Medicinal Spirit

...episode 06...

...Keributan...

...***************...

BRAKK...

BRUKK...

PRANKK..

"Tidak! Aku mohon jangan hancurkan ini, kakak ipar." Su An'yang memohon dengan menyatukan kedua tangannya didepan seorang laki-laki paruh baya dengan baju yang terlihat berkualitas bagus.

Pria itu memiliki rambut panjang hitam dengan kumis tipisnya. Keningnya sedikit lebar dan mata nya yang besar.

Dia adalah Su Taipong, 48 tahun. Dia adalah adik dari ayahnya Su Luxie yang sudah lama meninggal dunia.

"Ingat ini, Su An'yang! Kalian hidup dibawah belas kasih kami! Jika tidak ada kami kalian akan mati kelaparan! Tapi kau berbuat melampaui batas dan melunjak!" Su Taipong berteriak dengan mencekram dagu Su An'yang.

"Aku menginginkan surat perjanjian pertunangan tuan muda Mu Anlong dengan putri jelekmu itu! Berikan padaku dan jangan menolak lagi." Lanjutnya menarik tangan dari

"Kakak ipar, jangan lakukan ini. Jika pertunangan itu batal maka Luxie anakku akan sangat malu. Aku mohon padamu, aku mohon." Su An'yang terus memohon pada Su Taipong.

"Sepertinya kau memang tidak paham dengan apa yang aku katakan ini! Kau... "

"Sepertinya ada tamu tidak diundang datang kemari." Su Luxie dan Su Tiao datang dan menghampiri Su An'yang.

"Ibu, kau tidak apa-apa?" Su Tiao memapah Su An'yang untuk berdiri.

"Hah... ternyata kalian anak-anak udis!"

"Kau! Gadis jelek cepat berikan surat perjanjian pertunangan mu padaku!" Ucapnya merendahkan Su Luxie.

"Memangnya rupamu ini seperti malaikat apa?! Kau seperti ikan koi, matamu besar dan punya kening yang lebar!" Su Luxie memaki dalam hati

"Baiklah." Jawab Su Luxie.

"!"

"!"

"Luxie!"

"Adik!"

"Tidak apa-apa. Lagian itu hanya lelucon dari para orang tua." Sahut Su Luxie bergegas mengambil surat perjanjian pertunangan itu.

"Hahahaha, lihatlah anak itu. Dia sudah tumbuh besar dan menjadi patuh! Contohlah anak perempuan mu itu, Su An'yang! Kalian hanya bisa patuh dan datang begitu dipanggil." Ucapnya masih dengan gaya arogansi.

"Paman kau sungguh keterlaluan!" Su Tiao sudah tidak tahan lagi. Dia buka suara dengan meneriaki Su Taipong.

"Kau!.. " Su Taipong hendak ingin menyakiti Su Tiao.

"Paman, bukankah ini yang kau mau? Ambillah dan berikan itu pada putrimu." Ucap Su Luxie menghentikan tindakan Su Taipong dengan membawa satu gulungan kertas.

Su Taipong menoleh dan kemudian merampas kertas itu dengan cepat dari tangan Su Luxie. Dia membuka gulungan kertas itu dan segera membacanya.

"Hahahaha. Ini yang aku inginkan. Bagus! Bagus!" Ucapnya tertawa besar.

"Ya setidaknya ayah dan anak sama-sama seperti anjing." Su Luxie bergumam dengan sangat pelan sehingga tidak jelas jika didengar oleh telinga manusia.

"Apa yang kau bicarakan?" Tanya Su Taipong curiga.

"Aku tidak mengatakan apapun. Paman mendengar apa?" Jawab Su Luxie mengelak.

"Ah terserah! Yang terpenting gulungan ini sudah bersama denganku. Masa bodo dengan keluarga sampah ini!"

Setelah mengatakan hal yang ingin dia katakan dia pergi begitu saja tanpa memikirkan perasaan dari orang-orang yang mendengar kata-kata jahatnya.

Su Luxie menyengir dengan bersandar dipintu masuk.

"Kasihan sekali mereka. Ck ck ck." Gumam nya.

"Ibu, apa ibu baik-baik saja? Apakah paman melukai ibu?" Tanya Su Tiao.

Su Luxie yang mendengar itupun segera mendekat kearah Su An'yang.

"Apa dia sempat menjejakkan telapak tangannya ditubuh ibu? Jawab saja, ibu." Tanya Su Luxie.

"Ah... ibu tidak apa-apa. Dia tidak akan bisa menyakiti ibu, dia tidak akan berani." Jawab Su An'yang.

"Benarkah? Apa ibu yakin?" Tanya Su Tiao masih belum yakin.

