NovelToon NovelToon
Hidden Rich Twins

Hidden Rich Twins

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas dendam. / Perubahan Hidup / Peningkatan diri -peningkatan kemmapuan
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Cahyaning fitri

No boomlike, baca pelan-pelan. Anak kecil di harap menyingkir....

IG : Abiyu686


Halwa Callista adalah seorang wanita muda, memiliki paras yang sangat cantik dan memiliki sejuta kemampuan. Dia adalah seorang pengusaha wanita di Belanda. Dia terpaksa menyembunyikan identitasnya karena ingin mengungkapkan sebuah rencana pembunuhan terselubung kepada saudara kembarnya bernama Salwa Callista Mereka berpisah sejak bayi karena perceraian kedua orang tuanya. Salwa Callista sendiri terbaring koma tidak berdaya di Rumah Sakit karena sebuah kecelakaan yang sangat tragis.

Untuk mengungkapkan misteri tersebut, Halwa Callista terpaksa berpura-pura menjadi saudari kembarnya, istri dari Dimas Sanjaya dan ibu dari anak berusia lima tahun bernama Noah.

Siapakah yang bertanggung jawab atas kecelakaan saudari kembarnya sampai terbaring koma di Rumah Sakit?

Baca dan ikuti kelanjutannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Mama pulang

Keesokkan paginya

Halwa masih berusaha untuk membangunkan saudara kembarnya dengan sedikit bercerita masa kecilnya bersama sang nenek dan kakek di Belanda, namun respon yang diterima oleh Salwa justru sebaliknya, kondisinya semakin kritis, membuat Halwa kebingungan dan sangat cemas. Ia pun langsung memanggil Dokter untuk memeriksanya, beberapa menit kemudian Dokter datang untuk memeriksa kondisi saudara kembarnya. Dokter berusaha memberikan pertolongan pertama untuk Salwa, dengan menggunakan alat pacu jantung. Halwa menunggu diluar ruangan, kakinya terlalu lemas dan lunglai, dia tidak bisa menopang tubuhnya. Dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh saudara kembarnya. Jantungnya ikut nyeri, saat alat-alat tersebut memacu jantung Salwa. Hampir saja tubuhnya ambruk, jika tidak ditangkap oleh asistennya.

"Nona tidak apa-apa?" tanya Adam, secara tiba-tiba datang dan sudah berdiri dibelakang nona mudanya.

"Dia kritis," jawabnya, Adam bisa melihat tubuh nonanya bergetar saat mengatakan sesuatu.

"Nona harus tenang! Yakinlah bahwa Nona Salwa akan baik-baik saja," yakin Adam.

"Terima kasih," ujarnya. Beberapa jam kemudian, Dokter keluar dari ruangan Salwa. Dan memberi tahukan bahwa kondisi Salwa sudah stabil. Ada sesuatu yang menggangu di otaknya, dia begitu terkejut menerima respon itu, sehingga dia mengalami keadaan kritis.

"Apakah saya salah Dokter, jika saya bercerita masa kecil saya kepadanya?" tanya Halwa kepada Dokter.

"Tidak, Nona! Memang keadaan yang dialami Nona Salwa umum terjadi! Sepertinya ada sesuatu yang menjadi bebannya selama ini," jelas Dokter.

"Kira-kira apa ya?" gumam Halwa.

Melihat kondisi Salwa yang sudah membaik, Halwa mengajak Adam untuk membicarakan masalah yang penting dengannya di kantin Rumah Sakit. Adam memberikan data-data perihal semua informasi mengenai saudara kembarnya. Halwa mempelajarinya dengan cermat, sedikitnya dia tahu tentang keluarga Salwa. Dia menitipkan Salwa kepada Adam, agar selama dia di rumah saudara kembarnya, Adam bisa menjaga Salwa dengan baik.

Siang itu juga, Halwa pergi ke salon merubah dirinya persis seperti Salwa. Gadis cantik nan sederhana, dengan pakaian yang sederhana pula. Halwa memotong sedikit rambutnya agar mirip persis seperti Salwa, dengan menambahkan bandana dirambutnya yang lurus. Dia membeli beberapa potong pakaian yang sengaja dia beli di tanah Abang. Pakaian yang sangat murah dan simple, itulah pakaian keseharian Salwa selama ini. Dia juga membeli beberapa sandal dan sepatu yang harganya juga ramah dikantong, bukannya dia tidak bisa membelinya, itu dia lakukan agar dirinya persis dengan Salwa aslinya.

