"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26-Rahasia di balik kotak perhiasan
Luo Yi bergegas masuk ke dalam kamarnya, ruangan itu seakan seperti kapal pecah. Semua barang berserakan, pakaian, perhiasan bahkan ranjangnya pun acak-acakan.
Tangannya mengepal kuat, matanya menyipit tajam menatap Hui.
"Apa yang terjadi, Hui? mengapa Mei Na berani melakukan ini! " Ucapnya tegas.
"Saya juga tidak mengerti, Nona. Nona Mei Na tiba-tiba datang, meminta Jia Li untuk mengobrak-abrik semuanya, sepertinya mereka sedang mencari sesuatu. " jelasnya, "Namun saat mereka tidak menemukannya... mereka pergi begitu saja. "
Luo Yi tetap tenang namun tatapannya tajam."Apa yang sedang mereka cari sebenarnya, menarik... " Luo Yi menyunggingkan bibirnya.
"Biarkan saja, selama mereka tidak menyakiti kita. Sekarang lebih baik kamu rapikan semuanya, aku akan membantumu. " Ujar Luo Yi, ia mengambil beberapa pakaian di lantai.
Luo Yi membantu Hui merapikan kamarnya.
.
.
"Bagaimana ini Nona... benda itu tidak ada padanya, "Ucap Jia Li.
Mei Na mendengus kesal, hatinya sangat kesal.
"Sialan... di mana dia menyimpannya. Bagaimanapun caranya kita harus bisa menemukannya!" Katanya datar. "Terus awasi Luo Yi, jangan sampai terlewat sedikitpun.
"Baik, Nona. "
Mereka kembali ke kediaman pangeran Jian Ming dengan perasaan kecewa.
"Nona, akankah Anda pulang bersama, pangeran? kita harus pulang ke kediaman Jendral untuk memberikan salam setelah Anda menikah."
Sudut bibir Mei Na terangkat membentuk senyum tipis, penuh arti. "Tentu saja, aku harus pulang, akan ku tunjukkan kepada Luo Yi...jika Jian Ming adalah milikku. " Suaranya berdesir, kepercayaan diri membuncah. "Dan kita akan permalukannya, dia tidak akan pulang bersama pangeran Xiao Ming, lagi pula aku dengar pangeran Xiao Ming sangat membenci keramian."
Mei Na berlalu, langkahnya anggun dan penuh keyakinan. Senyumnya merekah, tatapannya jauh ke depan.
Sementara di tempat lain, Xiao Ming yang baru saja tiba tak sengaja berpapasan dengan Jian Ming.
"Xiao Ming... "Panggil Jian Ming, ia menghentikan langkahnya tepat di hadapan Xiao Ming.
Xiao Ming tetap tenang namun tatapannya menusuk.
Jian Ming tersenyum tipis. " Kamu tidak pernah berubah, tatapanmu masih tetap sama. "
"Jangan berbasa-basi... katakan! apa yang kau inginkan. "
"Santai sajalah, aku hanya ingin mengatakan... jagakan Luo Yi untukku. Kamu pasti tau jika istrimu itu sangat tergila-gila padaku. Saat nanti aku menjadi putra mahkota, aku akan mengambilnya kembali... "
"Ha... ha... "Tawa Xiao Ming menggema di halaman istana.
Jian Ming membuang nafas kasar. " Apa yang kamu tertawakan, Xiao Ming? "
"Tentu saja aku menertawakanmu, kamu sangat lucu... "
Tanpa menjelaskan apapun Xiao Ming berlalu bersama Jin Ling meninggalkan Jian Ming yang masih merasa kesal dengan sikap adiknya itu.
Namun senyumnya langsung redup, langkah Xiao Ming di percepat, badai emosi mulai mengusai dirinya. Saat melihat Jian Ming, entah mengapa ia teringat kembali akan masa lalu yang menyakitkan.
Ia membuka paksa pintu kamar Luo Yi, tubunya terhuyung. Jin Ling mencoba membantu, namun Xiao Ming menepisnya kasar. Melihat keadaan Xiao Ming, Luo Yi bergegas menghampirinya. Ia tampak khawatir melihat kondisi Xiao Ming yang lemah.
Sambil tertatih Luo Yi membantu Xiao Ming ke atas ranjang, "Hui...ambilkan ramuan yang aku buat. " Pintanya.
Dengan terburu-buru Hui berlari mengambil ramuan itu, ia kembali dengan ramuan obat di tangannya, di berikannya pada Luo Yi.
Luo Yi dan Jin Ling membantu Xiao Ming untuk duduk, matanya merah kedua tangannya mengepal kuat, nafasnya pun tak beraturan.
Setelah meminum ramuan, amarahnya mereda.
"Bagus… kau melakukannya dengan baik," kata Luo Yi.
Xiao Ming mendongak, matanya berkaca-kaca, bibirnya manyun.
Luo Yi tertawa, menutup mulutnya agar Xiao Ming tak marah. "Gemes sekali… ekspresinya seperti anak kucing minta dielus-elus."
Jin Ling dan Hui ikut menahan tawa.
Luo Yi memperhatikan wajah Xiao Ming.
Xiao Ming mendekat, menangkup pipi Luo Yi.
Jin Ling menarik Hui , keluar dari dalam kamar.
