NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:180k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Melamar

Selesai fitting baju Naira meminta untuk makan siang di sebuah mall. Apang tak bisa menolak, dan Ibra hanya mengikuti saja.

"Naira, besok antar ambil jas ke tempat tadi, ya."

Ujung mata Apang melihat Ibra sudah mencondongkan tubuhnya ke depan, ke arah Naira yang berada di kursi penumpang depan.

"Kayaknya kita gak perlu ambil karena nanti dianterin," jawab Naira tanpa menoleh sedikit pun.

"Bener gak sih, Fan?" Naira malah menatap ke arah Arfan. Padahal, Ibra yang bertanya.

"Hem."

Singkat, jelas dan menyebalkan sekali jawaban Arfan. Naira pun mengerucutkan bibirnya tanda dia kesal.

Tibanya di mall, Naira berjalan lebih dulu dari karena masih kesal kepada Apang. Ibra mencoba untuk mendekati. Apang yang berjalan di belakang masih memantau.

Mata Apang langsung memicing ketika melihat tangan Ibra sudah mencari kesempatan. Apang segera menyerobot jalan di tengah Ibra dan juga Naira hingga jarak mereka tak lagi berdekatan. Ibra pun berdecak kesal. Sedangkan Naira malah menatap manusia yang ada di sampingnya dengan dahi yang mengkerut.

"Cepetan! Gua lapar!"

Apang menarik tangan Naira dan meninggalkan Ibra yang sudah berwajah begitu kesal.

Ibra tak mau kalah, ketika masuk ke restoran dia memilih duduk di samping Naira. Sedangkan Apang berada di depan Naira juga Ibra.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Ibra.

"Kayak yang mau bayarin aja," sahut Apang dengan begitu ketus.

Restoran yang Naira pilih bukan restoran low budget. Melainkan restoran yang bisa dibilang mahal.

"Seperti biasa," jawab Naira yang terfokus pada buku menu.

"Seperti biasanya apa?" Ibra bingung.

Naira segera menoleh ke samping. Dia kira yang bertanya itu Apang. Pandangan Naira teralihkan ketika pelayan datang. Lelaki jangkung itu menyebutkan makanan yang biasa Naira makan di restoran tersebut. Senyum pun terukir di bibir Naira.

"Mohon ditunggu pesannya ya, Kak," ucap pelayan yang menuliskan pesanan yang disebutkan Apang.

"Kamu masih ingat?"

"Hem."

Ibra tak bisa berkata apapun. Apalagi melihat Naira yang terus menyunggingkan senyum dan menatap Apang dengan sorot mata yang tak bisa berdusta.

Ketika sedang menikmati makan, tiba-tiba suara Ibra terdengar.

"Yang gerak bayar."

Sontak Naira dan juga Apang menatap Ibra dengan tatapan aneh. Wajah jijik Apang tak bisa disembunyikan.

"Itu kan lagi trend, Naira."

"Enggak usah kayak orang susah." Malah Apang yang menjawab dengan begitu ketus.

Apang mengeluarkan kartu hitam dari dompetnya. Mata Ibra melebar. Lelaki yang dia anggap biasa ternyata pewaris perusahaan raksasa.

Apang melajukan mobil bukan menuju rumah Naira. Perempuan yang berada di kursi penumpang di sampingnya mulai mengalihkan pandangannya.

"Kita anterin temen lu dulu," ucap Apang yang masih fokus pada jalanan.

Mulutnya begitu mengharamkan untuk menyebut nama penumpang belakang. Begitulah Apang jika sudah benci kepada seseorang.

"Motor gua kan--"

"Udah dianterin sopir rumah Naira ke kontrakan lu," potong Apang dengan begitu cepat.

Ibra tercengang seketika dan Naira masih menatap Apang sambil menggelengkan kepala.

"Benci dan cinta itu beda tipis loh, Fan," gumam kecil Naira, dan mampu didengar oleh Apang.

Lelaki di samping Naira pun menoleh dan menatapnya dengan begitu tajam. Namun, Naira malah menahan senyum.

