Menjadi tulang punggu ketika orang tuanya telah tiada, untuk adik-adiknya yang masih sekolah. Mampukah Rere menghidupi ketiga adiknya sedangkan pekerjaannya hanya staff biasa disalah satu perusaan kecil?
Dibalik perjuangannya terhadap adik-adiknya sang pacar juga sering membuatnya frustasi dengan sikap sang pacar yang begitu jahat padanya.
Tapi sedikit demi sedikit hidup Rere berubah ketika ia bekerja sebagai asisten disalah satu restoran dengan memiliki boss yang baik kepadanya.
Bagaimana kisah perjalanan hidup Rere selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linasolin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Sudah seminggu berlalu Rere sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya, sore ini pas pulang kerja ia langsung pergi menuju restoran dengan menggunakan ojek online.
Sepanjang jalan ia fokus pada HP mencoba menghubungi Kalvan sang kekasih yang tidak ada memberi kabar padanya seminggu ini.
Kejadian minggu lalu di mall membuat laki-laki itu marah dan tidak ada menghubungi Rere sekalipun bahkan setiap Rere menelfonnya Kalvan bahkan tidak menjawabnya.
"Kamu ngapain sih nggk angkat telfon?" kesal Rere.
"Hais...." sepanjang jalan Rere menghubungi Kalvan tapi hasilnya tidak ada, dan Rere tidak sadar kalau ia sudah sampai direstoran.
"Mbak Mbak, kita sudah sampai"
"Ha...? sudah sampai ya? Maaf pak saya tidak sadar karena terlalu asik main HP" Jawab Rere.
Segera turun dari ojek online itu dan membayar ongkos, Rere langsung masuk ke resto menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian kerjanya.
"Kamu tau, tadi malam aku lihat pak Marvin dan pacarnya sedang bertengkar dan sepertinya mereka sering bertengkar deh. Apalagi coba keekurangan pacarnya itu cantik dan banyak orang yang mengaguminya" ujar Dinda.
"Hus... Suka menggosip saja" jawab Mira lalu meninggalkan Dinda yang sedang berkaca.
Rere keluar dari dalam toilet dan melihat dinda masih disana. "Eh... Rere kamu disini juga? Aku pikir belum datang" sapa Dinda.
"Baru juga sampai dan ganti baju. Aku duluan ya!"
"Ok" Jawab Dinda.
Seperti biasa sudah banyak piring kotor yang akan menjadi pekerjaan Rere, Mira dan Dinda sore ini. Rere mengambil posisi yang nyaman dan menyiapkan alat untuk membersihkan piring-piring kotor itu.
"Tidak terasa ya? Kamu dah seminggu kerja disini. Bagaimana menurutmu kerja disini?"
"Iya nih sudah seminggu aja. Kerja disini lumayan nyamanlah apalagi kalian sangaf care padaku itu membuat aku lebih nyaman"
"Kalau pagi sampe sore kamu dirumah saja ya?"
"Nggak, aku kerja disalah satu perusaan kecil sebagai staff dan karena banyaknya kebutuhan mengharuskan aku harus mencari pekerjaan lain"
"Jadi kamu kerja di dua tempat? Wah... Hebat ya kamu?"
"Hehe... Begitulah. lebih tepatnya bukan hebat tapi keharusan mbak"
"Memangnya kamu tamatan apa kalau boleh tau?"
"Aku sarjana mbak makanya aku bisa kerja sebagai staff admin dikantor. Jaman sekarang sangat susah cari pekerjaan mbak, apapun akan kita kerjakan asal uangnya dapat dengan cara yang benar"
"Ohh... Kamu sarjana? Dengar-dengar resto ini sedang butuh asisten untuk menggantikan posisi pak Marvin lho. Coba kamu tanyakan kebagian HRD! Siapa tau ada kesempatan"
"Aku sudah ada pekerjaan mbak, kalau aku kerja disini sebagai asisten otomatis aku akan kerja dari pagi"
"Kalau sudah diterima kamu bisa risegn dari tempat lama, gaji disini lumayan besar lho"
"Masak sih?"
"Masih nanyak lagi. kita aja gaji kita besar padahal beberapa jam kerja apalagi kalau kerja jadi asisten pak bos"
"Ah... Nggk dulu deh. Aku takut kalau berurusan dengan boss, itu menyeramkan" ujar Rere.
