Cinta Tak Pernah Salah

Hari ini David dan juga Keyla sudah membuat janji untuk bertemu. Mereka sudah sepakat untuk bertemu di tempat biasa. Sepulang mengajar Keyla segera bergegas.

Sedangkan David sejak tadi sudah menunggu Keyla di sebuah restoran tempat favorit mereka jika bertemu. Sebuah resto yang di depannya terdapat sebuah pemandangan berupa air terjun.

David duduk di meja yang tidak begitu jauh dari air terjun itu. Betapa indahnya air terjun itu meski hanya air terjun buatan. Namun membuat takjub bagi siapapun yang melihatnya.

"Maaf aku datang terlambat," ujar Keyla yang segera duduk dengan nafas terengah.

"Tidak apa-apa santai saja, kamu mau pesan apa?Ayo duduk dulu," tanya David.

"Aku orange jus saja," jawab Keyla yang segera duduk di hadapan David.

"Ok!"

Setelah bertanya David segera memanggilkan seorang waitress. Ia pun segera memesan pesanan yang ingin Keyla pesan karena sebelumnya David sudah memesan makanan dan minuman terlebih dulu.

Beberapa saat kemudian akhirnya pesanan Keyla datang. Mereka berbincang membicarakan banyak hal. Mulai dari urusan pribadi sampai hal yang umum tak lupa mereka bicarakan.

Keyla dan David sekarang ibarat remaja yang sedang jatuh cinta. Mungkin karena mereka selalu bertemu dan bersama sehingga membuat mereka merasa nyaman satu sama lain.

Tak terasa karena hampir seharian terus berbincang, hari pun mulai gelap.

"Sepertinya aku harus pulang, ini sudah malam," pamit Keyla yang sudah merasa tidak tenang.

"Oh iya tentu, aku juga harus segera pulang," timpal David yang sama-sama merasa tidak tenang.

Setelah itu mereka pulang menuju rumah mereka masing-masing. Satu jam kemudian sampailah Keyla di rumahnya. Keyla segera masuk ke dalam rumahnya.

"Sepertinya senang sekali," ujar Angga yang memperhatikan istrinya senyum-senyum sendiri saat masuk ke dalam rumah.

"Ah tidak juga. Aku mau mandi dulu," pamit Keyla yang segera bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Sejak tadi Angga sudah tiba di rumah. Dia merasa heran jika istrinya belum tiba di rumah. Biasanya saat Angga datang, Keyla sudah ada di rumah dan sedang membersihkan rumah.

Tapi hari ini rasanya begitu berbeda. Entah sudah dari mana sepertinya Keyla terlihat sangat bahagia.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang membuat dia begitu bahagia," gumam batin Angga sambil sesekali menyeruput kopinya yang panas.

Sambil menyesap roko yang ia pegang, pikiran Angga seolah berputar ke sana kemari memikirkan Keyla. Beberapa menit kemudian setelah selesai membersihkan diri Keyla keluar dari kamarnya.

"Sudah selesai mandinya?" tanya Angga basa-basi.

"Ya sudah, hari ini aku merasa begitu lelah," tambah Keyla.

"Jika aku perhatikan sepertinya kamu senang sekali ya," ujar Angga.

"Ah tidak juga, aku biasa-biasa saja," jawab Keyla yang merasa bingung harus menjelaskan seperti apa.

"Tapi kenapa ya aku merasa seperti itu,"selidik Angga.

"Ah itu hanya perasaanmu saja, aku biasa-biasa saja," timpal Keyla lagi.

Mendengar hal itu membuat Keyla menjadi salah tingkah. Keyla mulai tidak tenang saat Angga tiba-tiba berkata seperti itu. Keyla menyadari jika sebenarnya David lah yang membuat Keyla menjadi seperti itu.

Selama hidupnya baru kali ini Keyla merasakan jatuh cinta pada seseorang. Meski sudah bertahun-tahun menikah tapi perasaan itu tidak pernah ada untuk Angga. Mungkin karena sejak dulu Keyla selalu menganggap Angga sebagai kakaknya.

