Surga Tak Terindu

Dalam pelukan sang Ibu, Shanshan bisu dari seribu bahasa pilu. Wanita bernama Lilyana Bachir hanya mampu memberi usapan teduh.

Selimut tebal membungkus keduanya, Papa Axel duduk di sisi ranjang; ikut mendengar cerita putrinya.

Rupanya, alasan Abah Emyr menolak Shanshan; hanya karena belum berhijrah dan lahir di luar pernikahan.

Tak dinyana, bahkan setelah mendapat pengakuan dari keluarga Miller, masih ada saja yang memandang rendah Shanshan kesayangannya.

Dongkol sudah pasti, biar bagaimana pun, Shanshan putri cantik yang dia besarkan hingga secantik dan sebaik ini.

Tak meminta lebih, tak perlu tersohor, tak perlu bergelimang harta, cukup menjadi suami yang baik, setia, menjaga putrinya, Axel sudah sangat bahagia.

Mau apa dikata? Nyatanya Shanshan ada karena sebuah kesalahan tak terduga.

Hamil dengan Alex, lalu menikah dengan saudara kembarnya Axel. Sebagian besar orang mungkin mencercanya.

Namun, bagi Liliyana hidup itu pilihan, dan Lily memilih mempertahankan janin Shanshan; kemudian membesarkannya walau tanpa suami.

Takdir menggariskannya menikah dengan saudara kembar dari ayah kandung Shanshan. Lalu di mana letak salahnya?

Tidak mudah baginya melewati itu, namun ia tetap berdiri kukuh, menjadi single mom dengan keteguhan yang tersisa saat itu.

Samar-samar Shanshan mengingat video dokumentasi kecilnya, di mana sang ibunda berjuang di negara orang; demi mendapat kelayakan hidup tanpa mengemis pada keluarga besar kakeknya yang bergelimang harta.

Jangan ada yang memandang rendah Lilyana Bachir, sebab ibunya sangat berharga, ibunya pahlawan baginya.

Di saat ribuan bayi di luar pernikahan terbuang, terbunuh, bahkan digugurkan sebelum berkembang, Shanshan dibiarkan lahir ke dunia tanpa keluhan.

"Maafkan Shanshan Ma," ucapnya. Mama Lily hanya tersenyum dengan sapuan jemarinya.

Terkadang cinta membuat menangis, tapi begitulah hidup. Cepat atau lambat, Shanshan harus menghadapi fase fase kedewasaan.

Dikagumi, digemari, dipuji, disanjung, sudah biasa Shanshan dapati. Sekarang, biar putri kandung Alex ini melewati proses peliknya.

Tuhan menegur umatnya lewat apa pun medianya, dan kejadian ini cambukan bagi Shanshan.

Di mana ternyata, banyak sekali yang tidak dia ketahui; salah satunya aurat yang selama ini ia pamerkan kepada muka media.

Bukan hanya dirinya, melainkan orang tuanya yang juga akan dikenai pertanggungjawaban di akhirat nantinya.

"Shanshan mau berhijab, Shanshan mau memutuskan kerjasama dengan brand brand fashion Shanshan, menurut Mama, apa Shanshan berlebihan?"

"Tentu saja tidak," geleng Mama Lily seraya tersenyum. "Mama malah seneng banget, lihat, dari sini putri cantik Mama mendapat pelajaran berharga," katanya.

Shanshan terdiam, apa pun itu, anggap ini proses, di mana ia belajar dewasa dari setiap kondisi yang ada. Karena sulit bagi manusia menyadari sesuatu, tanpa rasa sakit terlebih dahulu.

Pertemuannya dengan keluarga Emyr, juga proses dari sebuah pelajaran. Tak sepatutnya ia menyesalinya.

Meski nyatanya, dada teramat sesak ketika ia harus mendengar berita pernikahan yang santer dibicarakan oleh sosial media.

...{[<<>>]}...

"Sah!" Kata yang terdengar di antero pesantren milik kiyai Zainy Dahlan.

Tak perlu cukup ina-inu, Emyr resmi menjadi suami Ning Adeeva setelah ijab kabul tercetus kan.

Di atas sofa dalam kamar pengantinnya, Emyr terdiam nanar. Sebentuk ibadah terpanjang yang pantasnya dijaga hingga maut memisahkan, akankan mampu meraih surga Nya?

Emyr kira datangnya ke Indonesia untuk segera meminang Shanshan. Namun tidak, rencana manusia selalu bisa dipatahkan kapan saja.

