NovelToon NovelToon
Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: heyyo

Sudah dua bulan sejak pernikahan kami. Dan selama itu, dia—lelaki itu—tak pernah sekalipun menyentuhku. Seolah aku tak pernah benar-benar ada di rumah ini. Aku tak tahu apa yang salah. Dia tak menjawab saat kutanya, tak menyentuh sarapan yang kubuat. Yang kutahu hanya satu—dia kosong dan Kesepian. Seperti gelas yang pecah dan tak pernah bisa utuh lagi. Nadira dijodohkan dengan Dewa Dirgantara, pria tiga puluh tahun, anak tunggal dari keluarga Dirgantara. Pernikahan mereka tak pernah dipaksakan. Tak ada penolakan. Namun diam-diam, Nadira menyadari ada sesuatu yang hilang dari dalam diri Dewa—sesuatu yang tak bisa ia lawan, dan tak bisa Nadira tembus. Sesuatu yang membuatnya tak pernah benar-benar hadir, bahkan ketika berdiri di hadapannya. Dan mungkin… itulah alasan mengapa Dewa tak pernah menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heyyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Menyedihkan, Nadira

Pada akhirnya waktu berjalan. Malam itu aku sudah mematikan lampu kamar, hanya ada penerangan dari cahaya lampu diatas meja sebelah ranjang. Aku bergegas menarik selimut, saat tiba tiba aku mendengar suara ketukan pintu beberapa kali.

"Boleh aku masuk?" Suara Dewa terdengar tenang dari balik pintu.

Dengan cepat aku turun dari ranjang dan membukakan pintu untuk Dewa, mungkin. Ini hanya angan angan ku saja, mungkin Dewa akan tidur bersamaku malam ini.

Aku membuka pintu dan mendapati Dewa yang menunduk, menarik napas panjang lalu menatapku sebentar sebelum berkata.

"Di mana kau ingin duduk tadi?"

Aku menatapnya, sedikit heran, namun aku tetap menjawab dengan jujur. "Tadi aku ingin duduk minum teh di sebuah kafe kecil."

Dewa kembali memandangi ku, seolah menunggu aku kembali berbicara, tapi sungguh hanya kalimat itu yang ada pada saat ini.

"Itu saja?" Tanya nya memastikan.

Aku mengangguk pelan, tapi sedikit ragu. Dewa terdiam sejenak, lalu mengangguk kecil.

"Baiklah." katanya.

Lalu dia pergi begitu saja, meninggalkan aku didepan pintu kamar, saat itu aku mulai menerka nerka. Apakah besok Dewa akan mengizinkan aku pergi? Atau mungkin lebih baik, dia mengajak aku pergi bersama untuk pertama kalinya? Aku tersipu malu dengan khayalanku sendiri, perlahan aku menutup pintu dan tersenyum tipis. Setidaknya dia sudah mulai mengajakku berbicara lebih dulu.

......................

Keesokan paginya aku bangun pukul sembilan, dengan masih menggunakan baju tidurku aku turun kebawah,Dewa sudah pasti pergi bekerja pukul tujuh tadi. Kulihat juga rumah sudah rapi dan bersih, sepertinya mbak yang menggantikan mbak yuni sudah bekerja.

Aku berjalan melewati ruang tamu hendak menuju dapur, tapi aku mendengar suara yang sangat ramai disana, Suara seseorang, tidak, Beberapa orang di halaman luar, Sedang melakukan sesuatu.

Tanpa ragu aku keluar dan mendapati ada beberapa tukang bangunan menggenakan helm kuning dan satu truk besar bersama beberapa orang sedang menurunkan material semen dan kayu ke halaman depan.

Ada seorang lelaki tua,berkumis, berdiri sendiri di sana sambil memegang beberapa kertas, mungkin sebuah kertas sketsa, aku menghampirinya.

"Maaf, pak....ini mau membangun apa ya?" Tanyaku mendekat.

"Mini kafe buk,katanya buat tempat duduk santai" Jawab lelaki itu sambil tersenyum ramah.

Aku terdiam.Mataku menatap sekeliling, jantungku berdebar...ini bukan mimpi,kan?

"Oh ya buk," Ucap lelaki itu sambil membolak balikkan kertas sketsa yang digenggamnya, "Kata tuan muda, untuk warna catnya, isi interior, dan bentuk meja,— biar ibuk yang menentukan."

Aku menoleh cepat, mendengarnya mengatakan itu membuat mataku sedikit membelalak. "Dia?...bilang begitu?" Tanyaku ragu memastikan sekali lagi.

Lelaki itu mengangguk."Iya beliau cuma kasih gambaran umum bangunannya saja, kata Tuan muda :'Saya cuma mau dia punya tempat buat diam, duduk, sambil minum teh, dan melakukan apalah itu saya tidak tau, biarkan dia yang mengatur tempatnya mau seperti apa.'"

Tenggorokanku tercekat,

Aku mundur selangkah, berdiri disebelah pilar depan rumah, Rasanya sulit bernapas, bukan karena terkejut, tapi dada ini rasanya tiba tiba penuh....

Dewa...

Ini caramu berbicara,ya?

Bukannya mengetuk pintu dan berkata "maaf", tetapi membangun tempat agar aku tau...meskipun diam kau memperhatikanku,...