Merasa salah tingkah dan bingung harus berkata apa, akhirnya Keyla bergegas menuju kamarnya untuk menghindari Angga.

"Aku sudah mengantuk dan rasanya begitu lelah, aku tidur dulu," pamit Keyla yang segera bergegas menuju kamarnya.

"Ya," ujar Angga sambil menganggukan kepalanya.

Tanpa banyak bertanya Angga membiarkan Keyla untuk segera beristirahat. Meski merasa curiga tapi Angga tidak ingin menuduh tanpa bukti. Walau bagaimanapun Angga harus tetap bersikap biasa.

Sementara di tempat lain, David baru saja tiba dirumahnya. Amira yang baru saja tiba di rumahnya segera memasak untuk anaknya dan juga membereskan rumah. Sedangkan David yang tidak bekerja justru ia baru saja pulang.

"Kamu dari mana saja?" tanya Amira yang masih sibuk berkutat di dapur sejak pulang dari kantor tadi.

"Aku tadi ada urusan, kalau begitu aku mau mandi dulu," pamit David yang segera bergegas menuju kamarnya. Setengah berlari David menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

"Dia selalu saja sibuk dengan urusannya," gumam batin Amira yang seolah merasa curiga.

Meski merasa lelah tapi Amira tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Amira tetap melakukan tugasnya meski tubuhnya merasa lelah. Setelah beberapa saat berkutat di dapur akhirnya ia bisa menyelesaikan tugasnya.

Amira memang sengaja memasak untuk makan malam. Tak lupa Amira menyajikan makanan yang ia masak di atas meja.

"Ibu, David, Alvin ayo kita makan! Makanan sudah siap," ujar Amira sedikit berteriak memanggil seluruh anggota keluarganya.

Tak lama setelah berteriak semua orang berkumpul di meja makan. Ibunya, David dan juga Alvin sudah bersiap untuk menyantap makan malam. Menu makan malam ini Amira sengaja membuat sayur sup ayam, ikan goreng serta tidak ketinggalan kerupuk yang menjadi makanan favorit mereka.

"Makan yang banyak nak," ujar Amira kepada anaknya.

"Oke mah!" jawab Alvin yang segera menyendokan nasi ke dalam piringnya.

Sup ayam merupakan makanan kesukaan Alvin, untuk itu Amira sengaja membuatkannya.

"Apa kamu tidak lelah nak? baru pulang kerja langsung masak," tanya Bu Wydia.

"Tidak bu, ini sudah kewajibanku jadi aku tidak merasa lelah," jawab Amira.

"Kamu ini memang istri yang baik," tukas Bu Wydia.

"Terima kasih bu."

Sementara David tidak banyak berbicara saat sedang makan. Dia hanya tersenyum saat mengingat Keyla. David sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kenapa David? Ibu perhatikan kamu diam saja sejak tadi?" tanya Bu Wydia yang menautkan kedua halisnya.

"Ah tidak apa-apa bu, aku hanya sedikit lelah saja," jawab David yang terpaksa harus berbohong.

Tak berapa lama David menghabiskan makanannya dan ia pun segera bergegas menuju kamarnya.

"Aku lelah, aku mau istirahat," ujar David sesaat setelah menghabiskan makanannya.

"Ya," jawab Amira.

Sementara Bu Wydia tidak berkata apa-apa. Amira dan Bu Wydia pun hanya saling pandang saat melihat anaknya pergi menuju kamarnya.

"Apa kalian sedang ada masalah?" tanya Bu Wydia yang merasa ada yang tidak biasa pada anaknya.

"Tidak bu, kami baik-baik saja," jawab Amira.

"Ibu kira kalian sedang ada masalah, soalnya David terlihat begitu berbeda saat datang tadi," tambah Bu Wydia.

"Aku juga merasa seperti itu bu," timpal Amira yang sama-sama merasakan ada hal yang berbeda pada diri suaminya saat pulang.

Namun mereka tidak ingin berfikir negatif kepada David.