Seorang gadis dengan penampilan yang dekil bernama Aruna Melisha bertunangan dengan seorang pria tampan yang bernama Arseno Arion dan berakhir bersamaan dengan meninggalnya kedua orang tua Aruna. Enam tahun kemudian mereka bertemu kembali dengan keadaan sang gadis yang berbeda.
"Apa hubungan kqmu dengan gadis dekil ini ?" Arion menatap sekretarisnya dengan tatapan menuntut.
Apa yang akan terjadi selanjutnya ? Apakah Aruna ataupun Arion akan berdamai ? Jangan lewatkan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahabbah Cinta Sang Mantan ~ 6
Terdengar suara panggilan dua rakaat dari mesjid, Aruna bergegas bangun untuk melaksanakan kewajibannya. Selesai dua rakaat iapun keluar dari kamar melakukan olah raga ringan sebelum mandi dan sarapan. Aruna tak ingin terlambat ke kantor. Ia sangat menjaga agar tidak bermasalah dengan bosnya sebelum menerima panggilan dari perusahaan lain. Tanpa sepengetahuan nenek Sarah, Aruna diam-diam mengirimkan lamaran pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran.
Selesai berolah raga, Aruna kemudian membersihkan diri dan berpakaian rapi. Dengan memoles make up tipis pada wajahnya lalu mengulas liptint pada bibirnya. Nenek Sarah tersenyum lebar kala melihat cucunya keluar dari kamar.
“Cucu nenek semakin cantik aja. “
“Kan dari dulu udah cantik nek. “ Balas Aruna terkekeh.
“Semoga harimu menyenangkan, sayang. Yuk sarapan nanti telat ke kantor. “ Ajak Nenek Sarah tersenyum lembut kemudian memulai sarapan.
Senyuman nenek Sarah selalu membuat Aruna merasa tenang. Dan hal itu pula yang membuat Aruna langsung pulang ke tanah air setelah menyelesaikan studinya. Enam tahun meninggalkan sang nenek hanya bersama dengan ART membuat Aruna merasa tak tenang. Ingin pulang namun sang nenek melarangnya dan hanya meminta agar menyelesaikan studinya secepat mungkin.
“Nek, Runa berangkat ya.” Pamit Aruna sembari meraih dan mencium punggung tangan sang nenek tercinta.
“Hati-hati di jalan.” Balas nenek Sarah menatap punggung Aruna yang semakin menjauh.
Aruna melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata keluar dari kompleks tempat ia dan neneknya tinggal. Jalanan belum terlalu padat saat Aruna melintasinya. Hingga akhirnya tiba di kantor tepat jam 07.00. Aruna segera melangkah menuju fingerprint untuk mengabsen kemudian melanjutkan langkahnya ke arah lift yang akan membawanya ke lantai empat lalu melanjutkan dengan menaiki tangga menuju lantai lima dimana ruangan direktur dan asistennya dan mejanya sebagai sekretaris berada di depan ruangan direktur.
Tap
Tap
Tap
Terdengar dua pasang langkah kaki memecah kesunyian ruangan tersebut. Aruna mengangkat wajahnya dan berdiri menyambut direktur dan seorang lagi yang Aruna pastikan adalah asistennya, pasalnya sang bos berbicara dan pria tampan itu manut-manut saja.
“Selamat pagi pak ,,,” sapa Aruna sopan
“Dia sekretaris baru menggantikan Elma.” Ucap Arion tanpa membalas sapaan Aruna.
“Melisha ,,,” Aruna mengulurkan tangannya memperkenalkan diri dengan menyebut nama belakangnya.
“Restu ,,,” Keduanya berjabat tangan dan Aruna tersenyum manis pada Restu.
“Mohon bimbingan ke depannya, pak. “ Ucap Aruna masih dengan senyum manisnya yang membuat Restu terpesona.
“Ehemm ,,,” Deheman Arion menyadarkan keduanya dari aksi tatap-tatapan.
“Kalian aku gaji untuk bekerja !” Ujar Arion meninggalkan kedua bawahannya yang saling menatap tak mengerti.
Aruna hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli. Sejak awal bosnya itu memang selalu ketus padanya. Aruna kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda sedangkan Restu mengikuti Arion masuk ke dalam ruangan direktur.
Arion menatap kesal asisten sekaligus sahabatnya. Entah mengapa ia sangat kesal melihat Aruna tersenyum manis pada Restu padahal hak gadis itu untuk tersenyum pada siapa saja. Restu pun bingung melihat Arion tiba-tiba kesal padanya. Apa salah Restu ?
“Kamu suka pada sekretarisku ?”
“Tentu saja, semua pria normal pasti akan menyukai gadis secantik Melisha, apalagi ramah dan murah senyum.” Balas Restu jujur.
“Tapi aku enggak tuh, melihatnya biasa aja. “ Sangkal Arion dingin.
“Berarti bos gak normal dong. Melisha cantiknya diatas rata-rata, seperti gabungan Timur Tengah dan Indonesia. “ Ucapan Restu berhasil membangkitkan sebuah ingatan yang membuat Arion kembali mementahkan ingatannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Gak mungkin. “ Gumam Arion tak sadar.
