NovelToon NovelToon
Suamiku Sakit Mental

Suamiku Sakit Mental

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst
Popularitas:772.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rani

Jesika terpaksa menggantikan adik angkatnya untuk menikah dengan pria kaya, tapi mentalnya sakit. Namun, keterpaksaan itu membawa Jesi tahu akan seberapa tersiksanya kehidupan Jonathan dengan gangguan mental yang dia alami.

Mampukah Jesi menyembuhkan sakit mental sang suami? Lalu, bagaimana jika setelah sakit mental itu sembuh? Akankah Jona punya perasaan pada Jesi yang sudah menyembuhkannya? Atau, malah sebaliknya? Melupakan Jesi dan memilih menjauh. Temukan jawabannya di sini! Di Suamiku Sakit Mental.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 6

"Iya, Ma. Aku serius."

'Meskipun pada dasarnya, aku sangat tidak ingin menerima apa yang mama inginkan. Tapi aku tidak bisa menolak. Aku tidak punya pilihan lain, Ma. Jika saja aku punya, maka tentu aku tidak akan setuju,' kata Jesika dalam hati sambil menunduk.

'Buat kamu, kak Jaka. Maaf, aku memang tidak pernah bisa menuruti permintaanmu walau hanya satu kali saja. Karena aku tidak kuasa melawan kerasnya mama dan Mila. Kamu yang lembut, aku tidak bisa menuruti itu. Sekali lagi maaf.' Lagi, Jesika bicara dalam hati sambil menunduk.

Ingin rasanya dia menangis. Tapi dia sadar, itu tidak akan ada gunanya. Takdir hidup yang dia miliki, sejak kecil sudah diatur oleh mama angkatnya ini.

Saat lamunan itu terus bermain dalam benak Jesi, sebuah tangan langsung menyentuh pundaknya. Hal itu tentu saja membuat Jesi agak kaget karena sentuhan yang tiba-tiba.

Jesi mengangkat wajahnya dengan cepat. Dihadapannya, Emily, sang mama angkat sedang berada tepat di depan. Dengan tatapan lekat, Emily menatap wajahnya.

"Aku tahu kamu pasti merasa keberatan dengan perjodohan ini, Jesi. Tapi aku mohon padamu untuk yang terakhir kalinya, jangan permalukan aku dan keluarga ini. Tolong jangan tunjukkan kalau kamu terpaksa melakukan semua ini pada keluarga Wijaya. Karena itu akan berakibat fatal nantinya. Apa kamu mengerti dengan apa yang aku katakan, Jesika?"

"Aku mengerti, mama. Mama tenang saja. Aku tidak akan mempermalukan nama baik mama. Aku akan bersikap seperti yang mama inginkan. Mama tidak perlu khawatir dengan semua itu."

"Bagus. Begitu baru benar. Kamu bisa pergi sekarang. Jika ada sesuatu, nanti akan aku bicarakan lagi dengan kamu. Untuk sekarang, sampai di sini saja."

"Baik, Ma. Aku pergi dulu."

Selesai berucap, Jesika langsung beranjak meninggalkan ruangan sang mama angkat. Sementara itu, Emily yang sekarang sedang duduk di atas sofa, menatap kepergian Jesika dengan tatapan lekat dan tajam.

"Huh ... andai saja Jonathan itu tidak sakit mental dan tidak brutal saat penyakitnya kambuh, aku pasti tidak akan menikahkan dia dengan Jonathan. Karena yang pantas menikah dengan Jonathan itu hanya Mila. Anak kandungku yang cantik."

"Ah, tapi sialnya, si Jonathan itu pakai sakit mental segala. Huh .... "

Jesi langsung masuk ke kamarnya setelah dia kembali dari ruangan Emily. Dia tatap sekeliling kamar itu dengan seksama. Tidak ada yang spesial dari kamar yang berukuran sedang dengan motif serba hijau dari dingin sampai ke bedcover yang menutupi ranjang besi miliknya.

Lalu, dia berjalan menghampiri nakas tempat di mana ada bingkai foto terpajang indah di sana. Dalam bingkai foto tersebut ada foto mereka bertiga. Papa angkat, Jaka, dan juga dirinya.

