Apa jadinya jika menantu yang selama ini di benci bahkan di caci merupakan seorang yang sangat berada jauh di atasnya bahkan uang yang di gunakan foya-foya selama ini adalah uang menantunya ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMS.6
Lelah duduk lama tadi akhirnya Kasih bisa meregangkan badan yang terasa kaku.
Setelah suaminya melepaskan dirinya yang sudah duduk berjam-jam.
Berdiri dan merentangkan tangan bahwa dia lega karena bisa melenturkan kembali pinggang yang hampir terbakar karena panas terlalu lama duduk.
"Sekarang kita kencan ya,"
Kasih melongo mendengar ucapan suaminya yang mengajak dia kencan.
Walau bukan ini pertama kali di ajak kencan oleh suami tampan nya itu, tetap saja dia kaget jika di ajak tiba-tiba.
"Kita kencan mas?"
Beo Kasih untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar.
Kencan, ini kencan loh.
"Iya kencan, mumpung kerjaan mas nggak sibuk sayang,"
Membenarkan bahwa yang di dengar istrinya tidak salah.
Dia memang berniat mengajak istrinya kencan, walau ini bukan makan Minggu tapi kencan mereka tidak masalah, asal bersama pasangan dan bukan dengan pasangan orang lain.
"Tapi baju mas,"
Ragu Kasih, masa iya kencan seperti orang mau pergi meeting.
Bukan kencan dong namanya.
"Ada baju di mobil,"
Mas Abi menyuruh seseorang untuk mengambil bajunya yang ada di mobil.
Setelah itu dia membersihkan diri di ruang pribadi kantornya dan keluar dengan pakaian santai yang membuat dia tampak lebih muda dari usianya.
Kasih, gadis itu menunggu sambil memainkan hp-nya untuk mengusir rasa bosan.
Dia sebelum datang tadi sudah mandi jadi jadi tidak perlu ganti baju lagi.
"Ayo sayang,"
Mas Abi menghampiri istrinya yang masih fokus pada benda pipih yang di pegang.
"Ih kok makin tampan aja sih! Kalau gadis di luar sana melihat bagaimana? Masa iya aku harus banyak saingan,"
Kasih protes sambil mengerucutkan bibirnya ke depan.
Dia merasa suaminya makin tampan setelah mengganti pakaian kerja dengan baju santai.
Kenapa sekarang dia jadi menyesal menyuruh suaminya ganti baju tadi, jika seperti ini jadinya.
Lebih baik dia seperti orang pergi meeting dari pada harus menahan kesal lantaran suaminya jadi pusat perhatian.
Beginilah jadinya jika punya suami yang memiliki ketampanan nggak ngotak.
"Buat apa banyak saingan jika pemenang nya sudah jelas,"
Melabuhkan kecupan di jidat istrinya.
Menarik pinggang ramping itu untuk berdiri lalu merangkul dengan posesif.
Menatap penuh cinta gadis yang menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupnya.
Bukan hal yang mudah untuk bisa mendapatkan gadis yang sedang berada dalam pelukannya ini.
Masih ingat bagaimana perjuangan dia hingga berada di posisi ini.
Tapi dia bersyukur karena Kasih mau menerima dia sebagai laki-laki yang dulu tidak memiliki apa-apa.
"Jadi buat apa memikirkan hal yang nggak penting, jangan mencemaskan sesuatu yang nggak jelas dan menjadi beban fikiran,"
Dia tidak ingin fikiran istrinya terganggu pada hal yang tidak penting.
Walau seperti apa pun cantiknya wanita di luar sana, sekaya atau memiliki status sosial yang tinggi dia tidak akan berpaling pada yang lain, walau dia di tawarkan kemewahan yang melebihi yang di miliki sekarang tapi dia akan tetap memilih gadis nya, dia lebih baik kehilangan apapun yang di miliki asal gadisnya tetap berada di sebelahnya.
"Sekarang lupakan itu dan saatnya kita kencan,"
Menggandeng istrinya keluar dari ruangan itu menuju lobi di mana mobilnya sudah siap membawa kemana mereka mau.
Mobil itu melaju dengan di bawa oleh seorang supir.
