NovelToon NovelToon
Anjani Istri Yang Diremehkan

Anjani Istri Yang Diremehkan

Status: tamat
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Uang miliaran di rekening. Tanah luas. Tiga ratus pintu kontrakan.

Anjani punya segalanya—kecuali harga diri di mata suaminya dan keluarganya.

Hari ulang tahunnya dilupakan. Status WhatsApp menyakitkan menyambutnya: suaminya disuapi wanita lain. Dan adik iparnya dengan bangga menyebut perempuan itu "calon kakak ipar".

Cukup.

"Aku akan tunjukkan siapa aku sebenarnya. Bukan demi mereka. Tapi demi harga diriku sendiri."

Dan saat semua rahasia terbongkar, siapa yang akan menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 34

Anjani melangkah masuk ke dalam mobil SUV hitam itu dengan perasaan yang tak sepenuhnya tenang. Sekilas ia menyapu pandang ke dalam kabin. Semua penumpang adalah pria. Tak ada satupun ajudan perempuan seperti yang menemaninya tadi.

Hatinya makin tak nyaman.

Ia duduk di kursi tengah. Seorang pria duduk di sebelah kiri, satu lagi di kanan. Di depan, ada sopir dan satu penumpang. Total ada empat orang pria di dalam mobil itu.

Anjani menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Mobil mulai melaju, perlahan tapi pasti menjauh dari hotel. Ia memandangi jalanan dari balik kaca jendela. Rutenya aneh. Bukan ke arah rumah. Bukan juga jalur ke kantor pemerintahan.

“Ini... bukan arah ke rumah saya,” ucap Anjani dengan nada tenang, namun waspada.

Tak ada jawaban.

Tiba-tiba dari belakang, dua pria yang duduk di sisi kanan dan kiri menunduk ke arahnya. Sebilah pisau dingin dan tajam menempel di lehernya, tersembunyi di balik kerudungnya.

“Jangan bergerak, atau aku akan habisi kamu sekarang juga,” bisik pria di kanan dengan suara dingin.

Jantung Anjani berdegup kencang. Keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya.

"Apa maksud kalian ini?! Siapa kalian? Saya tidak pernah kenal kalian!" ucap Anjani dengan suara tertahan, penuh amarah bercampur ketakutan.

“Kami cuma menjalankan tugas. Katanya... kamu terlalu pandai, terlalu banyak bicara, terlalu suka cari muka. Itu menyebalkan untuk orang tertentu,” sahut pria di sebelah kiri sambil tersenyum sinis.

“Kalian mau apa? Uang? Katakan saja... kalian mau berapa? Saya bisa bayar!” Anjani mencoba bertahan, pikirannya bekerja cepat, mencari celah untuk lepas.

“Kami tidak butuh uangmu, Bu Anjani,” pria di belakang kursi sopir menyahut pelan. “Kami cuma ingin kau hancur. Itu saja.”

Seketika, sebuah kain beraroma menyengat menempel di wajahnya. Obat bius. Anjani menjerit dalam hati. Ia mencoba memberontak, tapi tangan pria di sebelahnya mencengkeram kuat. Lelaki itu jelas terlatih, gerakannya cepat dan presisi.

"Tuhan... tolong aku..." doa itu melintas di benaknya, lirih dan penuh harap.

Kesadarannya mulai kabur, matanya berkunang. Dunia berputar. Ia merasa seperti tenggelam dalam gelap.

Di antara detik-detik terakhir sebelum semuanya menghilang, ia teringat sesuatu.

“Bu... kalau ada apa-apa, tekan token ini tiga kali. Kecil, tapi bisa menyelamatkan hidup Ibu,” pesan Jamal terngiang di kepalanya. Jamal, supir setianya, yang pernah berkata begitu saat menyerahkan benda kecil berbentuk gantungan kunci itu.

Dengan sisa tenaga yang ada, tangan Anjani merogoh ke dalam saku gamisnya. Jemarinya gemetar. Napasnya tinggal sepenggal.

Lalu... klik... klik... klik.

Ia menekan token itu tiga kali sebelum kesadarannya sepenuhnya menghilang.

Sebuah alarm nyaring mendadak memecah kesunyian di markas Naga Hitam, membuat para personel yang berjaga langsung siaga.

“Naga 7! User sedang dalam bahaya!” teriak seorang operator dari ruang digital, matanya menatap layar dengan intens.

Jamal yang sedang menggendong bayinya di ruang belakang langsung terlonjak. Bayinya menangis, tapi Jamal buru-buru menyerahkannya pada pengasuh dan meraih alat komunikasinya.

“Cari lokasi user AJ25 sekarang juga!” perintahnya cepat dan tegas.