Tak seperti Emyr yang termenung. Adeeva baru saja selesai membersihkan diri, mengambil wudhu, shalat, juga dzikir seperti kesehariannya.

Adeeva cantik, santun, lembut perangainya. Pantas jika Abah dan Ummi sangat berharap wanita itu menjadi menantunya.

Wanita itu membuka mukena, menyisir rambut lurusnya, lantas memberanikan diri mendekati suaminya tanpa hijab yang selama ini ia kenakan.

Menikah di usia muda, dengan laki-laki yang bahkan masih muda, anak bungsu biasanya sering uring-uringan.

Adeeva mencoba positif thinking meski apa pun situasinya. Dan seperti tak menganggap keberadaan wanita itu, Emyr tak bergerak walau hanya satu taraf.

Adeeva duduk, menepuk pelan lengan Emyr yang telah halal disentuhnya. "Mas," panggilnya.

Emyr masih hanya diam saja, siapa yang ia nikahi, siapa pula yang bertengger di dalam hati.

Mungkin ini dosa yang harus Emyr nikmati; cintanya pada Shanshan masih terlampau banyak meski sudah beristri.

"Mas mau makan?" tanya Adeeva. Wanita itu tak berharap lebih, dianggap ada saja sudah cukup baginya. "Mau aku ambilkan apa?"

"Tidak." Adeeva tersenyum mendengar suara suami tampannya. "Atau mau Adeeva temani mengobrol?" tawarnya lagi.

"Tidak perlu," sahut Emyr.

Adeeva menghela, ia sedikit menyunggingkan senyum kecilnya. "Jadi boleh Adeeva tidur lebih dulu?" tanyanya kembali.

"Hmm." Emyr mengangguk, kemudian menoleh pada wanita itu, ketika ke dua tangan lembut Adeeva menggenggam kepalan tangannya.

"Terima kasih izinnya, semoga subuh nanti Allah masih mau menerima shalat istri mu."

Emyr tahu, Adeeva mungkin menawarkan diri layaknya pengantin baru. Menjalani tugas pertama seorang istri di atas ranjangnya.

Bagaimana bisa Emyr memiliki hasrat untuk itu? Emyr bahkan hanya memikirkan mantan kekasihnya yang tiada halal dipikirkan.

"Tenang saja, kamu dan pagimu tidak akan terkena laknat Allah. Karena aku yang meminta mu tidur," kata Emyr.

Adeeva menunduk, ada sengatan di hatinya yang begitu menusuk. Tapi, setidaknya ia tahu; bahwa semua Ning pernah mengalami hal ini di malam pertama mereka.

Mengalami penolakan suaminya, karena rata-rata pernikahan mereka tidak didasari rasa cinta.

Adeeva melepas genggamannya. "Maaf kalau aku terkesan egois, tapi menolak perjodohan ini pun, bukan kuasa Adeeva, Mas."

Wanita itu bangkit, kemudian berjalan menuju ranjang pengantinnya. Ia menaiki, memasuki selimut tebal berwarna putih.

Emyr bergeming. Entah lah, tak ada rasa bersalah meski Adeeva sedemikian baiknya menerima penolakan darinya.

Cukup lama Emyr memiliki rasa pada Shanshan, hingga saat gadis itu selalu di idolakan, diam-diam Emyr kesal, bahkan terkesan menghindarinya.

Alih-alih tidak lagi memiliki rasa yang tak seharusnya, Emyr justru semakin dibuat jatuh cinta setelah Shanshan bersedia menutup auratnya.

📌 sedikit curhat gess hihi, menjawab kenapa Shanshan di up terlebih dahulu sebelum Eza.

^^^Jadi, Pasha tuh lagi ikut lomba tema pengkhianatan season dua. Dan yang pertama itu kan, After One Night kemarin yang menang juara pertama.^^^

Dan kemarin kerangka Eza tuh baru bisa lolos sampai tiga bab saja. Eh, aku ganti dengan kerangka ceritanya Shanshan, dan pas banget bertepatan dengan bulan puasa.

^^^Jadi terjawab yaa, kenapa aku up Shanshan dengan latar belakang yang sedikit berbeda dari sebelumnya.^^^

Bukan hanya CEO, atau pun putri cantik yang manja. Di sini, aku memasukkan elemen lain yang sebelumnya jarang aku masukkan.

^^^Dukungannya yaa mentemen, Oya Billionaire akan up insya Allah, wkwk, sabar yaaa... See you next episode, kesayangan.^^^