Pesta pernikahan telah usai, disebuah kamar hotel Presidential suite room yang telah disulap menjadi kamar pengantin yang indah dan megah ternyata tak membuat kedua pengantin baru itu bahagia.
" Ku harap kau tak pernah menampakkan wajah buruk rupamu itu dihadapan ku" ucap laki laki yang telah berstatus menjadi suaminya.
" Pernikahan ini hanya paksaan dari ibuku saja. Karena aku telah memiliki kekasih yang sangat aku cintai, dan aku akan menikahinya. Ku harap kau paham akan posisimu.
Mari kita jalani kehidupan kita seperti orang asing tanpa ikut campur urusan pribadi masing-masing" ucapnya lagi sambil memunggungi istrinya.
Danira meremas gaun pengantinnya sambil menangis dalam diam mendengar setiap kata yang dilontarkan dari mulut suaminya.
" Baik lah, jika itu keinginan anda. Semoga Allah mengampuni setiap ucapan yang anda berikan kepada saya" jawab Danira dengan lantang kepada suaminya.
Bagaimana akhir dari perjalanan rumah tangga mereka?
Akankah berakhir bahagia atau sebaliknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Kane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Sofia & David
Keringat dingin sudah membasahi tubuh, rasa takut makin menjadi, detakan jantung yang kencang seakan bisa didengar oleh orang sekitar.
Syok sudah pasti, bagaimana tidak terkejut, mereka melihat dengan mata kepalanya sendiri kejadian tragis yang menimpa keluarga tetangga barunya itu. Belum juga genap satu hari mereka pindah ke rumah baru, mereka sudah disuguhkan dengan kejadian yang tak terduga.
Rasanya Sofia ingin lari, tapi kemana !! dia takut.. sangat takut, rasanya untuk berdiri saja kakinya sangat lemas. Sofia masih duduk pinggir tempat tidur sambil dipeluk oleh suaminya.
" Apakah ini mimpi ?". Sofia mulai mengeluarkan suaranya dengan gemetar.
David yang mendengar itu langsung mengeratkan pelukan kepada sang istri, bermaksud untuk memberikan ketenangan.
"David,...kau melihatnya juga kan ?". tanya Sofia lagi memastikan bahwa yang dia lihat nyata adanya.
David hanya diam, dia hanya terus memberikan usapan lembut dipunggung Sofia. Dia juga bingung apa yang harus dia lakukan.
Takut !!! sudah pasti, Siapa yang tidak takut melihat sekelompok laki-laki mengenakan jaket hitam, topi dan wajah yang ditutupi masker dengan warna yang sama, apalagi mereka memegang senjata api yang sewaktu-waktu bisa mengeluarkan timah-timah panas yang bisa bersarang di kepala mereka.
" David....Jangan diam saja lakukan sesuatu." kesal Sofia melihat suaminya hanya diam sambil memeluknya saja.
David masih bergeming, di kepalanya masih berputar memikirkan apa yang harus dia lakukan.
" Bagaimana jika orang-orang itu tahu kita melihat kejadian itu ?, Bagaimana keadaan Shena dan keluarganya?, kenapa mereka membunuh keluarga Shena dengan cara sadis ?. Apa yang harus kita lakukan ?." tanyanya bertubi-tubi kepada David.
Namun yang ditanya hanya diam bak patung yang tak bernyawa.
" David,... jangan diam saja." bentak Sofia mulai kesal karena sang suami hanya diam seribu bahasa.
David yang mendapatkan bentak kan dari sofia, seketika tersadar dari lamunannya.
" Sepertinya mereka tidak melihat kita, dan orang-orang itu tidak tahu kalau kita disini." ujar David meyakinkan Sofia.
"Apa kau yakin ?." tanyanya lagi memastikan.
David hanya menganggukkan kepalanya.
Benar saja, orang-orang itu memang tidak menyadari ada orang lain disana, karena saat David menyusul istrinya ke kamar, Dia lupa untuk menyalakan semua lampu dirumah itu sehingga rumah mereka gelap, masih seperti rumah kosong tanpa penghuni, hanya lampu kamar saja yang menyala itupun lampu tidur.