Operator lain dengan sigap menari di atas keyboard, menelusuri sinyal token penyelamat. “User bergerak ke arah puncak. Titik akurat: Cianjur, sebuah vila di tengah perbukitan.”

“Yang paling dekat, segera bergerak! Jangan tunggu perintah kedua!” pekik Jamal sambil berlari keluar ruangan.

Di Cianjur, seorang tukang sapu berseragam lusuh tengah menyapu halaman vila tua. Mendengar suara di alat komunikasinya, ia memeriksa layar kecil di balik rompinya.

“User terdeteksi. Koordinat cocok. Siap merapat.” Wajahnya berubah serius.

Sapu ia lempar begitu saja ke semak-semak. Ia berlari ke belakang bangunan, membuka selimut plastik sebuah motor trail hitam. Sekejap, ia sudah melaju menyusuri jalan menanjak berbatu.

Tak jauh dari sana, beberapa sosok berpakaian serba hitam dengan penutup kepala mulai bergerak diam-diam. Senyap, seperti bayangan. Mereka menyebar, menuju satu titik yang sama: vila tempat Anjani disekap.

Di Jakarta, Jamal menaiki mobil hitam milik Anjani, tangannya menggenggam kuat setir.

“tunggu Bu kami akan datang" ucap Jamal dan segera memacu kendaraan dengan kecepatan luar biasa.

.....

Mobil Anjani terus melaju dengan kecepatan tinggi.

"Target sudah dapat," ucap seseorang di dalam mobil.

"Sudah, bawa ke sini. Ingat, jangan diapa-apakan dulu. Kalau kalian menyentuhnya, maka akan kupatahkan tangan kalian," ucap seseorang dengan nada tegas.

Jeremi mengambil ponselnya lalu menghubungi Viona.

"Target sudah dapat. Sekarang sedang menuju lokasi," ucapnya.

"Oke, senang-senanglah kalian, tapi jangan mulai dulu sebelum aku datang," ucap Viona.

"Oke, cepat kamu ke sini," ucap Jeremi.

Mobil yang dikendarai Anjani akhirnya sampai di sebuah vila. Beberapa orang penjaga langsung menyambutnya.

Anjani dibopong oleh seseorang keluar dari mobil dan dibawa masuk ke dalam vila, lalu digiring ke sebuah kamar.

"Lumayan cantik, tapi sayang nggak mau dandan," ucap Jeremi sambil memperhatikan wajah Anjani dengan penuh nafsu.

"Apa kamera sudah siap?" tanya Jeremi.

"Sudah, Bos," ucap anak buahnya.

Jeremi menelan ludah saat melihat Anjani yang memiliki kecantikan alami.

...

Jeremi hendak membuka kerudung Anjani ketika tiba-tiba—

“Duarr!”

Terdengar suara letusan keras dari luar vila.

"Bos, ada serangan!" teriak salah satu anak buah Jeremi sambil berlari masuk.

Jeremi mengumpat kesal. “Sial! Ada-ada saja yang mengganggu kesenanganku!”

Di luar, lima orang berpakaian serba hitam tengah bertarung sengit melawan puluhan anak buah Jeremi. Kondisi vila menjadi kacau balau—perabotan hancur, dinding berlubang, dan lantai penuh pecahan kaca.

Pertarungan berlangsung tidak seimbang. Kelima orang berpakaian hitam itu mulai terdesak.

"Dasar bodoh! Berani-beraninya kalian mengganggu kesenanganku!" teriak Jeremi penuh amarah.

Ia mengarahkan senjata apinya ke arah salah satu penyerang yang mengenakan penutup wajah seperti ninja.

Namun sebelum pelatuk sempat ditekan, sebuah mobil off-road menerobos masuk dan menghantam dinding vila, meruntuhkan ruang tamu.

Tiga mobil off-road dan beberapa sepeda motor menyusul di belakang, menambah kekacauan.

Jeremi mulai panik. Melawan lima orang saja mereka sudah kewalahan, apalagi sekarang jumlah musuh sudah seimbang—bahkan mungkin lebih unggul.

....

Semua orang terkapar.

Tubuh-tubuh berserakan di halaman vila—anak buah Jeremi, para penyerang berseragam hitam, semuanya tergeletak lemas, beberapa tak sadarkan diri, sebagian luka parah. Asap masih mengepul dari puing-puing mobil off-road yang terbakar sebagian. Suasana sunyi sejenak, hanya suara api menjilat kayu dan derit angin malam yang terdengar.

Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar deru mesin besar. Sebuah truk pengangkut sapi muncul dari balik pepohonan, melaju pelan namun pasti, mengarah ke vila yang kini porak-poranda.