Naira terkejut ketika mobil berhenti di sebuah rumah yang bisa terbilang bagus di dalam komplek, dan bukan kontrakan.

"Katanya kamu ngon--"

"Rumah ini sengaja aku beli untuk kita."

Naira terdiam. Dia menatap Ibra dengan tatapan sulit diartikan.

"Ini untuk kita tinggali setelah kita menikah nanti."

"Percaya diri sekali," balas Apang dengan senyum tipisnya.

Ibra berdecak kesal dan menatap Apang dengan wajah penuh marah. Namun, Apang sama sekali tak takut.

"Aku pamit, Braa."

Berharap ada jawaban ataupun respon yang membuatnya bahagia, tapi wajah Naira begitu datar dan sudah berjalan menjauhi dirinya. Perempuan itupun sama sekali tak menoleh ke arahnya lagi.

"Aku sayang kamu, Naira," ucapnya setelah mobil Apang melaju.

"Aku pasti akan dapatkan kamu, Naira."

.

Tak bisanya Khairan datang ke Wiguna Grup. Kini, dia berada di lantai di mana ruangan Apang berada.

"Pak Arfan ada?" tanyanya pada sekretaris Apang.

"Ada, Pak."

Khairan segera menuju ruangan Apang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Apang yang tengah fokus pada layar laptopnya berdecak kesal. Sudah pasti itu adalah anggota keluarganya. Dia sudah hafal dengan tingkah keluarganya. Kepala Apang mulai menegak, ada Khairan sedang berjalan ke arahnya dengan wajah serius.

"Ada apa?"

"Nyonya Nena kemarin kontrol bareng Naira, tapi--"

Khairan tak melanjutkan ucapannya. Dia menatap Apang dengan begitu lekat karena takut lelaki itu tantrum mendengar aduannya.

"Tapi, apa? Ngomong yang jelas," balas Apang.

"Naira sama cowok yang waktu itu ada di kamar perawatan Nyonya Nena pas mau pulang itu," jelas Khairan.

"Oh!"

Dahi Khairan mengkerut ketika mendengar jawaban Apang yang begitu singkat. Tak ada wajah marah ataupun kesal sama sekali.

"Lu udah gak ngejar dia lagi?"

"Capek, Bang. Main kejar-kejaran Mulu. Mending gua duduk manis."

Kembali Apang memfokuskan pandangannya pada layar segiempat. Sedangkan Khairan tengah menerka-nerka sikap Apang.

Keesokan malamnya, Apang yang baru pulang bekerja dikejutkan dengan kehadiran Abang Er di kamarnya.

"Tumben?"

Abang Er tak berkata, dia menyerahkan beberapa foto kepada Apang. Satu per satu foto itu Apang lihat. Di mana Naira tengah berjalan berdua bersama Ibra. Juga makan malam di restoran kesukaan Naira.

"Urusannya sama gua apa?" tanya Apang dengan begitu santai.

"Lu gak marah?"

"Emangnya siapa gua?" jawab Apang dengan begitu santai.

Abang Er pun terdiam. Sudah dua Minggu ini Apang terlihat menjadi manusia kalem dan anteng. Tidak seperti biasanya yang sering tantrum. Abang Er sedikit curiga.

"Lu beneran udah gak peduli?" selidik Abang Er.

Apang hanya menggedikkan bahunya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

"Kok aneh, ya?"

Di lain hari, seorang pria dengan langkah lebarnya menuju ruang Apang. Apang terkejut ketika melihat wajah sang kakak sepupu begitu serius. Siapa lagi jika bukan Agha.

"Naira mau dilamar sama lelaki yang udah membantunya pas susah. Gua lupa siapa namanya," lapor Agha dengan begitu serius.

"Terus kenapa?"

Jawaban Apang yang begitu santai membuat Agha menukikkan kedua alisnya. Dia pun kini duduk tepat di depan meja kerja Apang.

"Ada apa dengan lu? Bukankah kemarin lu itu se-effort itu ke Naira." tanya balik Agha. Apang pun tak menjawab.