"Apa yang kau lakukan?"kata Luo Yi.
Luo Yi curiga, mencium aroma mangkuk yang dibawa Hui.
"Ini arak! Astaga, Hui… bagaimana bisa kau salah?" Ia meletakkan mangkuk itu.
Luo Yi mencoba menghindari Xiao Ming, tapi Xiao Ming menahannya.
"Jangan bergerak!" Sentak Xiao Ming, tapi dengan ekspresi menggemaskan.
Tatapan Xiao Ming redup. "Jangan tinggalkan aku… jika kau pergi… aku akan sendirian, kesepian."
Air mata Xiao Ming jatuh. Luo Yi mengusapnya lembut.
"Aku tidak akan kemana-mana, aku akan di sini bersamamu. "
Tiba-tiba Xiao Ming memeluk erat tubuh Luo Yi, ia mencium aroma tubuh Luo Yi , matanya terpejam sesaat Xiao Ming merasa tenang.
Luo Yi membalas pelukan itu, di usapnya lembut punggung Xiao Ming.
"Andaikan sikapmu selalu seperti ini, aku pasti sangat senang, namun saat kamu sadar kadang kamu sangat menyebalkan. "Gumam Luo Yi.
Ia melirik ke arah Xiao Ming namun matanya terpejam. "Dia tertidur? " Luo Yi menggeleng pelan.
Di baringkannya perlahan, ia menyelimuti tubuh Xiao Ming dengan hati-hati. Di tatapnya sekilas seblum Luo Yi pergi meninggalkannya.
Luo Yi melangkah keluar kamar, Ia menatap Jin Ling. "Jin Ling, pangeran tengah tertidur, jika dia sadar minta dia untuk meminum obat yang aku siapkan di meja. Aku dan Hui akan kembali ke rumah ayahku, aku harus memberi salam ke ayah... "
"Tapi Putri, bukankah lebih baik tunggu sampai pangeran sadar, apa kata jendral jika Putri tidak kembali bersama pangeran. "
"Tidak apa, lagi pula pangeran tidak akan mau pergi bersamaku. " Ungkap Luo Yi.
Tatapan Luo Yi beralir ke Hui. "Hui... semua sudah siap kan, ayo kita berangkat. "
Hui mengambil beberapa barang yang sudah mereka siapkan, barang itu akan di berikan pada jendral sebagai hadiah.
Luo Yi dan Hui segera melangkah meninggalkan tempat itu. Jin Ling hanya bisa terpaku menatap kepergian Luo Yi. Jin Ling bergegas mesuk ke dalam kamar untuk melihat keadaan Xiao Ming.
Di dalam kereta kuda Luo Yi mengetuk kening Hui Pelan.
"Auuu.. " Rintih Hui. "Nona ada, apa? "
Luo Yi tersenyum. "Dasar ceroboh... kamu hampir aja melakukan kesalahan besar. "
Mata Hui melotot. "Kesalahan apa, Nona? " Ia terlihat panik.
"Aku menyuruhmu memberikan obat penenang untuk pangeran, bukannya arak... Hui. " Ia menggeleng pelan.
"Apa? arak... " Hui menutup mulutnya erat, ia meringis. "Maaf Nona, mungkin aku salah mengambilnya. "
"Iya... lain kali lebih teliti ya. "
Hui mengangguk cepat.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai, gerbang kediaman Luo terlihat dari kejauhan. Kuda mulai melambat, kereta berhenti, Hui membantu Luo Yi untuk turun.
Langkahnya tertenti saat melihat kereta kuda lain di depannya, "Apa mungkin ini kereta kuda milik Mei Na. " Batinnya.
Dengan langkah tenang Luo Yi masuk ke kediaman, saat sampai di aula utama ia melihat banyak kotak hadiah. Dengan tatapan tenang Luo Yi masuk dalam aula.
Senyumnya mereka tat kala melihat jendral Luo Zhi.
"Ayah... " Ucapnya, ia segera menghampiri ayahnya dan memeluknya.
Jendral Luo Zhi terkesiap melihat wajah putrinya yang kini sudah kembali mulus seperti dulu. Ia membalas pelukan Luo Yi, mendekapnya dalam pelukan.
Jian Ming yang sedang menyesap teh hanya tersenyum tipis, Mei Na yang melihat itu langsung mendengus kesal, ia mengeratkan gigi melirik ke arah Luo Yi.
"Wajahmu sudah kembali seperti dulu, bagaimana bisa? " Tanya jendral Luo Zhi.
Luo Yi tersenyum. "Iya ayah, akhirnya luka di wajahku bisa sembuh juga. Semua ini berkat kerja kerasku, aku mencoba semua ramuan untuk mengobatinya. "
"Baguslah, ayah ikut senang melihatnya. Putriku sudah kembali cantik lagi. " Jendral Luo Zhi menggenggam erat kedua tangan Luo Yi.
Mei Na menautkan kedua tangannya, meremasnya kuat. Ia terlihat sangat kesal.
"Kakak, di mana suamimu... bukankah seharusnya kamu kembali, bersamanya? sungguh tidak sopan jika kakak kembali sendiri tanpa pangeran Xiao Ming. " Ucapnya dengan nada datar sedikit mengejek.
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