NovelToon NovelToon
Wanita Satu Malam Ceo

Wanita Satu Malam Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Xavier Zibrano, CEO muda yang selalu di paksa menikah oleh ibunya. Akan tetapi ia selalu menolak karena masih ingin menikmati masa mudanya.


Divana Veronika, gadis cantik yang rela meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih kekasihnya.


Namun siapa sangka, kekasih yang ia bela mati-matian justru menghianatinya. Divana memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel.

Dengan perasaan hancur, tak sengaja Divana di pertemukan dengan Xavier yang baru saja selesai menghadiri acara gala diner di hotel yang sama.

Divana yang sedang kalut akhirnya menawarkan sejumlah uang kepada Xavier untuk menghabiskan malam bersamanya.

Akankah Xavier menerima penawaran tersebut?
Yuk simak cerita selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

"Ayo buka mulutnya, kamu harus makan. Dari kemarin kamu tidak makan sama sekali" bujuk Sarah yang sedang menyuapi putranya, sejak tadi putranya itu tidak mau membuka mulut.

Xavier menggelengkan kepalanya tidak mau. "Aku tidak mau makan bubur mi" ucapnya.

"Terus kamu mau makan apa" tanya Sarah yang sudah mulai jengkel dengan putranya, di suruh makan saja susahnya minta ampun.

"Aku mau nasi kuning, kalau bukan nasi kuning aku tidak mau makan" pinta Xavier maksa

"Tunggu, nanti mami suruh bibi buatkan nasi kuning untukmu" ujar Sarah mencoba sabar menghadapi anaknya yang sedang tantrum.

"Tidak mau! aku mau papi yang belikan, tidak boleh nyuruh orang lain" rengek Xavier seperti anak kecil.

Sarah menghela nafas sabar, dia harus menyetok banyak sabar menghadapi putranya yang sedang ngidam.

Kini dia merasakan apa yang dulu suaminya rasakan saat menghadapi dirinya yang sedang mengandung Xavier. Dulu Sarah mengidam dan sering meminta hal yang aneh kepada suaminya.

Ceklek.....

"Nah, kebetulan kamu kesini sayang" ucap Sarah ketika melihat suaminya membuka pintu.

Perasaan Justin tidak enak, feelingnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang menyusahkan dirinya.

"Kenapa sayang" tanya Justin dengan perasaan was-was.

"Vier minta dibelikan nasi kuning, tapi harus kamu yang membelikannya bukan orang lain. Dia tidak mau makan kalau tidak di belikan nasi kuning" sahut Sarah.

Benar bukan dugaannya, putranya itu sedang berulah, dan dia yang menjadi korbannya. Kalau bukan karena cucunya mungkin Justin sudah menenggelamkan putranya hingga kedasar kolam.

"Papi sibuk, kamu suruh pak Ujang aja yang belikan" iseng Justin sengaja mengerjai putranya.

"Tidak mau, pokoknya harus papi. Tidak mau yang lain" kekeuh Xavier.

"Yee... Papikan harus kerumah grandpa mu, tadi grandpa hubungi papi, dan minta papi datang kesana" ucap Justin bohong. Padahal Satria, ayahnya tidak ada menghubunginya.

Bibir Xavier melengkung kebawah, matanya berkaca-kaca, air matanya sudah terkumpul di pelupuk mata, hanya dengan satu kedipan maka air matanya itu akan menetes.

Sarah mendelik menatap suaminya, dia memperingati suaminya lewat tatapan matanya.

"Iya-iya papi belikan, dasar anak kuyang begitu aja nangis" ejek Justin dan pergi dari kamar putranya.

Justin menuruni anak tangga sambil terus memaki putrnya, andai dia tahu akan di suruh-suruh seperti ini dia tidak akan menyusul istrinya di kamar putranya.

Justin paling malas di suruh beli nasi kuning, apalagi di pinggiran pasti banyak ibu-ibu yang mengantri dan akan memandanginya, dia merasa risih di perlakukan seperti itu.

"Tolong buka gerbangnya pak Ujang" pinta Justin dengan mengendarai motor sportnya.