~~
Dikantor restoran saat ini Marvin baru sampai diruangan, hanya pak Rio yang ada disana sedangkan yang lain sudah pulang. Marvin menemui Rio yang sedang asik dengan kerjaannya.
"Bagaimana dengan asisten yang saya minta, apa kalian sudah mencarinya?"
"Sudah pak, kemungkinan besok pagi akan ada beberapa orang untuk interview."
"Bagus. Secepatnya cari kandidat yang bermutu dan sesuai keinginan saya" setelah mengucapkan itu Marvin pergi keruangannya.
Restoran yang ia miliki adalah milik mandiang mamanya, restoran itu salah satu usaha kecil yang ia miliki karena sebenarnya ia adalah seoarang pemilik perusaan terbesar dikota yang bergerak dalam bidang properti.
"Hallo Marvin!"
"Iya ada apa pa?" Tanya Marvin kepada sang papa yang berada dibalik telfon.
"Maria datang kerumah, apa yang kamu lakukan padanya?"
"Tanyakan padanya saja pah, Marvin malas membahas masalah itu. Marvin sudah putuskan untuk membatalkan rencana yang sudah Marvin susun"
Klik...
Selesai berbicara tanpa menunggu jawaban Marvin mematikan sambungan telfon. Maria sang kekasih yang sudah lama menjalin hubungan dengannya ternyata bermain dibelakang Marvin membuat Marvin marah dan tidak ada kata kembali untuk Marvin.
"Sekali kamu berhianat tidak ada lagi maaf bagimu, cinta akan pudar pada waktunya dan akan datang yang akan menggantikannya" ujar Marvin.
Merasa tidak tenang Marvin memutuskan untuk pulanh saja, biasanya ia akan pulang dari restoran jika restoran sudah tutup tapi malam ini dirinya sedang tidak baik-baik saja.
Brak...
Sudah menjadi kebiasaan Marvin jika ada masalah suka membanting pintu, keluar dari ruangan dengan kesal berjalan dengan begitu cepat.
Bruk...
Ketika berjalan ditangga Marvin yang sedang buru-buru turun tidak sengaja menabrak badan seorang wanita, beruntung tangannya dengan cepat menarik perempuan itu agar tidak terjatuh dan berguling ditangga.
"Kamu beruntung karena aku sedang malas untuk marah-marah" ujarnya lalu pergi meninggalkan perempuan itu ditangga.
Perempuan itu adalah Rere, setelah dapat bujukan dari temannya ia pun memutuskan bertanya kepada pak Rio tentang loker yang sedang buka.
Tidak tau mengapa saat menaiki tangga Marvin malah menabraknya dan lebih parahnya laki-laki itu bukannya minta maaf tapi ia malah menyalahkan Rere namun tidak juga memarahi Rere.
"Huft... Kalau aku sampe berguling sampe dibawah tidak tau bagaimana nasibku selanjutnya" Rere memegangi jantungnya yang hampir copot.
Tenangkan dirinya rapikan pakaian dan rambutnya lalu kembali melangkah menuju kantor.
Tok... Tok...
Masuk....
Jawaban dari dalam, Rere segara masuk dan melihat Pak Rio sedang bekerja tapi ketika Rere masuk Rio memberhentikan kerjaannya.
"Duduk, ada apa datang kemari Rere?"
"Begini pak, saya dengar disini ada loker untum asisten pak Marvin. Saya berniat untuk melamar, apa benar lokernya ada pak?"
Rio mengangkat satu alisnya, bisa-bisanya Rere yang ia kenal sebagai pencuci piring disana melamar jadi asisten Marvin. "Saya lulusan sarjana dan saya juga lulusan terbaik kok pak"
"Terus kamu melamar jadi pencuci piring diaini?"
Rere menceritakan kronologi pekerjaannya bahkan Rere tidak lagi menutupi tujuannya kerja sebagai pencuci piring disana.
"Kamu masukkan lamaranmu besok pagi, Rima akan memeriksanya besok pagi ya kalau sesuai kualifikasi maka akan kita terima kalau tidak maka kamu kembali bekerja sebagai pencuci piring"
"Terimakasih pak, kalau begitu saya permisi dulu!"
"Iya, lanjutkan pekerjaanmu" ujar Rio.