Dia sudah membeli semua barang yang dibutuhkan, bahkan penampilannya sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Dia berjalan menyusuri koridor Rumah Sakit, ia menepuk bahu Adam. Adam menoleh ke arahnya. Adam membulatkan matanya, hampir tidak mengenali nona mudanya.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Halwa kepada asisten Adam.

"Apakah ini sungguh, Nona?" tanya Adam, sambil mengerjapkan matanya tidak percaya. Nona mudanya merubah penampilannya, sangat mirip dengan Salwa.

"Tentu saja, kau pikir siapa?" cibir Halwa.

"Nona terlihat sangat mirip dengan aslinya! Nona benar-benar sangat luar biasa," puji Adam.

"Kau bisa saja," senyum Halwa.

Halwa memasuki ruangan saudara kembarnya, berpamitan kepada Salwa. Dia mencium puncak kepala saudara kembarnya. Dia berjanji akan menemukan orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi kepada saudara kembarnya.

"Aku akan membuat mereka membayar semuanya," bisik Halwa ke telinga Salwa. Tidak terasa air mata Salwa luluh begitu saja, meskipun matanya masih tertutup rapat.

Adam mengantarkan Halwa ke Rumah besar itu. Rumah milik seorang pengusaha muda yang cukup sukses, namun masih dibawahnya. Dia adalah suami sah saudara kembarnya, rumah milik Dimas Sanjaya. Mobil mereka berhenti didepan rumah besar itu, rumah dengan gaya Eropa. Cukup mewah dan megah, dengan cat berwarna abu-abu dan putih. Tamannya sangat luas dengan pagar tinggi menjulang, dan ada pos security didalamnya.

Halwa menyuruh asisten Adam untuk kembali ke Rumah Sakit. Untuk menjaga dan merawat saudara kembarnya. Adam menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Setelah mobil Adam tidak terlihat, Halwa berjalan menuju depan gerbang rumah tersebut. Dua security yang menjaga, nampak begitu terkejut. Pasalnya nyonya muda rumah ini datang kembali setelah enam bulan menghilang tanpa kabar.

"Nyonya?" panggilnya, dia begitu terkejut melihat nyonya mudanya berdiri di depan gerbang. Security langsung membuka gerbangnya, dan mempersilahkan nyonyanya masuk ke dalam. Halwa hanya tersenyum, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Security langsung memberikan kabar itu kepada tuan mudanya, Dimas juga sangat terkejut. Namun dia juga berusaha bersikap tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Didalam hatinya, dia sangat geram dan marah.

Ting tong ...

Suara bel nyaring berbunyi, salah satu pelayan membuka pintu rumah tersebut. Pelayan juga sama terkejutnya dengan security didepan. Ia tidak menyangka, nyonya yang pernah tinggal di rumah ini sudah kembali. Halwa tersenyum sangat manis kepada pelayan tersebut.

"Nyonya? Anda sudah kembali!" ucap Mimin, nama pelayan itu.

"Iya, saya kembali," ujarnya.

"Ehm ... Ehm .... Ehm." terdengar suara seseorang batuk, Mimin langsung berpamitan undur diri ke dapur. Ternyata Dimas dan Anita sudah menunggu kedatangan Salwa dengan perasaan tidak senang, raut muka mereka berdua sungguh tidak bersahabat menatap dirinya.

"Mau apa lagi kau datang kemari?" tanya Dimas dengan ketus. Salwa menoleh ke arah lawan bicaranya, dia bisa memperkirakan bahwa kemungkinan laki-laki yang bertanya kepadanya adalah Dimas Sanjaya, suami dari Salwa. Laki-laki tampan berperawakan tinggi, dengan raut muka yang dingin sedingin salju.

"Ehm, saya datang kemari karena saya masih istri kamu," jawabnya sangat kaku, karena Halwa memang tidak tahu apa yang harus dikatakan seorang istri kepada suaminya, karena dia belum berpengalaman berumah tangga. Dimas mengernyitkan alisnya.

"Aneh sekali," gumamnya.

"Setelah meninggalkan rumah dengan selingkuhan mu! Setelah bosan kau pulang ke rumah suamimu!" hardiknya dengan sangat ketus.

"Selingkuhan?" bingung Halwa.

"Sure, suaminya tidak tahu bahwa istrinya terbaring di Rumah Sakit," batin Halwa.

"Kamu salah! Aku mengalami kecelakaan," ujarnya.

"Jangan percaya, Mas! Aku yakin, dia ingin menyelamatkan dirinya agar kebusukannya tidak tercium," sela wanita disampingnya.

"Wanita pembohong seperti dia tidak perlu kau dengarkan ucapannya," imbuhnya lagi.