Pikirku saat itu, membuat hatiku untuk sejenak merasakan hangat dan ketenangan.

......................

Malam itu aku di dapur, menyiapkan makan malam untuk Dewa, besar harapanku dia akan duduk di meja makan ini untuk makan bersama denganku, setelah apa yang dia lakukan tadi pagi.

Aku mendengar suara mobil yang berhenti tepat didepan rumah, aku sudah menduga Dewa akan pulang, dengan sigap aku berjalan ke ruang tamu menyambutnya.

Dewa, dengan langkah kaki yang panjang, masuk ke rumah tanpa basa basi, melepas jas dan dasi lalu melemparkannya ke atas sofa, dia melirikku sedikit. Lalu pura pura tidak melihatku.

"Dewa...," Panggilku hati hati.

Dia menoleh ke arahku sebentar, lalu kembali memalingkan wajahnya kedepan, Seperti biasa berusaha untuk tidak melihatku. Dia sibuk mengeluarkan handphone dari saku celananya.

"Terima kasih..." Ucapku tersenyum. "Untuk kafe nya" sambungku memperjelas agar Dewa tau bahwa aku benar benar senang saat dia memutuskan untuk membangun sebuah kafe.

Lagi lagi Dewa tidak merespon, dia sibuk menyalakan televisi dan memilih film yang akan dia tonton, dia mengabaikan ku, tapi itu tidak membuatku berhenti untuk berusaha menunjukkan rasa bahagia dan terima kasihku.

"Oh iya," Sambungku, dia tidak menoleh. "Aku sudah masak makan malam, aku siapin ya?...kamu mau langsung makan atau mandi dulu?" Tanyaku dengan nada lembut, pengertian dan masih tersenyum. Setidaknya jika aku bersikap manis kepadanya dia akan luluh sedikit—pikirku.

"Aku tidak lapar." Jawabnya singkat.

"Mandi saja dulu...nanti kalau sudah lapar kita bisa...

Dewa melepaskan remot di tangannya dan berbalik badan menatapku dengan wajah serius.

"Dengar, Nadira..." Katanya tenang dan dalam. "Jika kamu memasak untukku karena berpikir, aku peduli pada kafe itu, Kamu salah."

Aku terdiam untuk beberapa saat, mendengar hal itu tentu sedikit mengenai hatiku, tapi aku tetap berusaha mengerti.

"Berarti...bukan karena kamu peduli padaku?" Suaraku pelan.

"Jangan terlalu memaknai semuanya,Nadira...Aku hanya tidak ingin melihat istriku membuat drama baru setiap minggu." Dia melepas beberapa kancing kancing kemeja nya, menatap aku yang sedang menunduk.

Ucapannya benar, aku terlalu cepat memaknai sesuatu, Tapi bukankah itu bagus? Aku mengira dia peduli padaku membuatku bahagia untuk beberapa saat, lalu dia pulang, menjatuhkan lebih banyak bom ke dalam hatiku.

Dia menambahkan, dengan nada tenang namun menusuk. "Wajahmu saat sedih....terlalu berisik, aku hanya ingin ketenangan, Nadira."

Aku menunduk, menggenggam kain baju tidurku erat erat.

Dewa menatapku sejenak, soalah ingin menambahkan sesuatu, tapi akhirnya dia berbalik, berjalan ke arah tangga. "Aku mau mandi. Di kamar bawah."

Aku hanya mematung, menatap kepergiannya lalu kembali menoleh ke meja makan didekat Dapur, Dua piring, dua gelas, dan harapan kecil yang aku susun diam diam... Menyedihkan Nadira.

1
Dian Rahmawati
kamu rasain dewa ,kekosongan hati mu
Safrudin Suekko
up lagi kak
Dian Rahmawati
dewa maka nya jgn egois
Dian Rahmawati
ayok mama dewa kasih pencerahaan buat si dewa
Dian Rahmawati
hans manipulatif
Dian Rahmawati
aku tarik kembali ucapan hans baik ternyata dia dalang pertengkaran dewa dan nadira
.hans bayar laki2 tmn SMA itu
Dian Rahmawati
nadira terlalu baik untuk si dewa
Dian Rahmawati
hans selalu ada buat nadira
Safrudin Suekko
👍👍👍👍👍👍
puputte.
Hallo, gak jadi update besok, jadinya malam ini...Sebenarnya hati keciel ku masih terluka,tapi ternyata dengerin musik galau sama stalking ig nya juga bikin aku makin terluka, jadi yaudah deh, aku update aja malam ini, enjoy yaaa🩷🩷🩷 guys ini serius aku nulis novel ini karena patah hati loh🥺😔
puputte.
hi guys, jadi author lagi patah hati malam ini, besok mimin update yaa... kalo patah hati malamnya mimin gak update, siang aja. kalo udah sembuh hatinya mimin update siang sma malam🩷 enjoy
Dian Rahmawati
salah paham kau dewa
Dian Rahmawati
dewa egois
Dian Rahmawati
dewa buat sebel
Dian Rahmawati
kasian nadira
Dian Rahmawati
udh ada kemajuan nih
Dian Rahmawati
cie dewa udh mulai sdkit cemburu nih
Dian Rahmawati
wah Hans suka sama Nadira
Dian Rahmawati
jadi penasaran
Dian Rahmawati
awal yang baik Nadira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!