"Jika mereka masih kurang ajar mari kita racuni saja mereka."Su Luxie_

"Tidak. Kita bunuh saja dengan menusuk mereka menggunakan pedang." Su Tiao_

"Racuni saja karna tidak akan ada bukti."Su Luxie_

"Ya. Kau benar."Su Tiao.

Su An'yang yang mendengar rencana dari kedua anaknya hanya bisa bergeleng-geleng.

"Shutt... kalian bicara apa?! Anak-anak ibu tidak boleh berbicara seperti itu." Tegur Su An'yang.

"Ah kami hanya bermain-main saja." Jawab Su Tiao tertawa

"Kita pindah rumah saja besok."

"Adik sudah mendapat uang yang sangat banyak, ibu. 1.000.000 rulex."

"!"

"Apa?" Su An'yang kebingungan mendengar 1.000.000 rulex yang baru saja disebutkan Su Tiao.

"Iya pindah. Kau setuju kan adik?" Tanya Su Tiao.

"Tidak." Jawab Su Luxie.

"Apa?"

Su Tiao terkejut mendengar jawaban yang diberikan oleh Su Luxie

"Uang 1.000.000 rulex tidaklah banyak, kakak. Kita punya 1.000.000 rulex tapi mereka memiliki berjuta juta rulex."

"Alasan mereka menahan kita disini karena kita dianggap bodoh oleh mereka. Memang jika dilihat tempat ini adalah tempat yang berbahaya. Tapi terkadang tempat berbahaya menjadi sarang yang ternyaman."

"Tetap lah bertindak bodoh seperti apa yang mereka inginkan. Maka mereka tidak akan menganggap kita berbahaya dan membunuh kita."

Jelas Su Luxie pada kakak dan juga ibunya

"Jadi... maksudmu jika kita tetap bertindak bodoh maka mereka akan lengah?"

"Tepat sekali, kakak ku yang pintar."

"Terkadang seseorang yang merasa dirinya tinggi dan sering disanjung tidak akan menyadari jika salah satu dari yang menyanjung adalah sebilah pedang."

"Karena mereka akan menganggap orang-orang yang menyanjung mereka hanya sekumpulan anjing kecil."

"Sebilah pedang itulah yang akan menyusup dan mengambil semua hak yang sudah mereka rampas!"

...****************...

...Kediaman utama Su...

Kediaman utama Su terlihat sangat bercahaya pada malam hari. Lentera tersusun dengan sejajar dihalaman kediaman Su.

Rumah yang megah dan terlihat terawat itu terlihat cukup bersejarah.

Didalam sana terlihat beberapa pelayan sedang lewat dengan membawa sesuatu ditangan mereka.

"Kau tahu jika tuan muda Anlong berkunjung di kediaman Su. Dia mengikuti acara makan malam bersama keluarga Su." Bisik pelayan A.

"Akhh senang sekali bisa melihat mereka bersama. Apalagi nona pertama itu sangat cantik dan baik hati." sahut pelayan B

"Jangan membicarakan majikan dibelakang! Percepat langkah kalian!" Kepala pelayan bao menegur anak buahnya.

Mereka berdua diam tidak berkutik. Mereka hanya mengikuti langkah kemana kepala pelayan pergi.

Kepala pelayan berjalan menuju sebuah bangunan yang terpisah dari bangunan depan dan mulai masuk kedalam sana.

Diikuti oleh para pelayan lainnya yang membawa sajian berupa makan malam yang akan dimakan oleh keluarga Su.

"Paman... kau sangat hebat. Terbukti kau sangat berkuasa di keluarga Su, ini. Dalam sekali pinta kau langsung mendapat surat perjanjian pertunangan. Padahal aku sudah meminta ini berkali-kali pada Su Luxie, tapi dia tidak memberikannya padaku." Ujar Mu Anlong.

Su Taipong tersenyum penuh bangga begitu dirinya disanjung oleh Mu Anlong. Dia tersenyum sambil mengusap jenggotnya yang panjang.

"Jangan dipikirkan lagi, Feng sayang. Adik memang sedikit keras kepala. Tapi aku kasihan padanya. Dia memiliki wajah yang jelek, ditakutkan jika..."

"Kau memang gadis yang baik, Manman." Puji Mu Anlong.

"Ah jika begitu, bagaimana kita nikahkan saja Su Luxie dengan kepala keluarga perdana menteri Ang? Bukankah dia mencari selir untuk melahirkan seorang putra?" Usul Su Miaomiao, ibu dari Su Manman.

"Ibu benar. Dengan begitu aku tidak akan takut jika adik tidak bisa menikah."

"Baiklah. Ayah akan berbicara pada bibimu besok dengan rencana pernikahan Su Luxie." Su Taipong_

"Aku akan membantu, jadi bilang padaku jika ada yang perlu dibantu." Mu Anlong_.

^^^To be Continued_^^^