“Kenapa gak mungkin ? Matanya bening dan hidungnya lancip khas Timur Tengah sedangkan kulitnya kuning langsat khas kulit putih Indonesia.
“Sok tahu loe.” Arion melempar pulpen ke arah Restu.
Restu memilih bekerja dari ruangan Arion daripada di ruangannya sendiri. Sebenarnya hal itu biasa saja karena Restu sudah sering melakukannya daripada harus bolak balik jika bosnya itu ingin menanyakan sesuatu. Namun bagi Arion hal itu terlihat aneh menurutnya. Ingatkan Restu jika bos selalu benar dan nasib bawahan selalu disalahkan.
“Ngapain disini ? Kamu punya ruangan sendiri, kan ?” Arion menatap datar asistennya.
“B aja kali bos. Saban hari kan aku seperti ini. “ Balas Restu santai bagaikan di pinggir pantai berjemur menikmati suasana pantai.
“Bukan karena gadis itu ? Kamu pengen kan menatapnya sampai puas ? Sana sekalian kamu satu meja dengannya. “
“Wahhh ,,, terima kasih sahabatku. Kamu memang sangat pengertian.” Restu mengambil berkas kemudian mendorong kursinya menuju pintu keluar.
Arion melotot tajam menatap punggung asistennya. Arion hanya kesal sehingga berkata seperti itu, ia tak menyangka jika Restu benar-benar akan melakukannya. Restu adalah manusia yang tak pernah memikirkan seorang gadis selama ini dan semua itu hilang seketika hanya dengan satu kali bertemu dengan Melisha. Bagaimana jika setiap hari mereka bertemu ? Arion tak akan membiarkan asistennya jatuh ke dalam perangkap wanita itu.
“Berani keluar, maka kamu tidak akan bertemu dengan gaji plus bonusmu hingga kamu jatuh miskin.” Ucap Arion pelan namun mampu menghentikan langkah Restu.
Aruna mengerutkan alisnya bingung dengan kelakuan Restu. Aruna tak sengaja melihat Restu seketika mematung bagaikan patung pancoran. Aruna segera menghampiri Restu dan membuat Arion semakin geram.
“Pak Restu baik-baik aja, kan ?” Tanya Aruna lembut.
“ A ,,, aku ba ,,, baik. Hanya manusia es di belakangku yang membuatku seperti ini. “ Ucap Restu pelan dan penuh penekanan.
“Perusahaan menggaji kalian bukan untuk bicara !!” Teriak Arion mengejutkan Aruna.
Aruna memiringkan kepalanya agar bisa melihat direktur perusahaan yang suka sekali berteriak. Penglihatannya terlindungi oleh tubuh tegap milik Restu.
“Apa tenggorokannya tidak meradang jika selalu berteriak ? Dasar bos gila.” Dumel Aruna membalikkan badannya lalu berjalan ke mejanya.
Pipi Restu menggembung menahan tawa. Baru kali ini ada yang berani mengatai bosnya seperti itu. Bakalan seru nih karena sepertinya Melisha bukan tipe gadis yang dengan sukarela menerima penindasan Arion.
Restu mengembalikan kursi yang sempat ia dorong hingga mencapai pintu. Tatapan tajam bos sekaligus sahabatnya itu membuatnya semakin ingin menjahili sang bos arogannya.
“Kalau bos tertarik pada Melisha, itu wajar. Asmara antara bos dan sekretaris sudah bukan rahasia lagi. Sebelum asistenmu yang tampan ini mendahului. “ Bisik Restu kemudian berlari secepat kilat meninggalkan Arion yang bersiap melemparnya.
“Jangan bermimpi Restu !!” Teriakan kesal Arion menggelegar hingga terdengar sampai di ruangan restu yang pintunya terbuka lebar.
Kursi Aruna hampir terjungkal ke belakang mendengar teriakan direkturnya. Entah apalagi yang membuatnya kesal. Aruna mengurut da**nya. Selama lamarannya pada perusahaan Wijaya Group belum ada kabar maka ia harus menyiapkan diri untuk mendengar teriakan direkturnya. Aruna sangat berharap perusahaan itu segera memberinya kabar. Sebelum Arion menyadari siapa dirinya. Terkadang Aruna pun bingung dengan Arion yang melupakannya hanya dalam kurun waktu enam tahun. Mungkin karena banyaknya wanita dalam kehidupan pria itu sehingga dengan mudahnya melupakan dirinya. Mereka berdua memang bertunangan karena permintaan kakek Ramdhan jadi wajar saja jika Arion sudah lupa. Lagipula mereka hanya bertemu sekali.
🌺🌺🌺🌺
SELAMAT PAGI READERS KESAYANGAN.
JANGAN BOSAN JIKA OTHOR MENYAPA, YAK ,,,
SEPERTI BIASA DUKUNGANNYA SANGAT BERARTI BAGI OTHOR.
LOVE YOU SEKEBON CABE 🤗🤗