Jesi meraih bingkai foto tersebut dengan tangan yang agak berat. Lalu, dia tatap, kemudian dia belai bingkai tersebut tepat di wajah sang papa angkat.

"Pah, jika papa masih ada, mungkin aku tidak akan berada dalam situasi yang berat seperti saat ini. Mama memang sangat keras padaku, tapi dia juga tidak berani menentang papa. Karena itu, jika ada papa, aku masih bisa berlindung, Pah."

"Tapi sekarang ... papa tidak ada. Aku sendirian di sini. Tidak punya tempat berlindung sedikitpun."

Saat itulah, air mata tidak bisa Jesi tanah lagi. Air mata itu mengalir deras dengan sendirinya. Bahkan, kini jatuh di atas kaca dari bingkai foto yang sedang Jesi pegang.

"Aku memang masih punya kak Jaka. Tapi dia tidak sekuat papa. Dia tidak bisa menentang mama. Karena jika dia masih nekat melakukan hal itu, dia yang akan dapat masalah. Aku tidak ingin itu terjadi, pah. Karena selama ini, kak Jaka sudah terlalu banyak berkorban untuk aku," ucap Jesi sambil memeluk bingkai foto dengan erat.

Beberapa saat lamanya, Jesi mendekap erat bingkai foto tersebut. Hingga kemudian dia punya semangat untuk bangkit.

Jesi langsung menyeka air mata dengan cepat.

"Baiklah, Pa. Aku akan lakukan apa yang mama dan Mila inginkan dengan senang hati. Tapi, ini bukan demi mereka. Melainkan, karena papa dan juga kak Jaka."

"Aku akan berkorban untuk kalian berdua, pa. Tapi, ini untuk yang terakhir kalinya. Karena setelah ini, aku tidak akan berkorban lagi. Aku tidak akan mendengarkan apa yang mama dan Mila katakan lagi untuk ke depannya. Jika papa keberatan, aku minta maaf untuk keputusanku yang kini sudah aku bulat dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun."

"Terima kasih banyak, Pa. Jasa papa padaku tidak akan pernah bisa aku lupakan."

Lalu, sebuah ketukan di pintu kamar membuat Jesi langsung menghapus sisa air mata dengan cepat. Dia letakkan bingkai foto yang sebelumnya dia pegang ke tempat di mana seharusnya bingkai foto itu berada.

"Tunggu sebentar!" ucap Jesi sambil melakukan pekerjaannya dengan cepat.

1
Tiwi
ok
Fi Fin
mama jona sakit menta jg rupanyal
Fi Fin
Jaka 😂😂
Rini Haryati
bagus
Bara Athallah
bagus papa jona. aq jg benci dg mamah jona
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Rani: makasih banyak
total 1 replies
Kintan Ibrahim
iya saya pon sama ingatkan cewek rupanya cowok 😅😅
budak jambi
oi sadar sean km tu hanya ank angkt tdk ada hak nya atur ortu jesi buat jesi bahagia.walau nikh sm org sakit mental skalipun dr pd km dan marisa yg waras tp tdk punya hati sm skali
budak jambi
dasar wanita gila t mm jona dan mila.semoga mm jona menyesal sdh jaht pd jesika
Sandi Sanjaya
jadi penasaran
Sandi Sanjaya
Mereka pasti menyesal
Sandi Sanjaya
semoga berhasil si jaka
Sandi Sanjaya
Bagus
Jue
Kalau orang Islam menikah dengan orang yang tidak cukup akal itu tidak sah , Nikah tanpa wali juga tidak sah , Orang yang kesihatan mental nya sihat sewaktu menjabat tangan wali mahupun imam maka pernikahan itu baru dikira sah .
Rani: iyah. makanya terkadang aku kalo bikin karya itu jarang mencantumkan agama mereka. soalnya, sulit untuk di jelaskan terkadang. biar pake imajinasi pembaca masing2 aja
total 1 replies
A&R
👍
Ryan Jacob
semangat Thor
Rani: makasih banyak🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Anggun Ramadhani
hahaha
Aily Iad
Luar biasa
Rani: makasih banyak😘😘😘
total 1 replies
Aily Iad
Lumayan
Rani: thank
total 1 replies
Aily Iad
Halah, kunu mamae yo garek ongkong ongkong sikil tok ae kok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!