Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Memilih diam
Ketika suaminya menatap dirinya dengan tatapan yang susah diartikan, Tika hanya santai saja dan kemudian berkata,"Saya habis dari Grand marcket."
"Ayah ...." panggil Chika, saat dirinya sudah keluar dari dalam mobil lalu berjalan menghampiri Chandra.
"Kamu habis dimana sayang?" tanya Chandra, kemudian mengendong Chika dan kini ada di pangkuannya.
"Habis beli eskrim, sama keperluan yang lain Yah," jawab Chika sambil menatap Ayahnya.
"Oh gitu ya."
Tiba-tiba datang Ibu mertua Tika dengan adik iparnya, berjalan menghampiri Tika dan mereka berkata dengan menyindir Tika,"Aduh enak banget ya, habis belanja. Eh dengarin ya Tika, zaman sekarang tuh lagi padahal mahal. Kamu seharusnya bisa ngirit uang dong jangan menghambur-hamburkan uang," ucap Bu Lena sambil menatap sinis Tika.
"Iya benar apa kata Ibu tuh dengerin! Jangan mentang-mentang kakakku kerja terus kamu dengan mudahnya menghabiskan uang pemberian kakakku. Kamu pikir, kakakku kerja tidak cape apa hem," Lisa ikut menimpali.
Tika pun hanya diam saja tanpa membalas perkataan Ibu dan adik iparnya. Lalu berjalan menghampiri anaknya. Tika lebih memilih diam dari pada harus meladeni Bu Lena dan Lisa yang pasti orangnya tidak akan mau kalah, selalu pingin menang sendiri.
"Ayo sayang, kita masuk ke dalam rumah," ucap Tika tangannya sambil memangku Chika dari Chandra.
"Iya Bu," jawab Chika yang kini sudah berada di pangkuannya.
Tika pun dengan segera membawa masuk Chika ke dalam rumah.
"Itu orang benar-benar kurang ajar ya, dia berjalan melewati Ibu begitu saja. Chandra, lihatlah istrimu itu tidak punya ahlak sekali," gerutu Bu Lena merasa kesal terhadap Tika.
"Sudahlah Bu, lagian ini salah Ibu juga berbicara sembarangan kepada dia!" ucap Chandra sambil menatap Ibunya.
"Loh emangnya salah ya, dengan perkataan ibu tadi hah? Ibu cuma menasehati Tika saja untuk tidak boros dalam keuangan! Lagian, kenapa sih kamu harus membela istrimu itu hem?" tanya Bu Lena sambil menatap tajam putranya, "Emang Ibu akui memang salah, Ibu dimatamu memang selalu salah dan tidak pernah benar! Makanya kalau Ibu berbuat apa-apa terhadap Tika seolah-olah Ibu menyakiti dia, padahal itu demi kebaikan istrimu, Chandra!" Bentak Bu Lena.
"Bu, Chandra tidak ber-" ucapan Chandra menggantung di udara, saat Ibunya memotong pembicaraan Chandra.
"Sudahlah, Ibu tidak mau mendengar penjelasan kamu lagi! Asal kamu tahu ya, hati Ibu sakit Chandra," ucap Bu Lena sambil berlalu dari hadapan Chandra dan pergi ke dalam rumah.
"Aku benar-benar kecewa sama kakak. Kakak dengarkan, ucapan Ibu tadi apa? Kakak itu di lahirkan dari rahim Ibu, tapi kenapa kakak menyakiti hati Ibu? Kenapa kak! Lisa sangat benci kakak." Lisa sambil pergi meninggalkan Chandra, lalu berjalan mengejar Ibunya.
Arrghh .... teriak Chandra merasa pusing dengan masalah yang di hadapinya sekarang.
'Ini semua gara-gara Tika! Andai saja dia tidak pergi berbelanja, pasti tidak akan terjadi seperti ini.' Arrghh... teriak Chandra sambil mengepalkan kedua tangannya lalu berjalan masuk ke dalam rumah.
Di dalam kamar, kini Tika sedang berdiri di dekat jendela. Pandangannya sambil menatap keluar dan sambil merenungkan kehidupan rumah tangganya yang sekarang.
'Aku tahu, Engkau sedang mengujiku ya Allah. Dan aku yakin, engkau tidak akan menguji seorang hamba melebihi kemampuannya. Semoga saja, ujianku cepat berlalu. Jujur aku lelah menghadapi mereka! Aku juga tidak tahu, kenapa Ibu mertuaku sangat membenciku? Apa salah aku kepada mereka.' gumam Tika dalam hati, tiba-tiba airmatanya menetes begitu saja membasahi pipinya.
Bersambung ....
*kasih dukungan dengan like dan komentarnya ya kak. Terima kasih.