Halwa menoleh ke arah wanita di samping Dimas, wanita muda berperawakan tinggi semampai. Kulitnya putih dan bercahaya, cantik dan sangat seksi. Melihat tutur bahasanya sepertinya wanita itu sangat tidak suka dengan kehadirannya.

"Itu benar, aku memang kecelakaan," jawabnya.

"Sudahlah! Kau tidak usah berbohong lagi, kau pikir aku bodoh! Kau pergi dengan laki-laki lain dan sekarang kau ingin kembali kepadaku!"

"Cih, benar-benar menjijikan!" ejeknya.

"Sekarang kau pergi dari rumahku, aku tidak sudi menerimamu disini," bentak suaminya.

"Tolong, jangan usir aku! Aku bersumpah, aku tidak berselingkuh," ucapnya. Namun Dimas yang sudah naik pitam, menyuruh security menyeret istri pertama tuannya.

"Ayo, nyonya! Silahkan pergi dari sini!" ajak security. Halwa hanya pasrah menerima ajakan security, ternyata sedari tadi ada sepasang mata yang melihat dan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Seorang anak kecil berusia lima tahun datang menghampiri dan memeluk Halwa dengan sangat erat.

"Hiks ... hiks .... hiks."

"Mama, jangan pergi lagi, Mama!" ucapnya sambil terisak-isak.

"Noah, biarkan wanita itu pergi!" perintah papanya.

"Tidak, Papa! Aku kangen sama Mama! Aku rindu Mama! Aku ingin bersama Mama! Jika Papa tidak mengizinkan Mama tinggal disini, biarkan Noah ikut Mama," ucapnya sambil menangis tersedu-sedu. Halwa sangat bingung, dia tidak tahu harus bagaimana, dia berharap keputusan suaminya berubah karena rengekan dari anak kecil yang sekarang sedang mendekapnya dengan sangat erat.

"Hiks ... hiks .... hiks."

"Jangan usir Mama, aku rindu Mama! Biarkan Mama disini bersama Noah! Noah berjanji menjadi anak yang baik, tidak nakal lagi! Tidak akan membuat Papa marah-marah lagi," ujarnya, membuat hati Halwa tersentuh. Dimas juga sangat tersentuh dengan permohonan sang anak.

"Papa, jangan usir Mama! Noah akan menjadi anak yang baik! Noah berjanji papa," mohon Noah sambil berlutut didepan sang ayah.

"Baiklah, Mamamu boleh tinggal disini! Dia akan tidur denganmu! Karena kamar utama di rumah ini sudah menjadi kamar ku dengan Anita," jawabnya sambil berlalu pergi dengan istri keduanya. Entah kenapa kata-katanya sengaja ia lontarkan untuk membuat hatinya terluka, namun Halwa hanya diam dan cuek.

"Mama?" senangnya. Noah memeluk dirinya dengan sayang. Halwa membungkukkan badannya, menatap manik anak kecil itu penuh arti.

"Kau kah keponakan ku?" tanyanya dalam hati.

"Wajahmu sangat mirip dengan Mamamu," gumamnya, jari Halwa menunjuk ke arah hidung mancung Noah, kemudian menyentuh pipi Noah, beralih ke rambut Noah. Kemudian memeluknya dengan sangat erat. Noah merasa sakit di bagian pundaknya, kemudian Halwa hendak membuka baju Noah, namun Noah menepis tangan Mamanya.

to be continued......

1
Ibu Dewi
y lucu bsnget aku sangat ingin punya anak kembar tpi alloh tida memberi ki anak kembar hehe nasib
Bella Hikmah
seru sekali
Ibu Dewi
ah aku jdi msles baca nys klo cerita nya begini salwa di sakiti sekaranh halea juga dama bosen jdi nya malah emosi baca nya juga
Ira
ok
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍🌹🌹🌹
Yulia Setiawan
Luar biasa
Yeti priawartini
,💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Anonymous
keren
Sri Wiwin
buat salwa bahagia ama reyhan
Itoh
tidak menarik ceritanya terlalu berbelit²
Itoh
ktanyaa ahli beladiri tpii d ko lemahh gk ada perlawanan
Sastri Dalila
👍👍👍
Kharisma Yuliana
Luar biasa
Dede Mila
tulang rusuk kali Thor bukan sumsum...
Dede Mila
mulai baca
Anonymous
keren
Lii Art
Luar biasa
reza indrayana
kenapa ceritanya Salwa hrs meninggal...sedih banget nich...belum bahagia tp kisahnyansdh begini...😥😥😭😭😭
reza indrayana
Bikin dredeg dn Tegang bangeeetTtt....😥😥🤦🏼‍♂️🤦🏼‍♂️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!