Sehingga sangat menguntungkan bagi para penjahat itu untuk meluncurkan rencananya, apalagi Rumah keluarga Shena tempatnya paling ujung perumahan yang disampingnya terdapat Danau buatan keluarga mereka.
Sedangkan Dua rumah bagian depan masih kosong tanpa penghuni karena pemiliknya hanya sesekali saja datang melihat rumah itu.
Hujan yang cukup deras, makin mendukung kejahatan itu berlangsung.
" Sebaiknya kita lapor Polisi saja.?" usul Sofia.
David melihat istrinya " Iya,...kau benar, sebentar aku akan menghubungi kantor polisi dulu." jawabnya sambil mengambil ponsel dari saku celananya.
Sesaat ponsel itu sudah terhubung ke pihak yang dituju " Hallo, selamat malam, Ada yang bisa kami ban......." Terdengar suara dari seberang sana, Tapi tiba-tiba sambungan itu terputus.
" Aahh...sial!! ". umpat David kesal.
" Kenapa ?". tanya Sofia penasaran.
" Ponselku mati ". Jawabnya singkat.
" Coba pakai ponselku saja ." Sofia mengambil ponsel dari saku jaketnya, dan menyerahkan benda pipih itu kepada David. Namun hasilnya sama saja ponsel Sofia juga mati.
Aahh.. sungguh sial, kenapa Ponsel mereka sama-sama mati dalam keadaan genting seperti ini.
Mereka benar-benar bingung harus melakukan apa, karena kesibukan mereka sedari Pagi sehingga lupa mengisi daya handphonenya.
David masih saja menggerutu sambil mondar-mandir bak setrikaan yang belum panas.
Melihat itu, Sofia langsung berlari kearah tasnya yang ada diatas nakas mengambil charger dan menghubungkan ke handphonenya, sambil menunggu daya ponsel itu terisi mereka berinisiatif untuk melihat lagi situasi yang terjadi disana.
David membukakan sedikit tirai jendela itu, diikuti oleh Sofia yang ada dibawah David sambil menunduk.
Betapa buruknya pemandangan yang mereka lihat, tubuh para penjaga dan pelayan keluarga Shena sudah tergeletak bersimbah darah dilantai marmer yang sudah berubah warna.
David mencoba untuk melihat yang terjadi di bagian dalam rumah, tapi pandangannya terhalang oleh tembok pembatas antara ruang keluarga dan teras belakang rumah itu, samar-samar terlihat seorang wanita paru baya, yang diyakini David jika itu adalah Bu Inggit yang tangannya terikat kebelakang punggung, dipaksa berdiri oleh seorang laki-laki bertubuh besar, sepertinya laki-laki itu menanyakan sesuatu tapi David tidak bisa mendengar percakapan mereka, karena jarak yang cukup jauh ditambah lagi suara hujan yang cukup deras membuat mereka tak bisa mendengarkan apapun.
Seketika mata David mem bola melihat laki-laki itu mengangkat tangannya yang memegang senjata api, lalu mengarahkan pistol itu tepat di kepala wanita itu. Dan
DDDOOORRRR**
suara tembakan itu menggema lagi, seketika tubuh wanita itu terhempas begitu saja tanpa ada yang menahan beradu dengan lantai tempatnya berdiri.
Sofia yang juga melihat kejadian itu, refleks berteriak, sontak saja itu membuat para lelaki berbaju hitam menoleh mencari asal suara.
Untungnya David dengan sigap membekap mulut sang istri menariknya masuk kedalam kamar mereka.
Jika para penjahat itu melihat mereka, entah apa yang akan mereka alami, mungkin saja mereka akan senasib dengan tetangganya, yang telah berpindah ke dunia lain.
" Kau jangan berteriak ?." ucap David panik.
" Aku....aku sangat takut David, itu...itu ..pasti Bu Inggit yang mereka bunuh ". Jawabnya dengan suara terbata-bata. Tubuhnya kembali gemetar.
