Bagaimana kisahnya jika seorang pria yang paling di takuti dan paling di segani oleh orang-orang sekarang harus berurusan dengan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang ada di depan rumahnya.
bayi yang di tinggalkan disana bersama dengan keranjang bayi dan beberapa keperluan nya.
"Apa ini lelucon?" tanya Xander tidak percaya.
"Siapa yang berani meletakkan bayi di depan rumahku?" Xander mengangkat bayi mungil tersebut dengan hawa membunuh yang begitu kental.
"Percaya atau tidak aku akan menghabisinya,"
________
5 tahun kemudian...
"Papa! apa yang kau lakukan?" teriak Kelly.
"Memberi pelajaran pada orang yang berani membuatmu menangis," ucap Xander.
"Tidak ada yang boleh mengganggu putriku,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sofy adisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 26.
Xander menatap sinis, kenapa Malvin malah berkata jika Kelly adalah cucunya? Permainan apa yang ingin di lakukan ayahnya padanya?
Kelly menatap wajah Xander. "Papa. Kakek itu apa yya?" tanya nya bingung.
Xander menggeleng. "Jangan hiraukan dia. Lebih baik kau pergi jalan jalan bersama Zein," ucapnya.
Xander menurunkan tubuh Kelly dan membiarkan Kelly berjalan. Kelly menatap Malvin, ia pun melambaikan tangannya sambil tersenyum kearah Malvin lalu ia pun pergi keluar.
Malvin sedikit tertegun. "Teryata cucuku bisa memperlakukan aku dengan begitu baik. Beda sekali dengan anakku sendiri," sindir Malvin.
Xander menoleh lalu mendengus. "Memangnya kau pantas aku perlakukan dengan baik?" tanyanya dengan sinis.
Xander kembali duduk di kursi kerjanya tanpa memperdulikan ayahnya lagi. Malvin menatap Xander dengan bersidekap dada.
"Aku tau kalau anak itu bukan anak kandungmu," celetuk Malvin.
Xander menatap acuh. "Lalu? Selama aku mengurusnya, Kelly adalah milikku!" ucapnya. "Jangan coba coba mendekati putriku! kau paham?!" sambungnya sambil menatap tajam Malvin.
Malvin terkekeh kecil menatap Xander. "Apa kau segitu frustasinya karena kau mandul?" tanyanya heran.
Brakk'
Xander melemparkan pajangan kayu yang ada di depannya dan hampir mengenai sisi tubuh Malvin. Xander menatap Malvin dengan tatapan membunuh.
"Lebih baik tutup mulutmu! kalau kau tidak tau apa apa tentang diriku! Sebelum aku benar benar membunuhmu disini!"
...∆∆∆...
Zein mendengar hal yang di katakan Altar hanya menghela nafas kasar. Teryata ada ayah Xander disana. Pantas saja ia melepaskan Kelly begitu saja dari ruangannya biasanya Kelly akan di gendong lama oleh Xander dan tidak memperbolehkan putrinya itu di bawa oleh Zein.
"Jadi kita akan kemana ya?" tanya Zein bingung. Karena hampir semua tempat bermain sudah di kunjungi nya bersama Kelly.
Kelly tampak berpikir dengan serius juga. Wajahnya terlihat sangat menggemaskan membuat Zein tak tahan jika tidak mencubit pipi bakpao milik Kelly.
"Cakit!" teriak Kelly saat ia merasa cubitan Zein menyakiti dirinya.
Zein menatap bersalah lalu mengusap pipi Kelly. "Maaf cantik. Baiklah, kau ingin kemana?" tanyanya.
Kelly menggelengkan kepalanya. "Tidak tawu," balasnya.
Zein dan Kelly tengah berjalan di jalan setapak sambil menatap sekelilingnya dan berpikir mereka akan kemana.
"Aku bingung ingin kemana lagi. Lagipula kita sudah pernah mendatangi semua tempat," gumam Zein. Ia menatap Altar yang ada di belakangnya. "Apa pak tua itu masih lama disana?" tanyanya.
Altar menggelengkan kepalanya tidak tau. Zein hanya menghela nafas pelan, kalau seperti ini mungkin ia akan membawa Kelly kerumahnya.
Altar yang diam dari tadi ikut berceletuk. "Bagaimana dengan taman bermain anak anak yang baru buka hari ini?"
...∆∆∆...
Kelly melompat kegirangan saat melihat wahana permainan anak anak yang menarik perhatiannya, Zein dan Altar menyunggingkan senyumannya saat melihat Kelly terlihat begitu bahagia.
"Kau suka?" tanya Zein.
Kelly mengangguk dengan semangat. "*Kelly cuka! Telima kasih paman tantik dan paman Alta*l," ucapnya.
Zein menunjuk kearah Altar. "Apa dia tidak cantik? kenapa hanya aku yang kau panggil cantik?" tanyanya heran.
Kelly menggelengkan kepalanya. Zein tertawa saat melihatnya sedangkan Altar hanya menghela nafas. "Kau tidak cantik. Berarti wajahku di atas mu Altar," ucapnya.
Altar mendengus kecil. "Iya kau cantik sampai di sangka perempuan karena wajahmu yang kecil itu sedangkan aku tampan. Wajar Kelly berkata kau cantik bukan aku," balasnya.
Zein mendelik. "Hey! Cantik itu tampan. Kelly selalu berkata seperti itu jika melihat orang tampan!" protesnya.
Altar memutar bola matanya dengan malas. "Terserah kau saja," balasnya lagi.
Kelly menarik ujung baju Zein dan Altar. "Paman. Ayo temani Kelly belmain!" ucapnya.
Zein dan Altar mengangguk kan kepalanya bersamaan. "Ayo sayang," ucapnya.
Altar pun memesan tiket masuk sedangkan Zein menggandeng tangan Kelly sambil sibuk membalas pesan di ponselnya. Tanpa mereka berdua sadari Kelly menatap gelas minuman menarik yang di berikan orang asing padanya setelah itu orang itu pun pergi menjauh.
Kelly yang tertarik dengan warna minuman tersebut ingin meminumnya namun langsung di ambil dengan cepat oleh Altar. Saat Altar melihat minuman aneh yang ada di tangan Kelly, ia pun menaruh rasa curiga.
"Siapa yang memberimu?" tanya Zein terkejut, karena ia tidak melihat siapapun mendekat atau dia tidak sadar? Kelly menatap bingung, ia pun menunjuk ke arah depan namun tidak menemukan orang yang tadi memberikan minuman padanya.
Altar mencium minuman tersebut, matanya membulat. Ia pun membuang minuman bewarna itu ke tanah. "Ini racun!" gumamnya sambil menatap Zein dengan serius.
Zein langsung menggendong tubuh Kelly. "Kita pulang ya? Paman lupa jika di rumah ada hadiah untukmu," alibinya agar Kelly mau pulang bersamanya. Teryata Kelly sudah di incar oleh seseorang semenjak Xander mempublish Kelly ke semua orang. Pasti berita itu langsung menyebar dengan begitu cepat.
Kelly menganggukkan kepalanya, ia tertarik dengan hadiah dari pada bermain. Zein berbisik pada Altar sambil menepuk pundaknya.
"Selidiki cctv dekat sini! Pelakunya pasti tidak jauh dari tempat ini! Langsung habisi dia tanpa meninggalkan jejak apapun! Aku akan melaporkan ini kepada Xander langsung. Pergilah!"
...∆∆∆...
...TBC ...
sama sajaaalah
semangat🤗🤗🤗