.

Ibra sudah menyiapkan tempat untuk acara pentingnya. Selama dua Minggu ini dia tak melihat Naira menemui Apang. Juga tak mendengar Naira membahas lelaki itu. Apalagi, mereka sering jalan berdua. Menambah kepercayaan diri Ibra..

Memakai kemeja berwarna putih dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam. Senyum pun terus mengembang. Ibra yakin Naira akan menerima lamarannya.

Ibra tak percaya jika Naira memakai baju yang sama dengannya. Hanya saja celana yang Naira pakai jeans biru. Tapi, tak masalah. Naira ternyata sehati dengannya.

"Cantik banget," puji Ibra.

"Makasih."

Terlihat wajah Naira malam ini begitu berbeda. Ibra berpikir jika itu karenanya. Tak ingin berlama-lama, Ibra pun sudah berdiri di saat Naira masih menikmati makanan. Naira menukikkan kedua alisnya ketika Ibra sudah bersimpuh di hadapannya.

"Naira, maukah kamu jadi--"

Suara dering ponsel Naira membuat kalimat Ibra terhenti. Dia malah menatap Naira yang sedang menerima panggilan telepon.

"Gua di belakang."

Naira memutar tubuhnya dengan ponsel yang masih menempel di telinga. Matanya tak berkedip karena hadirnya Seorang lelaki yang memakai baju serta celana jeans yang sama dengannya, tengah berdiri dengan membawa buket bunga juga tersenyum begitu menawan. Senyum yang sangat dia rindukan.

"Mau mulai dari awal atau mau langsung ke pelaminan?"

Naira malah tertawa. Dia segera bangkit dan berlari menghampiri Apang.

"Akhirnya," ucap Naira dengan kepala yang mendongak, juga tangan yang sudah berada di samping pinggang Apang.

"Makasih udah ikut berjuang hingga buat benci ini hilang."

Naira tersenyum dan memeluk tubuh Apang dengan begitu erat. Sedangkan Ibra masih bersimpuh di tempat yang sama menonton dua insan yang saling berpelukan.

"Harusnya gua yang lu peluk. Bukan dia!"

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

1
Andaru Obix Farfum
pipo tuh sapa yah.
Epi Tri Wahyuni
abang Er ganggu momen romantis aja sih
Henny Purwanto
ok banget g bs berkata
irma hidayat
Kecewa
irma hidayat
Buruk
🌹@tiksp💐💐
itu foto usg punya kak Fie ya... Alhamdulillah akhirnya Dalla dan Rene akan menyusul saudara yg telah dikaruniai keturunan....
Ida Farida
jngn kamu sia" kan cinta kalian
Ida Farida
hahahaha Apang sama tuan itu da kaya tom and Jerry /Grin//Grin//Grin//Grin/
Rahmawati Abdillah
kesabaran didukung dengan do'a dan ikhtiar serta pengertian dari orang yang terdekat serta kasih sayang dari semua akan menguatkan
jasmine
yaaaah cepat sekali tamatnya kak.. padahal seru lho baca cerita tuan. apa ada novel terbaru khusus cerita tuan,thor
Neny Mardiyanti
tebak2 buuah manggis😄
Neny Mardiyanti
thanks thor buat cerita yg bgs dan mendidik bahwa bersaudara hrs saling mendukung dan menjaga
semangat ya...
Riris
no komen akak....😥
sedih tuk berpisah dari kisah ini
Ida Lestari
ok lngsung baca thor.....
lnjut trus thor
semangat
Salmi Ati
segera meluncur😁😁
sum mia
oke kak.... langsung cuuuussss lah...
semoga ceritanya tetap seru dan keren . dan retensi novel bisa tinggi dan bisa menghasilkan cuan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Yulia Wati
siap kak othor👍👍
Yulia Wati
ceritanya seru tp sayang kok ud end ja kak othor ni
Salim S
reyn adiknya abang Er ya....waaaah pasti seru...cuuus lah
Sri Lestari
Cerita Abang Er ya Mak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!