Begitu truk berhenti, seorang pria bertubuh besar turun dari kabin. Wajahnya tertutup topi dan masker kain hitam.

“Masukkan mereka semua!” perintahnya dengan nada datar namun penuh wibawa.

Anak buah pria itu, berpakaian seragam gelap, segera bergerak cepat. Tubuh-tubuh yang masih bernapas dilempar ke dalam bak truk seperti karung. Termasuk beberapa orang dari pihak Jeremi yang masih bernapas, meski nyaris tak sadarkan diri.

“Bakar tempat ini,” ucap pria itu lagi, tenang namun dingin.

Tanpa membuang waktu, salah satu anak buahnya menyiramkan bensin ke beberapa sudut vila. Api dinyalakan, dan dalam hitungan menit, si jago merah mulai melahap dinding-dinding kayu, menciptakan kobaran besar yang menerangi malam.

Sementara itu, seorang perempuan muda muncul dari balik reruntuhan, menggendong Anjani dengan hati-hati. Wajahnya lembut namun tegas, matanya fokus pada misi.

“Ayo, waktunya pergi,” ucap perempuan itu pelan.

Dengan langkah sigap, ia membawa Anjani menjauh dari vila yang mulai runtuh dilalap api, meninggalkan kekacauan yang baru saja berakhir... atau mungkin, baru saja dimulai.

1
Hainun Hanafiah
kok kaya kisah nyata yaa..
Rika Hassan Aulia
terimakasih Thor cerita yg keren happy ending bikin seneng... coba kl sad ending g bisa tidur 👍
Ari Peny
yaaa anjani kok kalah
Memyr 67
𝖻𝖾𝗋𝗁𝖺𝗋𝖺𝗉, 𝗌𝖾𝗍𝖾𝗅𝖺𝗁 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗅𝗎𝗌𝗂 𝖽𝗂𝗍𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗉, 𝗋𝗂𝗄i, 𝗒𝗀 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂𝗍𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗉. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗅𝗎𝗌𝗂 𝗆𝖾𝗇𝖾𝗋𝗎𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗉𝗋𝗈𝖿𝖾𝗌𝗂 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗃𝖺𝗅𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗍𝖾𝗆𝗎 𝗌𝗂 𝗄𝖾𝗆𝖻𝖺𝗋 𝗇𝗂𝗇𝖺 𝗇𝖺𝗇𝗂, 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗉𝖾𝗋𝗈𝗌𝗈𝗄 𝗓𝗂𝗇𝖺, 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅𝗄𝖺𝗇 𝗂𝖻𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗋𝗂𝗄𝗂 𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗃𝖾𝗅𝖺𝗌.
Dedeh Dian
sungguh sangat bagus ceritanya.... makasih author
Dedeh Dian
terimakasih author...sangat sangat bagus ceritanya... terinspirasi..untuk menjadi lebih kuat.💪
Ladya
Cih nulis pake chatGPT aja bangga 😏
SOPYAN KAMALGrab: hahaha.... terimakasih KA udah mampir
total 1 replies
Memyr 67
𝗀𝖺𝗒𝖺 𝗁𝗂𝖽𝗎𝗉 𝗅𝗎𝗌𝗂? 𝗅𝗎𝗌𝗂 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗆𝖺𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗆𝗈𝗋𝗈𝗍𝗂𝗇 𝗋𝗂𝗄𝗂, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗋𝗂𝗄𝗂 𝗂𝗍𝗎 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺. 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖼𝗈𝖼𝗈𝗄, 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝗋𝗂𝗄𝗂 𝗍𝗎 𝗅𝗎𝗌𝗂. 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗄𝖺𝗉𝖺𝗇, 𝗄𝖾𝗌𝖺𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗇𝗃𝖺𝗇𝗂?
Alang Sari
kereen bab ini
Lina Gunawan
realita politik dn birokrasi di negeri antah berantah
Yusni
cerira yg menaruk....sesuatu yg jrg sekali ada di novel..semua dikemas dlm saty cerita walau ada jg yg typo ...semoga semakin keren lagi kedepannya
Lina Gunawan
suka bngt sm alur ceritanya, kereen thor/Good//Good/
Dessy Lisberita
anjani sekarang berkuasa dari kakenya
Alma Zhienot
nah kn Jamal lagiiiiii. awas aza kmu Jani kalo sampe mecat jamal
Alma Zhienot
brp kali idup kmu d selamatin sama Jamal hei janiiiiiiii.
Rafinsa
bingung euy..
Rafinsa
gimana sih maksudnya..
Dessy Lisberita
nasib wulan ya firman bukan orang sembarangan sama. dngan rizki
Rafinsa
iyakah??? firman bohong apa gimana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!