"Baik tuan" sahut pak ujang dan langsung bergegas membukakan gerbang untuk tuannya.

Justin meluncur dengan menggunakan motor sportnya menuju ke taman kota,  biasanya disana banyak penjual yang menjual beraneka macam jenis makanan.

Justin terlihat seperti sugar daddy, meskipun umurnya sudah memasuki kepala lima, tetapi penampilan Justin tidak kalah dengan anak muda. Tubuhnya yang kekar berotot semakin membuat pria itu tampak gagah, Karena Justin masih rajin gym hingga sekarang.

Pria itu memarkirkan motornya dan mengantri tanpa melepaskan helmnya dari kepalanya, dia malas di pandangi banyak orang terutama kaum hawa.

Samar-samar terdengar suara ibu-ibu yang menggosipkan dirinya.

"Tubuhnya bagus, sepertinya dia tampan ya" ucap salah satu wanita yang sedang mengantri di belakang Justin.

"Iya, rahimku serasa bergetar di buatnya" sahut wanita itu cekikikan.

Justin hanya menghela nafas panjang, dia menulikan telinganya, seakan tidak mendengar percakapan mereka.

Tak lama giliran Arya yang maju.

"Nasi kuning tiga bungkus bang" ucp Justin.

"Iya mas" sahut penjual dan membuatkan pesanan untuk Justin.

Sementara itu di Mansion Xavier terus merengek karena nasi kuning yang ia minta tidak kunjung datang, sudah lebih dari tiga puluh menit papinya belum juga pulang.

"Papi mana mi? Kenapa lama sekali" rengek Xavier.

Ingin sekali Sarah memukul kepala anak itu, sejak tadi mulutnya tidak bisa diam, terus merengek menanyakan suaminya.

"Sabar Vier, pasti jam segini ramai yang beli" ucap Sarah dengan sabar mencoba memberi pengertian kepada putranya.

Xavier merengut dan membuang wajahnya kesamping. Sarah tahu kalau putranya itu sedang merajuk.

"Hai, cucu oma, apa kabar kamu disana? di sini papamu menderita, apa kamu disana baik-baik saja hmm? Oma berharap kamu baik-baik saja sayang, oma sama opa akan berusaha mencari kamu" batin Sarah dalam hati.

Melihat penderitaan putranya membuat Sarah teringat dengan gadis itu, dimana pun gadis itu yang tidak Sarah ketahui keberadaanya. Dia berharap gadis itu mau mempertahankan cucunya, ia berdoa agar gadis itu tidak menggugurkan calon cucunya.

Ceklek....

Justin masuk ke kamar putranya. dengan wajah yang di tekuk.

"Ini nasinya, lain kali jangan suruh papi beli sesuatu lagi, papi tidak mau" ucap Justin kesal.

Xavier yak menggubris ucapan papinya, dia mengambil nasi itu dan segera memakannya. infus di tangan Xavier sudah di lepas, jadi pria itu bisa bergerak dengan leluasa.

Justin dan Sarah menelan ludahnya melihat nafsu makan putranya, dalam hitungan menit putranya sudah menghabiskan dua bungkus nasi kuning.

"Ini enak sekali pi, aku suka" ucap Xavier dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Istigfar Vier, kamu bukan seperti orang ngidam tapi kamu malah seperti orang kesurupan" ujar Justin.

*****

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, gadis yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu kini tengah berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan kedua putranya, dokter mengatakan Divana hamil kembar.

Divana menangis bukan karena sakit fisik, melainkan hatinya yang terasa sakit. Di kala ibu hamil yang biasanya didampingi oleh suami dan keluarganya yang menemaninya, sementara dirinya, tidak ada satupun orang yang menemaninya.

Selama sembilan bulan ia menanggung hinaan hingga akhirnya ia memutuskan keluar dari hotel dan bekerja di rumah sebagai affiliator di salah satu platform digital. Divana tidak mungkin melamar bekerja di luar dalam keadaan tengah berbadan dua.