"Aku juga berfikir seperti itu, tapi kau jangan berteriak, bila mereka tau kita ada disini, mereka juga akan menangkap dan membunuh kita!!!. Apa kau mau ?." ujarnya geram sekaligus kesal pada sang istri.
Sofia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, mana mau dia mati konyol seperti itu.
Apalagi dia ingat kalau dia sedang mengandung, dia ingin melahirkan dan membesarkan anaknya hinga dewasa,
lalu mati dalam keadaan wajar bukan mati terbunuh seperti itu.
" Ya sudah, kamu tunggu disini saja, biar aku yang melihat lagi keluar." ujar David lagi pada Sofia.
Sofia langsung menarik tangan suaminya.
" Tidak, aku mau ikut.!! aku juga ingin melihat, aku janji aku tidak akan seperti tadi lagi." ujarnya meyakinkan David.
David menghela nafasnya dengan kasar.
lalu langsung membawa Sofia berjalan bersamanya.
Sesaat mereka masih mematung dibalik jendela melihat situasi makin mencekam, tiba-tiba mata Sofia tertuju pada sosok wanita yang mengendap-endap keluar dari balik pohon mangga seperti ada jalan rahasia yang dikelilingi banyak tanaman pagar Asoka Jawa yang rapat.
Sofia menyipitkan matanya, mempertajam penglihatan untuk melihat siapa sosok itu.
Dan betapa terkejutnya melihat siapa wanita itu.
"David lihat kebawah, itu....itu... itu Shena." ucap Sofia pada David dengan nada sedikit berbisik.
David langsung melihat kearah yang ditunjuk sang istri, dan benar itu adalah Shena.
Pasangan suami istri itu saling bertatapan, per sekian detik mereka bergerak sedikit berlari untuk menuju pintu.
Namun saat ingin membuka pintu kamar David menghentikan langkahnya dan melihat kearah Sofia. Sofia yang melihat suaminya tiba-tiba berhenti sontak Sanja menjadi bingung.
"Ada apa, kenapa kau tiba-tiba berhenti, ayo kita harus cepat sebelum para penjahat itu menemukan Shen." ujarnya sambil melihat suaminya yang masih diam didepannya.
" Lebih baik kau tunggu saja disini, biar aku saja yang menolongnya." ucapnya kepada Sofia.
"Tidak, aku tidak mau tinggal sendirian disini, aku juga ingin membantunya." tolak Sofia kesal.
David melihat dan memegang kedua pundak istrinya. "Dengarkan aku, ini sangat berbahaya. Aku tidak mau membahayakan mu dan calon anak kita. Tolong mengertilah." ujarnya lagi dengan nada selembut mungkin sambil mengelus perut rata istrinya.
Sofia yang mendengarkan permohonan suaminya langsung saja mengangguk, dia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk mereka berdebat, apa lagi ini juga demi dirinya dan juga calon anak mereka. Sofia tidak boleh mengabaikan keselamatan calon anaknya.
David melepaskan tangannya dari pundak Sofia, dan langsung membuka pintu berlari menuju pintu belakang rumahnya.
......................
...Bersambung.......
Assalamualaikum Kakak-kakak semuanya.
Terima kasih banyak bagi yang sudah mampir untuk membaca karyaku 🙏
Mohon tinggalkan cintanya buat Author dong, dalam bentuk Like & Komentarnya.
Supaya Author makin semangat buat ceritanya...💪
See you
Saranghae❤️
Ayo donk up date thor sayaanggg,
ditunggu...
Hehehe,, peace thor /Pray/
Abisnya karya orhor actionnya seru plus kocaknya banget..
Pokoknya lap yu thor, sehat selalu & semangat terus berkarya ya..
Mami & anak kembarnya sama2 random....
Lanjuuttt thor...
Se waktu2 ada yg mencurigakan bs langsung di ambil tindakan preventif..
tapi aku sukaaaa...
Kau akan tau siapa & belangnya stevani sebenar2nys..
Selama kita (sbagai istri) tdk melakukan hal2 diluar batas kewajiban sbgai istri.
Good job othor, aku setuju banget tuk karakter danira..
Mulai tersambung benang merah pemeran2nya..