Jika mereka pergi berdua yang katanya "kencan" maka akan menggunakan supir agar bisa bebas menikmati waktu berdua.
Tapi jangan lupakan pembatas sehingga sang supir tidak akan melihat apa yang mereka lakukan di belakang sana.
"Kita kencan di mana mas?"
Kasih bersandar manja di dada bidang suaminya.
Memainkan jari lentiknya di dada bidang mas Abi.
"Jika jari nakal ini nggak diam, kayaknya kencan yang enak di hotel,"
Balas mas Abi.
Kasih tertawa pelan lalu menghentikan jarinya sebelum ucapan suaminya jadi kenyataan.
Jika di hotel bukan kencan namanya tapi honeymoon untuk kedua kalinya.
"Ish itu mah maunya mas Abi, kencan itu di tempat romantis bukan di hotel yang sudah pasti beda lagi ceritanya,"
Kasih tidak akan mau di ajak kencan ke hotel.
Menegakkan kepalanya menatap wajah mas Abi lalu melabuhkan kecupan di rahang tegas mas Abi.
"Ini lagi, suka sekali memancing tapi di ajak ke hotel tidak mau,"
Tapi mas Abi tidak mungkin membuat mood istrinya hancur karena sebuah keinginan dia.
Dia akan lebih memprioritaskan keinginan serta kenyamanan istrinya.
Karena kesenangan istrinya merupakan jalan rezeki untuk suami dan ketentraman dia juga.
Tapi dia juga menikmati kecupan yang di berikan istrinya itu.
Tapi anehnya rahang yang di kecup tapi bulu sekujur tubuh ikut berdiri, dasar mas Abi otaknya.
"Ke hotel yuk, aw sakit sayang,"
Mas Abi tertawa melihat istrinya yang tampak cemberut mendengar kata hotel.
Lalu dia menarik tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.
"Ayo kita sudah sampai,"
Tidak lama kemudian mobil sudah berhenti di sebuah restoran mewah.
Mas Abi menggandeng tangan Kasih ke dalam restoran yang sangat ramai.
Kebetulan sekarang malam Minggu jadi banyak pasangan menghabiskan waktu bersama walau hanya untuk sekedar makan malam seperti yang mereka berdua lakukan saat ini.
Mas Abi memang tidak memilih ruangan private, tau Kasih tidak mau makan di tempat yang sepi katanya padahal itu ruangan private.
Lama menjalin hubungan sudah tau apa kemauan istrinya.
Sebelum datang mas Abi sudah memesan makanan jadi saat mereka datang tidak lama makanan di hidangkan di hadapan mereka.
Mas Abi sengaja memesan meja yang agak pojok karena dia kurang suka keramaian saat bersama istri tercintanya.
"Sini Mas suapi,"
Mengambil alih piring istrinya lalu menyuapi dengan telaten gadis yang dicintai itu.
Apakah Kasih akan menolak dengan berkata "aku bisa makan sendiri" oh tidak Kasih tidak akan melakukan hal itu karena justru dia menanti momen ini.
Di suapi dan di manja adalah impian semua perempuan jadi dia tidak mungkin menolak hal yang bisa membuat ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya.
"Dari tadi kek mas padahal aku udah makan beberapa suap,"
Mengusap pucuk kepala istrinya dengan gemas.
Jika perempuan akan jaga image beda istrinya tidak malu-malu mengakui kemauannya tanpa harus memikirkan harga diri, "sama suami sendiri bukan suami orang" jadi bukan hal besar bagi Kasih.
"Istri mas memang beda,"
Mas Abi melanjutkan menyuapi Kasih bergantian dengan dirinya.
Mereka menikmati kencan ala-ala mas Abi.
Walau cuma makan malam tapi kebersamaan yang tidak mungkin terulang lagi.
Selesai makan mereka masih duduk menikmati keindahan malam yang sangat mendukung malam ini.
Restoran ini memang cocok untuk pasangan muda seperti mereka untuk menghabiskan waktu malam Minggu seperti sekarang.
Apa lagi pihak restoran menyediakan tempat dinner dengan tema garden yang bisa di nikmati jika tidak suka makan dalam ruangan.