Didalam hati kecil Divana, ia merasa khawatir dengan anak-anaknya, ia takut nanti anaknya juga akan mengalami hal yang sama juga. mendapat hinaan seperti saat dirinya mengandung mereka. Dia bedoa kedua buah hatinya tidak akan megalami hal yang sama seperti yang dirinya alami, cukup dirinya saja kedua anaknya jangan.

"Ayo nona, terus mengedan, kepala bayinya sudah tampak" ucap dokter kandungan yang menangani Divana.

"Aaaaa....... "

Oek.... Oek.... Oek....

Bayi pertama telah lahir dengan berjenis kelamin laki-laki. Tak lama perut Divana kembali sakit.

"Akhhh... Dokter perut saya sakit lagi" pekik Divana dengan nafas terengah-terengah.

"Atur nafas nona, disaat saya bilang mengejan anda harus mengejan" intruksi dokter.

Divana mengangguk kecil sembari menahan sakit.

"Mengedanlah nona" perintah dokter.

"Aaaaakkhhhh...... " teriak Divana.

Oek.... Oekk....

Tangis bayi bayi kedua memenuhi ruang persalinan, kedua bayi Naura memiliki jenis kelamin laki-laki juga, sesui dengan hasil usg.

"Selamat nona, anak kedua anda sama berjenis kelamin laki-laki juga" ucap dokter.

Divana tersenyum lalu meminta dokter memperlihatkan bayinya.

"Saya ingin melihat anak-anak saya dok" pinta Divana.

"Sebentar nona, bayi anda sedang di bersihkan oleh perawat" ucap Dokter.

Tak lama kedua bayi mungil milik Divana di bawa kepadanya, di lihatnya kedua bayi perempuan itu yang mirip dengan pria yang menghabiskan satu malam bersamanya waktu itu.

"Mereka mirip sekali dengan pria itu" gumam Divana sambil menatap wajah putranya.

"Bayinya sudah boleh di adzankan nona, siapa yang mau mengadzaninya?" tanya dokter.

Divana diam, dia tidak tahu siapa yang akan mengadzani kedua putrinya, pasalnya dia tidak ada suami dan keluarga yang hadir menemaninya.

Melihat keterdiaman Divana pun dokter mengerti, lalu dokter meminta salah satu rekannya untuk mengadzani kedua bayi itu.

"Mereka sudah di adzani, sekarang kamu bisa memberikan Asi pertama untuk mereka" ucap dokter.

"Terima kasih" ucap Divana penuh haru.

Dokter tersenyum sembari mengangguk.

"Bagaimana caranya dok" tanya Divana yang sebelumnya belum pernah menyusui seorang bayi.

"Sini biar saya bantu nona" kemudian dokter membantu melepaskan kancing baju Divana dan memijat titik saraf yang ada di dada Divana.

Setalah itu dokter membantu meletakkan kedua bayi Divana diatas dadanya, ia membiarkan kedua bayi itu mencari sumber nutrisinya.

Kedua bayi itu memiliki insting yang tajam dan di lahap nya dada Divana dengan begitu rakus hingga membuat dada Divana terasa nyeri.

"Kenapa sakit begini dok" tanya Divana meringis.

"Mungkin karena pertama kali nona, namun setelah itu akan terbiasa dan tidak akan terasa sakit lagi" jawab dokter.

"Terima kasih dok" balas Divana.

Setelah iti dokter keluar dan membiarkan Divana menyusui kedua bayinya, namun dokter tidak membiarkan Divana sendirian, ada perawat yang akan menemaninya, dokter tahu wanita iti akan kesulitan mengurus kedua bayinya sendirian.

"Terima kasih ya Allah, engkau telah memberikan kedua malaikat kecil ini kepada hamba, hamba bersyukur dengan Anugerah yang engkau berikan kepada hamba" ucap Divana dalam hati.

1
MIZIL
Luar biasa
Atik Marwati
gabung thor
stefani n.i.s
thor terlalu byk typo nya..
Pia Nur
semangat kak dilanjut ya kak
اختی وحی
sikembar tu cwek apa cwok, kok kdang putra kdang putri
pardan m fadilah
kok nama nya berubah ubah
Yessi Kalila
akhirnya ketemu camer...
Adinda
Papa kangen sama mama nggak hehe
Farida amin
lnjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!