusap pipi Dean dan berbisik di telinga Dean.
"Don't worry honey, i'm here...Mommy tidak akan meninggalkan mu sendiri, mommy akan selalu ada di sampingmu."
Sesaat setelah Alex mengatakan hal itu, tiba-tiba mata Dean terbuka dan menarik Alex ke dalam pelukannya. Alex langsung jatuh di atas tubuh Dean dan hidungnya tepat di ceruk leher Dean.
Perasaan yang tidak karuan, jantung yang berdetak kencang dan suasana yang tiba-tiba panas membuat keduanya terdiam hening dengan pikirannya masing-masing.
"Apa yang anda lakukan Tuan, tolong lepaskan saya!"
Alex berusaha untuk bangun dan melepaskan diri dari pelukan Dean.
Namun pelukan Dean begitu kuat karena Dean pikir itu adalah Mommy nya yang hadir dalam mimpinya.
"Diam lah, jangan bergerak atau kau akan membangunkan hal lainnya. Biarkan begini sebentar saja kumohon diam lah." Dean berkata lirih, memohon pada Alex agar diam dan tidak bergerak.
Alex pun menuruti perkataan Dean namun tidak lama Alex merasakan ada sesuatu yang mengganjal keras dan seperti bergerak di bagian pahanya yang ditindih oleh kaki Dean.
'Ah, apa ini. Kenapa ada sesuatu yang bergerak-gerak. Apa ada binatang di ranjang ini, ish masa rumah sebesar ini tidak pernah dibersihkan sampai harus ada hewan bergerak di atas ranjang.' pikir Alex dalam hati.
'F**k, kenapa harus bangun sih perkutut s**l*n. Aku harus segera ke kamar mandi dan menidurkannya kembali, bisa-bisa aku diejek nya karena tergoda hanya dengan pelukan saja.' ucap Dean dalam hati.
Tidak lama Dean langsung melepas pelukannya dan terburu-buru bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan menenangkan perkututnya.
Di dalam kamar, Alex merapihkan tempat tidur yang sudah digunakan Dean, membuka-buka lemari. Mengambil pakaian kerja Dean celana panjang dan jas warna hitam, kemeja abu tua dan dasi yang cocok dengan kemejanya sesuai dengan style yang pernah Alex lihat saat bertemu Dean dua kali.
Alex menyimpan semua perlengkapan kerja yang dibutuhkan Dean di atas kasur, kemudian keluar sebelum Dean selesai mandi. Karena tidak mau melihat Dean keluar kamar mandi yang pastinya akan memperlihatkan tubuhnya yang hanya memakai handuk.